Jakarta (SIB)
Anggota Babinsa Koramil 1702-07/Kurulu Yalimo, Sertu Eka Andrianto Hasugian (28) meninggal dunia setelah ditembak orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Yalimo, Papua. Istrinya, Sri Lestari Indah Putri (33) dan anak Sertu Eka juga jadi korban dalam penembakan itu.
Insiden ini terjadi pukul 06.00 Wita pada Kamis (31/3). Sertu Eka mengalami luka tembak di bagian bawah ketiak kanan tembus bagian kanan.
Pada lokasi kejadian ditemukan proyektil dan selongsong peluru kaliber 5.39 mm AK 47. Garis polisi juga telah terpasang di lokasi.
Istri Sertu Eka kena luka sabetan benda tajam di bagian leher. Saat berusaha dievakuasi ke puskesmas, korban meninggal dalam perjalanan.
Sementara itu, kedua anak korban laki-laki yang masing-masing berumur 4 dan 5 tahun berhasil diselamatkan. Mereka sudah diamankan di Puskesmas Yalimo.
"Iya benar, itu istrinya juga meninggal, istrinya itu bidan. Sementara anak-anak aman, ada satu anak yang luka di bagian tangan. Rencana kedua korban dan anak-anaknya akan dievakuasi ke Jayapura," kata Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan saat dikonfirmasi.
Perintahkan Tangkap
Sementara itu, Kepala Staf Angkayan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengutuk keras aksi penembakan prajurit TNI tersebut. Dudung memerintahkan Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen Teguh Muji Angkasa untuk mengejar pelaku.
"Kasad memerintahkan kepada Pangdam XVII/Cenderawasih untuk mengejar pelaku penembakan sampai dengan diketemukan dan dilakukan proses secara hukum," tulis keterangan resmi Dispenad, seperti dilihat, Kamis (31/3).
Dudung mengingatkan prajurit TNI yang bertugas untuk meningkatkan kewaspadaan. Dia meminta seluruh prajurit tidak ragu bertindak tegas untuk menindak pihak tertentu yang mengancam keselamatan.
"Kasad juga memerintahkan kepada seluruh prajurit TNI AD yang melaksanakan tugas di daerah operasi, untuk tidak ragu-ragu bertindak tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang mengancam keselamatan pribadi maupun masyarakat sekitar dan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam setiap pelaksanaan tugas," ujarnya.
Dudung juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban. Dia memastikan TNI AD akan mengurus hak dan memperhatikan masa depan keluarga korban.
Sebelumnya, prajurit TNI Sertu Eka (28) dan istrinya, Sri Lestari Indah Putri (33), tewas ditembak dan disabet sabit senjata tajam (sajam) di Kabupaten Yalimo, Papua. Anak balita Sertu Eka yang turut jadi korban mengalami putus jari.
"Demikian pula anak dari almarhum yang masih balita menjadi korban keganasan OTK, yaitu jari tangannya dipotong," ungkap Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan kepada wartawan, Kamis (31/3).
Ada dua anak lelaki Sertu Eka yang turut jadi korban. Kedua anak korban masing-masing berusia 4 dan 5 tahun.
Sertu Eka yang tewas ditembak OTK merupakan anggota Babinsa Koramil 1702-07/Kurulu. Sementara istrinya yang juga meninggal karena disabet sajam merupakan seorang bidan.
Sertu Eka tewas dalam peristiwa penyerangan di kios milik almarhum Jalan Trans Elelim, Kampung Elelim, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, sekitar pukul 06.15 WIT pagi tadi. Saat serangan terjadi, anak-anak Sertu Eka menjadi sasaran penyiksaan.
Bakar Sekolah
Di tempat terpisah, teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali berulah. Mereka membakar sekolah satu atap SD-SMP dan menganiaya guru di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
"Aksi tersebut dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya," ujar Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Kamis (31/3).
Pembakaran disertai penganiayaan itu terjadi pada Rabu (30/3) pukul 17.50 WIT. Ada puluhan anggota KKB yang melakukan pembakaran.
"Dari keterangan saksi, pukul 16.30 WIT gerombolan KKB berjumlah sekitar puluhan orang masuk ke dalam Kampung Hitadipa, kemudian membakar gedung Sekolah Satu Atap YPPGI-SMP N 2 Hitadipa berjumlah sembilan kelas," katanya.
"Mereka tidak hanya membakar gedung sekolah, mereka juga melakukan penganiayaan terhadap dua warga sipil. Salah satunya adalah guru di sekolah yang mereka bakar," sambung Kamal.
Setelah melakukan pembakaran dan penganiayaan, selanjutnya gerombolan KKB melarikan diri keluar dari Kampung Hitadipa. (detikcom/c)