Jumat, 04 Oktober 2024

Istana Belum Akan Ambil Langkah Hukum soal Cerita ‘Hentikan Kasus e-KTP'

Redaksi - Kamis, 07 Desember 2023 09:16 WIB
222 view
Istana Belum Akan Ambil Langkah Hukum soal Cerita ‘Hentikan Kasus e-KTP'
Foto: Eva/detikcom
Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana
Jakarta (SIB)
Pengakuan eks Ketua KPK Agus Rahardjo terkait adanya intervensi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan kasus e-KTP yang melibatkan Setya Novanto menjadi heboh. Apakah Istana ada niat mengambil langkah hukum terhadap Agus Rahardjo?

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan Jokowi sudah bersuara soal tudingan tersebut. Ari menilai apa yang disampaikan itu sudah menjadi sikap Jokowi.

"Presiden kan sudah menjelaskan kemarin ya sangat gamblang apa yang beliau sampaikan. Saya kira itu sudah disampaikan kepada masyarakat apa yang jadi concern beliau, apa yang jadi pernyataan beliau itu sudah disampaikan secara terbuka," kata Ari kepada wartawan, di Kemensetneg, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).

Ari menekankan sejauh ini Istana belum ingin mengambil langkah hukum. Dia lantas meminta masyarakat tidak mengambil informasi sepihak.

"Sampai saat ini belum ada," ujarnya.

"Ini kan edukasi juga pada masyarakat ya supaya jangan ambil informasi sepihak dan itu sudah kemarin disampaikan secara jelas oleh bapak presiden. Apa yang beliau sampaikan itu menurut saya sesuatu yang sudah clear," lanjutnya.

Ari juga menjawab soal jika DPR menggunakan hak interpelasi terkait persoalan itu. Ari mengatakan itu adalah ranah DPR.

"Saya kira itu ranahnya DPR ya. Saya tidak berkomentar soal itu," ujarnya.

Lebih lanjut, usai pengakuan Agus Rahardjo, muncul juga pengakuan lain, yakni dari mantan Menteri ESDM era Jokowi, Sudirman Said, yang bilang pernah dimarahi Jokowi gegara melaporkan kasus 'papa minta saham'. Ari enggan berkomentar terkait munculnya pengakuan-pengakuan itu. Dia lantas mempertanyakan munculnya pengakuan itu menjelang Pemilu 2024.

"Saya kira kita bisa memahami karena konteks saat ini kan konteks kontestasi politik dalam pemilu. Sehingga bisa dipertanyakan apa kepentingan di balik ini. Tentu kita dalam konteks ini merasa ada sesuatu yang muncul begitu dalam kurun waktu dalam saat menjelang pemilu diselenggarakan. Tentu itu jadi pertanyaan," ucapnya. (detikcom/c)



SHARE:
komentar
beritaTerbaru