Sabtu, 02 November 2024
JK Kritik Pedas OKI

Konflik Menghambat Potensi Besar Negara Islam

- Minggu, 17 April 2016 12:06 WIB
415 view
Jakarta (SIB)- Sebagai Pimpinan delegasi yang diberikan kesempatan pertama berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) hari kedua, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) kembali menekankan fokus Indonesia, yaitu perdamaian dunia Islam. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, telah terpecah belah karena konflik, terorisme dan radikalisme.

“Mari kita menjawab akar permasalahan, mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang dihadapi Dunia Islam. Itulah satu-satunya jalan ke depan,” tegas JK dalam sesi General Debate KTT OKI ke-13 di Istanbul Congress Center, Istanbul, Turki, Jumat (15/4), sebagaimana dikutip dari laman resmi wapresri.go.id.

Menurut JK, sejauh ini, OKI gagal memenuhi tugas dan tanggung jawabnya untuk melindungi dan mempersatukan anggotanya sehingga saling berperang yang mengakibatkan jatuhnya jutaan korban manusia tak berdosa.

“Kita telah membiarkan politik dan ego sektarian mempengaruhi kita. Padahal Allah sendiri telah mengingatkan kita untuk saling menolong, bukan saling menganiaya,” tegasnya.

Padahal, dipaparkannya OKI dengan 57 negara anggota adalah organisasi terbesar kedua setelah PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), yaitu apabila digabungkan, populasinya mencapai 1.7 miliar jiwa, atau 22,7 persen dari total populasi dunia dengan jumlah penduduk usia muda terbesar, mencapai 53,3 persen.

Ditambah lagi, lanjutnya, PDB per kapita OKI rata-rata mendekati US$ 10.000 dan mayoritas negara OKI juga memiliki sekitar 2/3 cadangan minyak dan gas dunia.

Tetapi, JK menyayangkan potensi besar tersebut belum dapat dimaksimalkan untuk memberikan kesejahteraan dan keadilan bagi anggotanya. Sebaliknya, jutaan ummat Islam mengungsi ke negara non-muslim untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

“Aset yang harus digunakan bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakat kita, namun juga berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan global,” katanya.

Oleh karena itu, JK mengharapkan kepada seluruh anggota OKI, untuk memperkecil perbedaan dan kembali kepada khittah Islam sebagai rahmatan lil alamin, yaitu Islam yang damai dan mengedepankan dialog.

“Sudah waktunya OKI merubah pandangannya. Keluar dari zona nyaman serta pendekatan business as usual. Beradaptasi pada kondisi dan realitas baru. Kita harus memperkuat persatuan kita serta berkontribusi untuk memberi solusi bagi tantangan yang dihadapi negara-negara Islam dan komunitas internasional,” seru JK.

Untuk itu, JK menilai perlu adanya revitalisasi organ dan institusi OKI. Demi mendukung terciptanya perdamaian antar negara Islam.

Lebih lanjut, JK menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar siap berkontribusi dengan memberikan perspektif berbeda atau pengalaman untuk menjawab tantangan Dunia Islam.

FOKUS KEMERDEKAAN PALESTINA
Selain itu, JK kembali menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong kemerdekaan Palestina yang merupakan cikal-bakal berdirinya OKI.

“Kita harus bersatu dalam mencari solusi bagi Palestina”, tegasnya.

MENDORONG KERJASAMA EKONOMI
Dalam kesempatan itu, JK juga mendorong agar kerjasama ekonomi antar negara anggota bisa ditingkatkan. Dengan tujuan, mensejahterakan masyarakat.
“Solidaritas anggota OKI harus diwujudkan melalui kerjasama konkrit serta promosi perdagangan dan investasi antar negara-negara OKI,” ujarnya.

Apalagi, ungkapnya, dengan kenyataan bahwa mayoritas negara OKI masih negara berkembang. (SP/h)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru