Minggu, 13 Oktober 2024

Saut Situmorang Sebut Pencopotan Brigjen Endar Sarat Muatan Politik

Redaksi - Kamis, 20 April 2023 09:36 WIB
289 view
Saut Situmorang Sebut Pencopotan Brigjen Endar Sarat Muatan Politik
Foto: dok. 20detik
Saut Situmorang
Jakarta (SIB)
Sejumlah pihak mulai dari pakar hukum tata negara, guru besar politik, hingga eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ramai-ramai menyatakan kasus pencopotan Brigjen Endar Priantoro bermotivasi politis.

Dalam Political Show CNN Indonesia TV, pada Senin (17/4), mantan Pimpinan KPK Saut Situmorang menegaskan pemecatan Endar dari jabatan Direktur Penyelidikan KPK sarat nuansa politik.

Menurutnya, lembaga antikorupsi itu tidak menepati komitmen semua badan antirasuah di seluruh dunia, yang dibuat pada 2012 lalu saat berkumpul di Jakarta.

"Sangat naif kalau kita bilang tidak ada motif politis," kata Saut.

Saut menjelaskan dalam pertemuan itu, badan antikorupsi sepakat untuk menjalankan setidaknya tiga komitmen.

Pertama, kesepakatan untuk tidak memecat ketua KPK secara sembarangan. Kedua, ketua KPK tak boleh menyalahgunakan wewenang, termasuk memecat bawahannya. Lalu ketiga, melindungi pekerja.

"Sekarang dunia internasional melihat 'eh itu komitmen Jakarta enggak ditepatin. Kok lu pulangin itu orang sembarangan?' Enggak jelas juntrungannya," kata Saut.

Tak cuma Saut, Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana juga mengakui pencopotan jenderal bintang satu Polri itu memang bermotivasi politis.

Denny berujar hal itu terlihat dalam sejumlah kasus di KPK yang menurutnya menjadi bagian dari strategi pemenangan Pemilu 2024.

"Boleh dibantah, tapi ini menjadi rahasia publik. Ketua yang ini kasusnya a, b, c. Tokoh yang itu kasusnya a, b, c, sehingga kemudian hukum menjadi daya tawar, bargaining, untuk Anda berposisi di mana berkoalisi di mana," kata Denny.[br]


Menurut Denny, masalah yang kini menerpa KPK bukan cuma perkara pencopotan Endar, melainkan juga sederet kasus lainnya termasuk soal kebocoran dokumen diduga hasil penyelidikan KPK di media sosial baru-baru ini.

"Jadi kami datang [ke KPK beberapa waktu lalu] untuk (mengingatkan) "KPK, stop. Jangan jadi bagian dari pertarungan politik". Karena sangat bahaya bagi KPK," ucap Denny.

Guru Besar Politik dan Keamanan Unpad Prof Muradi juga setuju bahwa pemecatan Endar punya tujuan politik.

Namun menurut Muradi, motivasi politik itu justru bukan untuk menguntungkan rezim saat ini, melainkan menguntungkan "calon yang lain". Dia tak merinci siapa calon yang berbeda tersebut.

"Kalau pun lihat dari [politik] 2024, saya kira Pak Jokowi apa legacy yang mau beliau bangun? Menjaga tadi, supaya lembaga-lembaganya hidup rukun dan membangun proses demokrasi yang lebih baik. Saya sih enggak melihat ada motif yang kemudian memaksakan orang untuk didorong supaya jadi Pilpres 2024 dan sebagainya," ucapnya.


Kecewa
Sementara itu, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengaku kecewa dengan Denny Indrayana karena pernyataan tersebut hadir dari sosok yang dianggap sebagai pejuang anti korupsi.

"Kami sangat menyayangkan pernyataan tokoh yang sejauh ini dikenal masyarakat sebagai pejuang anti korupsi, yang selalu berdiri tegak bersama KPK dan masyarakat," ujar Ali Fikri via pesan singkat, Rabu (19/4).[br]


Ali menegaskan KPK tidak akan terpengaruh oleh pernyataan yang diutarakan oleh Denny sebelumnya. Menurut Ali, lembaganya justru menuding adanya politik praktis di balik pernyataan para pengkritik KPK.

"Merekalah yang sesungguhnya sedang berpolitik praktis. Ada kepentingan kelompoknya di balik pernyataannya," kata Ali.

"Tentu KPK tidak terpengaruh sama sekali dengan narasi dan upaya-upaya sistematis, sengaja menghambat penegakan hukum tindak pidana korupsi," ujarnya. (CNNI/d)





Sumber
: Koran SIB
SHARE:
komentar
beritaTerbaru