Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Produksi Minyak Indonesia Makin Anjlok Akibat Gelombang Laut Tinggi

- Kamis, 23 Januari 2014 13:59 WIB
402 view
Produksi Minyak Indonesia Makin Anjlok Akibat Gelombang Laut Tinggi
Jakarta (SIB)- Cuaca yang buruk disertai angin kencang menyebabkan gelombang laut tinggi hingga 6 meter. Kondisi ini membuat beberapa lokasi produksi minyak dan gas bumi terhenti, dan mengakibatkan produksi minyak terus turun.

Ini terjadi di Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) pada 20 Januari 2014 malam. Ada insiden bocornya selang penyalur minyak mentah (hose) yang menghubungkan alat tambat (single point mooring) dan Floating Storage Offloading (FSO) Abherka di perairan Utara Surabaya.

Akibat insiden tersebut, PHE WMO memutuskan langsung menghentikan produksi minyak dari lapangan tersebut agar tidak terjadi tumpahan minyak.

Kepala Bagian Humas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Elan Biantoro menjelaskan, dengan kondisi di lapangan saat ini, dengan kecepatan angin berkisar 27-35 knot dan ombak setinggi 3-6 meter beberapa proyek produksi terpaksa dihentikan, seperti yang terjadi di PHE WMO.

"Akibat insiden tersebut, produksi minyak PHE WMO sebesar 22.200 barel per hari terhenti, tetapi untuk produksi gas 120 juta kaki kubik per hari (mmscfd) hanya turun menjadi 40 mmscfd," ujar Elan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/1).

Selain itu, karena cuaca buruk, Lapangan migas Sukowati yang dikelola JOB Pertamina Petrochina East Java juga hampir menghentikan seluruh kegiatan produksinya. Lapangan Sukowati memproduksi 29.000 barel minyak per hari dan 26 mmscfd.

"Tapi situasi ini tidak sampai mengakibatkan shut down total. Alasannya, produksi minyak masih bisa ditampung di Central Processing Area (CPA) Mudi. Produksi turun menjadi 8.900 barel per hari dan 18 mmscfd. Begitu bisa diperbaiki produksi akan ditingkatkan lagi," sambung Elan.

Elan menambahkan lagi, hal yang sama terjadi di lapangan Banyu Urip dengan kontraktor Mobil Cepu Limited dan Pertamina EP Cepu yang menghentikan penyaluran produksi minyak ke FSO Cinta Natomas. Produksi lapangan Banyu Urip dioptimalkan penyaluran ke Kilang Tri Wahana Universal (TWU) dan tangki geolink.

"Produksi dari Banyu Urip turun dari 28.000 barel per hari menjadi 21.000 barel per hari. FSO Cinta Natomas sempat terseret beberapa ratus meter ke arah Timur. Kemudian dengan bantuan dua tug boat, akhirnya FSO buang jangkar dan tambat sekitar lima kilometer dari lokasi sandar semula. Akibat peristiwa itu selang penyalur minyak mentah juga terputus, sehingga ada sebagian minyak tersisa di dalam selang yang tumpah ke laut. Tumpahan minyak itu akan langsung dibersihkan begitu cuaca membaik," ungkap Elan. (detikfinance/h)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru