Selasa, 10 September 2024

Antusiasme WNI di Kuala Lumpur Nyoblos Pemilu Luar Biasa

* Ketua KPU Pastikan Pihaknya Bekerja Sungguh-sungguh
Redaksi - Senin, 12 Februari 2024 09:05 WIB
586 view
Antusiasme WNI di Kuala Lumpur Nyoblos Pemilu Luar Biasa
Foto: Ant/Rafiuddin Abdul Rahman
PEMILU DI KUALA LUMPUR: Warga Negara Indonesia (WNI) mengantre untuk mencoblos dalam pemungutan suara Pemilu 2024 di Pusat Dagangan Dunia Kuala Lumpur (WTC), Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (11/2). WNI yang menetap di Malaysia melakukan pencoblosa
Jakarta (SIB)
Warga Negara Indonesia (WNI) Malaysia melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) berlokasi di World Trade Center (WTC) di Kuala Lumpur. Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Kuala Lumpur, Puji Sumarsono, mengatakan pelaksanaan pencoblosan itu mendapat antusiasme WNI yang datang menyalurkan suaranya.

Dalam sebuah video di media sosial, Minggu (11/2), terlihat WNI memadati kawasan WTC hingga membeludak. PPLN tampak mengatur alur pencoblosan para pemilih yang datang berduyun-duyun.

Tampak WNI berjalan mengikuti alur yang telah disediakan. Tak sedikit dari mereka yang mengangkat ponsel mengabadikan momen pencoblosan di seberang Tanah Air.

"Betul bahwa pemilu di Kuala Lumpur diselenggarakan hari ini, Ahad, 11 Februari 2023 di WTC," kata Puji kepada wartawan.

Puji mengatakan WNI yang datang antusias mengikuti perhelatan pemilu. Menurutnya, proses pengambilan suara berjalan lancar di Malaysia.

"Video atau foto tersebut betul adanya dan menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari seluruh komponen WNI yang ada di wilayah kerja PPLN Kuala Lumpur untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024 ini," kata Puji.

"Meskipun demikian, alhamdulillah sampai saat ini pemungutan sedang berlangsung dengan situasi aman, lancar dan terkendali berkat kedewasaan berpolitik seluruh WNI di KL," lanjutnya.


Membeludak
Sementara itu, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo ikut jadi tim pemantau bersama sejumlah lembaga terkait pemilihan umum di luar negeri. Wahyu menyebut situasi pencoblosan di WTC Kuala Lumpur, membeludak.

Wahyu Susilo sempat menyambangi TPS di Kuala Lumpur untuk melakukan pencoblosan. Dia menyebut terjadi antrean panjang karena WNI yang datang belum menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Sebagian besar yang mengantre itu adalah pemilih non-DPT. Kalau memang mengacu pada aturan memang baru boleh satu jam sebelumnya, tapi kalau hanya mendapatkan alokasi waktu satu jam, tidak mungkin mereka semua terlayani dalam durasi waktu yang harusnya selesai jam 6 sore," kata Wahyu dalam jumpa pers via zoom, Minggu (11/2).

Wahyu menyebut petugas pemilihan kemudian memberikan toleransi waktu kepada pemilih yang belum terdaftar untuk registrasi. Mereka diperbolehkan untuk registrasi ketika datang ke lokasi.

"Sehingga kita apresiasi pada langkah-langkah kolaboratif yang dilakukan pihak penyelenggara ini memberi toleransi untuk memajukan pemilih-pemilih non-DPT itu juga langsung bisa langsung mencoblos atau meregistrasi di TPS," tutur dia.

Wahyu menyebut ada dua lantai WTC yang digunakan untuk menjadi TPS. Lokasi pemilihan ada di lantai 3 dan 4.

"Jadi TPS 01-139 itu di lantai 4, kemudian TPS 139-223 itu ada di lantai 3, tapi sebelumnya alur dari para pemilih ini diarahkan ke meja registrasi. Meja registrasi itu pada awalnya direncanakan hanya ada 100 meja, tapi mengingat membeludaknya pada calon pemilih ini kemudian diputuskan ada 400 meja registrasi dan tadi juga ada keluhan akses internet sangat lelet," tutur dia.

"Saya tadi juga waktu nyoblos biasanya dikasih barcode atau dikasih print out. Saya dikasih manual aja ditulis tangan ke TPS 001, seperti itu," imbuhnya.

Lebih lanjut, Wahyu menyebut pemilih yang belum terdaftar ini sempat banyak yang tidak bisa masuk karena adanya penyaringan. Hal ini membuat antrean tambah panjang.

"Karena kemudian ada proses filtering itu ada gap yang luar biasa, jadi yang bisa masuk ke meja registrasi kemudian nyoblos itu jumlahnya sangat terbatas, sementara antrean itu overload," sebut Wahyu.

Selain itu, Wahyu menyebut pengelola gedung juga menyalakan seluruh pendingin di lokasi pemilihan. Wahyu mendapatkan cerita itu langsung dari petugas gedung.

"Saya tadi ketemu juga dengan pengelola gedung ini, biasanya mereka hanya mengaktifkan AC central, sekarang ini mereka mengaktifkan semua, kalau tidak salah 8 AC central itu mereka aktifkan semua. Jadi ini memang memperlihatkan bahwa arus massa yang datang ke TPS ini saya kira memang luar biasa, dan memang harus ada crowd management," sebut dia.

Lebih lanjut, Wahyu menyebut jumlah DPT di lokasi pemilihan di WTC ini lebih dari 200 ribu pemilih. Dia memperkirakan pemilih yang belum terdaftar atau non-DPT miliki jumlah yang sama dengan pemilih yang sudah terdaftar.

"Karena ini baru pertama kali dilakukan, baru pertama kali dilakukan di satu tempat dengan jumlah masa yang lebih dari... DPT-nya jumlah massa yang diperkirakan 200 ribu sekian, belum lagi pemilih tambahan atau pemilih yang non-DPT juga diperkirakan jumlahnya hampir seimbang. Ini memang problem yang ada di Pemilu luar negeri," sebutnya.

"Nggak mungkin misalnya kalau kita pakai hukum atau UU Pemilu mengenai daftar pemilih tambahan atau daftar pemilih khusus itu hanya mencadangkan 2% dari sisa surat suara," lanjutnya.

Wahyu mengaku juga sempat bertemu dengan Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja di lokasi. Mereka juga sempat berdiskusi mengenai situasi di lokasi.

"Perhatian mengenai pelaksanaan pungutan suara di World Trade Centre ini saya kira memang menjadi perhatian dari penyenggara pemilu karena tadi saya berjumpa dengan Bawaslu Pak Rahmat Bagja, juga berjumpa dengan 2 komisioner KPU, Pak Ketua Hasyim Asy'ari dan Pak Idham, kami juga berdiskusi dengan Pak Dubes, karena bagaimanapun juga kita tentu harus melihat kondisi ini dari mereka yang juga tahu lapangan, tahu kondisi sosiologis dari teman-teman pekerja migran," jelasnya.

Dalam jumpa pers via zoom ini, sekitar pukul 16.29 WIB atau 17.29 waktu Malaysia, tim pemantau pemilu juga melaporkan secara langsung di WTC, Kuala Lumpur. Di lokasi tampak antrean panjang terjadi di gedung.


SUNGGUH-SUNGGUH
Terpisah, Ketua KPU Hasyim Asy'ari angkat bicara mengenai berbagai tuduhan kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Hasyim menegaskan KPU bekerja sungguh-sungguh dalam menggelar Pemilu 2024.

Dia meminta pihak-pihak yang melakukan tuduhan melihat kerja-kerja profesional yang dilakukan oleh KPU. Hasyim yang tengah meninjau pemungutan suara di WTC, Kuala Lumpur, menyatakan KPU tetap menjaga netralitas dalam Pemilu 2024.

"Intinya KPU mau ada apapun, pernyataan apa pun, yang penting kami bekerja sungguh-sungguh, bekerja berdasarkan aturan, profesional, menjaga integritas dan juga menjaga netralitas," kata Hasyim.

Hasyim menyebut pekerjaan yang dilakukan KPU tersebut masih terus berlangsung. Dia yakin tuduhan-tuduhan kecurangan akan terbantahkan lewat kerja KPU dalam menggelar Pemilu 2024.

"Yang penting kita tunjukkan itu. Nanti macam-macam tuduhan kan akan terbantah dengan kerja-kerja kita ya," ucap Hasyim.

Menurut Hasyim, pada akhirnya sejumlah tuduhan itu akan terbantahkan oleh fakta. "KPU tidak ada niat berbuat yang aneh-aneh," ujarnya.

Hasyim meninjau proses penyaluran suara Warga Negara Indonesia (WNI) yang melaksanakan pemungutan suara untuk Pemilu 2024 di WTC Kuala Lumpur bersama Komisioner KPU Idham Holik dan Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur Umar Faruk.

Sebanyak 223 Tempat Pemungutan Suara (TPS) menerima penyaluran suara WNI yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DTPLN) Kuala Lumpur, Daftar Pemilih Tambahan Luar Negeri (DPTbLN) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK). (detikcom/CNNI/c)



SHARE:
komentar
beritaTerbaru