Kamis, 12 September 2024

MPR Harap Kemajuan Teknologi Lahirkan Banyak Orang Hebat di Gen Z

Redaksi - Senin, 25 Juli 2022 11:29 WIB
578 view
MPR Harap Kemajuan Teknologi Lahirkan Banyak Orang Hebat di Gen Z
Foto: Ist/harianSIB.com
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas Setjen MPR, Budi Muliawan.
Jakarta (SIB)
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas Setjen MPR, Budi Muliawan menilai generasi Z yang lahir di rentang 1997-2012 sebagai generasi yang sangat beruntung.

Menurutnya, sejak lahir hingga mencapai usia matang mereka sudah melek teknologi dan berada dalam era di mana teknologi digital tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan data sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Februari-September 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa.

Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.

Menurut Budi, Generasi Z mempunyai nilai lebih bila saling bersinergi antar sesama maupun bersinergi dengan elemen bangsa lainnya.

Ia menyebutkan Generasi Z yang sudah melek teknologi dalam kesehariannya sangat aktif berselancar di berbagai platform media sosial, bahkan mereka memiliki lebih dari satu akun di medsos.

"Potensi ini harus betul-betul disadari para mahasiswa dan pemuda," ujar Budi dalam keterangannya, Minggu (24/7).[br]



Sebagai generasi yang menguasai teknologi informasi, kata Budi, Generasi Z sangat mudah mengakses berbagai informasi.

Kemudahan akses ini tidak dirasakan oleh generasi Baby Boomers yang lahir pada tahun 1946-1964. Saat itu, akses informasi yang diterima Generasi Baby Boomers sangat terbatas karena sebagian besarnya berasal dari media cetak seperti koran.

"Kita harap akses yang dilakukan bisa menambah wawasan, daya kreatif, imajinasi serta inovasi," tuturnya.

Oleh karena itu, Budi menilai Generasi Z semestinya bisa melahirkan lebih banyak orang hebat dibanding generasi Baby Boomers berkat adanya kelebihan teknologi saat ini.

"Saya mengajak Generasi Z untuk mengisi kemerdekaan dengan cara kalian sendiri. Silakan kalian bebas, asal tetap lakukan hal yang positif serta tetap bersandar kepada nilai-nilai luhur bangsa dan tidak pernah berhenti belajar," jelas Budi.

Ia pun mengajak generasi muda dan mahasiswa menghadapi tantangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu dan tidak sama dengan masa-masa sebelumnya.

Menurutnya, era kemajuan teknologi berbasis digital yang berkembang sangat cepat telahmewarnai dan mempengaruhi segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Kecanggihan teknologi ini membuat jarak dan waktu seperti tak ada sekat lagi. Semuanya serba cepat, mudah dan efisien.

"Kemajuan teknologi seperti yang saat ini kita alami menjadi tantangan bersama," terangnya.

Dalam Sarasehan Kehumasan MPR 'Menyapa Sahabat Kebangsaan' yang berlangsung Jumat (22/7) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Yogyakarta, Budi turut mengajak semua pihak merevitalisasi semangat Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

"Revitalisasi semangat kemerdekaan menemukan momen yang tepat di mana bangsa Indonesia sebentar lagi akan memperingati HUT Indonesia Merdeka ke-77 tahun," ucapnya.

Ia mengatakan peran generasi muda sangat berarti dan penting dalam kemerdekaan 17 Agustus 1945. Para generasi muda mendorong kemerdekaan segera dilakukan agar bangsa ini segera lepas dari segala bentuk penjajahan bangsa asing.[br]



"Semangat seperti inilah yang perlu direfleksikan oleh mahasiswa sebagai semangat untuk segera membangun dan memajukan bangsa," papar Budi.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang ini mengatakan peran generasi muda selalu mengukir sejarah perjalanan bangsa.

Gerakan generasi muda, mahasiswa, atau yang disebut juga sebagai kaum terpelajar mulai tumbuh pada tahun 20 Mei 1908 dengan lahirnya organisasi pemuda Budi Utomo.

"Organisasi ini lahir dari kepedulian mahasiswa STOVIA untuk bangkit sebagai bangsa yang punyai harkat, martabat, dan harga diri," tutur Budi.

Peristiwa ini pun hingga kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Menurutnya, kebangkitan Nasional ini menjadi titik balik perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya berjuang dengan mengandalkan perlawanan fisik, beralih lewat pergerakan organisasi.

Gerakan 20 Mei 1908 berkembang dan berlanjut semakin mengerucut pada 28 Oktober 1928 dengan diselenggarakannya Kongres II Pemuda. Dari kongres inilah, muncul kesepakatan satu bangsa, nusa, dan Bahasa Indonesia.

"Hal demikian diikrarkan oleh berbagai organisasi pemuda yang memiliki latar suku, agama, dan bahasa," ungkapnya.

Meski bangsa Indonesia sudah merdeka, Budi menyampaikan generasi muda dan mahasiswa tetap kritis dan cerdas dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa.

Salah satunya turut mengubah sejarah perjalanan bangsa pada tahun 1966 dan 1998.

"Dari sinilah mahasiswa berperan tidak hanya meletakan fondasi persatuan bangsa namun juga ikut berperan penting dalam perjalanan bangsa selain banyak peran lain yang dilakukan di tengah masyarakat," pungkasnya.

Sebagai informasi, sarasehan bertema 'Peran Mahasiswa Dalam Mengisi Kemerdekaan' ini turut dihadiri Plt. Deputi Administrasi Setjen MPR Siti Fauziah, SE, MM; Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian UIN Suka DR. H. Abd. Syakur, M.Si; Dosen FISHUM UIN Suka Dr. Bono Setyo, M.Si; dan sekitar 100 mahasiswa yang datang dari berbagai fakultas dan jurusan. (detikcom/d)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
komentar
beritaTerbaru