Kamis, 19 September 2024
Buka Mahasabha XIII KMHDI di Palu

Jokowi: Rivalitas dan Geopolitik Kian Memanas

* Hampir Separuh Negara di Dunia Jadi “Pasien” IMF
Redaksi - Kamis, 31 Agustus 2023 08:56 WIB
271 view
Jokowi: Rivalitas dan Geopolitik Kian Memanas
Foto: Tangkapan layar/Antara/Andi Firdaus
SAMBUTAN: Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidato sambutannya dalam pembukaan Mahasabha XIII KMHDI di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu (30/8). 
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada semua pihak bahwa rivalitas dan situasi geopolitik saat ini kian memanas dan menjadi salah satu tantangan setiap negara.

Demikian disampaikan Presiden dalam sambutannya pada acara Pembukaan Mahasabha XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) 2023 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (30/8).

"Tantangan dunia ini tidaklah mudah. Rivalitas dan geopolitik juga begitu, tidak semakin mereda tapi semakin meningkat, memanas," kata Jokowi.

Dia mengatakan, memanasnya rivalitas dan geopolitik tidak hanya terjadi di kawasan di barat, perang Rusia dan Ukraina, tetapi juga di dekat Indonesia.

Presiden mengatakan, yang tidak kalah menakutkan adalah perubahan iklim yang sekarang mulai dirasakan hampir semua negara.

"Yang biasanya dingin jadi panas, yang biasanya panas menjadi lebih panas. Gelombang panas, super El Nino, sebuah hal yang harus kita sikapi dengan bijak," ujarnya.

Terkait perubahan iklim ini Presiden menyampaikan bahwa dalam ajaran Hindu ada yang disebut Tri Hita Karana salah satunya adalah palemahan yakni hubungan harmonis antara manusia dengan alam.

Menurut Presiden, hal itu sering dilupakan dalam kehidupan modern. Banyak orang berpikir seolah-olah alam baik-baik saja.

"Tahu-tahu datang gelombang panas di hampir sebagian negara di dunia. Oleh sebab itu kita semuanya sekarang ini hampir semuanya dihantui yang namanya perubahan iklim. Semuanya," kata Jokowi.

Oleh sebab itu dia menekankan pentingnya penerapan ekonomi hijau. Menurutnya semua negara saat ini berbondong-bondong berusaha masuk kepada penerapan ekonomi hijau.

Dia menekankan ekonomi hijau menjadi tantangan sekaligus peluang yang mesti diwujudkan, termasuk juga mengenai hilirisasi di berbagai sektor.


"Pasien" IMF
Jokowi juga mengemukakan, hampir separuh negara di dunia saat ini menjadi "pasien" Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) seiring berbagai tantangan global di era endemi Covid-19.

"Saya bertanya kepada managing director-nya IMF, terakhir berapa negara yang jadi pasiennya IMF? 96 negara, hampir separuh negara di dunia sekarang ini menjadi pasiennya IMF. Artinya sekali lagi, tantangan dunia saat ini semakin tidak mudah," kata Jokowi yang diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta.

Meski Indonesia berhasil melampaui masa krisis pandemi yang melanda selama tiga tahun dengan baik, tapi Jokowi memperkirakan tantangan yang dihadapi dunia pada era endemi justru semakin sulit.

Menurut Jokowi, tidak sedikit pula ekonomi sejumlah negara di dunia yang ambruk setelah beberapa saat melampaui masa krisis pandemi.

"Krisis ekonomi, bisa mengatasi pandeminya, tapi tidak bisa mengatasi ekonominya. Krisis pangan bisa diatasi, tapi pangan harganya di banyak negara naik lebih dari 50 persen, ada yang lebih dari 100 persen," katanya.

Jokowi juga menyoroti situasi negara Uni Eropa yang saat ini sedang dilanda krisis energi.

"Krisis energi di beberapa negara Uni Eropa, gas, BBM naik, bahkan ada yang sampai 700 persen. Kita kalau dinaikkan (harga) bensin 10 persen saja, mahasiswa saja demonya 2 bulan, naik 20 persen demonya 6 bulan. Itu ada yang naik (harga) gas sampai 700 persen," katanya. (Antara/d)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
komentar
beritaTerbaru