Medan (SIB)
Premanisme masih terus menjadi ancaman serius bagi masyarakat Medan. Gilanya, meski telah dilapor ke Polrestabes Medan dan jajaran, para preman tersebut seperti tidak perduli dengan terus melakukan aksi yang meresahkan.
Sementara layanan pengamanan dari Polrestabes Medan dan jajaran selalu datang terlambat. Layanan lambat aparat keamanan inilah yang membuat masyarakat terus dihantui ketidaktenangan.
Situasi tidak aman tersebut yang sekarang dirasakan ratusan wartawan dan warga lainnya yang memiliki kavling perumahan di Kompleks Perumahan PWI di Jalan PWI, Desa Sampali, Percut Seituan, Delisersang.
Menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Hermasjah, saat ini, para wartawan pemilik kavling di Kompleks Perumahan PWI Desa Sampali, dihantui ketakutan akibat aksi barbar para preman. Sebab saat ini, para preman yang dipimpin pria bermarga Galingging itu, terus melakukan penyerobotan secara paksa atas tanah yang sudah dikuasai para wartawan sejak tahun 2004.
Akibat tidak tahan lagi dengan gangguan para preman tersebut, sekitar 70-an wartawan dan warga lainnya selaku pemilik kavling di Kompleks Perumahan PWI tersebut, Sabtu (23/1/2021), menggelar rapat akbar di kawasan Kompleks Perumahan PWI tersebut.
Dalam rapat yang dipimpin Hermansjah, dan Sekretaris PWI Sumut, Edward Thahir itu, dibahas aksi preman yang semakin beringas yang terus merampas tanah warga. Misalnya, para kelompok preman Galingging Cs yang telah merampas kavling perumahan nomor B-15 milik Nizam, wartawan yang juga Kepala Biro Harian Waspada di Rantauprapat.
Di bawah komando Galingging Cs, para kelompok preman itu bahkan sudah membangun rumah di atas tanah milik Nizam tanpa sepengetahuan Nizam selaku pemilik kavling.
Dalam rapat tersebut, para wartawan juga membahas upaya untuk mengusir para preman. Termasuk dengan cara melapor ke pihak kepolisian. Sayangnya, dalam rapat itu terungkap kekecewaan para wartawan atas lambatnya layanan pengamanan pihak kepolisian.
Menurut Hermansjah, aksi premanisme yang merampas tanah di Kompleks Perumahan PWI Sampali itu, sudah dilaporkan ke Polrestabes. Tapi, sangat mengecewakan. Tindakan kepolisian sangat lambat. Sebab, aksi para preman itu terus berlanjut. Bahkan, bangunan mereka kini sudah siap sekitar 60 persen.
BERULANGKALI LAPOR
Upaya untuk melaporkan tindakan barbar premanisme di kawasan Kompleks Perumahan PWI Sampali ini, menurut Edward Thahir, sudah berulangkali dilakukan. Secara kelembagaan, Hermansjah selaku Ketua PWI Sumut dan Edward Thahir selaku Sekretaris, bahkan sudah berkoordinasi langsung dengan Polsek Percut Seituan.
Begitu juga ke Polrestabes Medan, PWI Sumut sudah berkoordinasi mengharap agar Polrestabes Medan mengambil langkah tegas membasmi para preman tersebut.
Sebelumnya dua anggota keluarga wartawan pemilik kavling di Kompleks Perumahan PWI Sampali, juga sudah melapor ke kepolisian atas tindakan premanisme yang sangat meresahkan di kawasan tersebut. Keduanya adalah Keluarga Almarhun H Nurdin Purba yang melapor ke Polsek Percut Seituan, akibat tindakan para preman yang terus melakukan pemerasan.
Kemudian, Alfian, yang melapor ke Polrestabes Medan akibat tindakan para preman yang mencoba merampas kavlingan tanahnya. Terakhir laporan Nairul Nizam yang juga ke Polrestabes Medan.
"Sayangnya, kami dan teman teman wartawan warga kompleks merasa kecewa atas layanan pengamanan pihak kepolisian ini. Padahal, tindakan para premanisme sudan sangat meresahkan. Apakah polisi menunggu kami bentrok dan bunuh- bunuhan dengan para preman?" tegas Hermansjah.