Jumat, 11 Oktober 2024
Jenderal Iran Keluarkan Perintah

Selidiki Penyebab Jatuhnya Heli Presiden Raisi

* Israel: Kami Tidak Terlibat
Redaksi - Rabu, 22 Mei 2024 09:30 WIB
387 view
Selidiki Penyebab Jatuhnya Heli Presiden Raisi
Foto: AFP/Fars News Agency/Ata Dadashi
Puluhan ribu pelayat mengerubungi mobil yang membawa peti jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam prosesi pemakaman di Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, Selasa (21/5).
Teheran (SIB)
Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri memerintahkan penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi dan rombongannya.


Seperti dilansir Al Arabiya dan kantor berita IRNA, Selasa (21/5), Bagheri menugaskan delegasi tingkat tinggi untuk menyelidiki secara menyeluruh kecelakaan helikopter mematikan pada Minggu (20/5) waktu setempat tersebut.


"Memerintahkan sebuah komite tingkat tinggi untuk meluncurkan penyelidikan terhadap penyebab jatuhnya helikopter presiden," demikian seperti dilaporkan kantor berita Iran lainnya, ISNA News Agency.

Baca Juga:

Delegasi tingkat tinggi yang ditugaskan melakukan penyelidikan itu dipimpin oleh Brigadir Ali Abdollahi, dan telah berangkat ke lokasi kecelakaan. Laporan kantor berita IRNA bahkan menyebut penyelidikan sudah dimulai.


Hasil penyelidikan, menurut kantor berita IRNA, akan diumumkan kemudian setelah misi tuntas dilaksanakan.

Baca Juga:

TIDAK TERLIBAT
Desas-desus beredar di media sosial bahwa dinas intelijen Israel, Mossad terlibat dalam kecelakaan helikopter itu.


Dilansir kantor berita Reuters, Selasa (21/5), seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Israel tidak terlibat dalam kecelakaan helikopter tersebut. "Bukan kami yang melakukannya," kata pejabat tersebut kepada Reuters, yang meminta tidak disebutkan namanya.


Selain Raisi, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian termasuk di antara yang tewas, Seyyed Mohammad Ali Ale-Hashem, perwakilan Republik Islam untuk provinsi Azerbaijan Timur, dan Malek Rahmati, gubernur Azerbaijan Timur.


Pilot dan kopilot helikopter juga tewas. Kecelakaan helikopter itu terjadi pada Minggu (19/5) waktu setempat ketika Raisi dan rombongannya baru kembali dari seremoni pembukaan proyek bendungan yang dibangun bersama dengan pemerintah Azerbaijan.


Helikopter yang membawa sembilan orang itu itu jatuh di tengah cuaca buruk di area pegunungan barat laut Iran.


PEMILIHAN PRESIDEN
Pemerintah Iran mengumumkan akan mengadakan pemilihan presiden pada 28 Juni mendatang.


"Kalender pemilu disetujui pada pertemuan para kepala kehakiman, pemerintahan, dan parlemen," kata televisi pemerintah Iran seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/5). "Sesuai kesepakatan awal Dewan Wali, diputuskan pemilihan presiden ke-14 akan digelar pada 28 Juni," imbuhnya.



Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengukuhkan Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber sebagai presiden sementara untuk negara tersebut.


Dilansir Al Arabiya, usai kematian presiden mereka, Iran memiliki waktu maksimal 50 hari sebelum digelarnya pemilihan presiden (pilpres) terbaru untuk memilih pengganti Raisi.


Mokhber yang kini menjabat Presiden interim Iran, sama seperti mendiang Raisi, dipandang paling dekat dengan Khamenei yang memegang keputusan akhir dalam semua urusan negara. Mokhber menjabat sebagai Wakil Presiden Pertama sejak tahun 2021 ketika Raisi terpilih sebagai Presiden Iran.


PENGHORMATAN TERAKHIR
Sementara itu, puluhan ribu warga Iran berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir saat jenazah Presiden Ebrahim Raisi diarak di jalanan Kota Tabriz.


Dilansir AFP, sembari mengibarkan bendera nasional Iran dan foto mendiang Raisi, para pelayat berkumpul di alun-alun kota Tabriz.


Para pelayat berjalan di belakang truk besar yang membawa peti mati berisi jenazah Raisi dan para korban tewas lainnya.


Arak-arakan jenazah ini merupakan bagian dari prosesi pemakaman yang digelar selama beberapa hari di beberapa kota, hingga nantinya jenazah Raisi dimakamkan.


Dari Tabriz, jenazah Raisi akan diterbangkan ke kota Qom yang merupakan pusat ulama Syiah pada Selasa (21/5) waktu setempat, sebelum kemudian dibawa ke Teheran pada malam harinya.


Puluhan ribu orang dilaporkan berkumpul di Lapangan Valiasr di Teheran sejak Senin (20/5) waktu setempat.


Rangkaian prosesi digelar di Teheran pada Rabu (22/5) pagi, setelah pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin doa dalam seremoni perpisahan untuk Raisi.


Jenazah Raisi kemudian akan diterbangkan ke Mashhad, kampung halamannya, di mana dia akan dimakamkan pada Kamis (23/5) malam waktu setempat.


MARAH
Terpisah, Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan meluapkan kemarahan pada Dewan Keamanan (DK) PBB karena menggelar momen mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang Presiden Iran Ebrahim Raisi.


Seperti dilansir The Times of Israel dan kantor berita IRNA, Erdan dalam komentarnya menyebut mendiang Raisi sebagai "pembunuh massal" dan mengecam Dewan Keamanan PBB sebagai lembaga yang berbahaya untuk perdamaian dunia.



Momen mengheningkan cipta selama satu menit itu dilakukan pada awal rapat Dewan Keamanan PBB pada Senin (21/5) waktu New York.


"Sungguh memalukan! Dewan Keamanan PBB mengheningkan cipta untuk mengenang pembunuh massal, Presiden Iran (Ebrahim) Raisi, yang bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang!" ucap Erdan dalam pernyataannya.


"Badan ini, yang tidak melakukan upaya untuk membebaskan para sandera kita, pada hari ini menundukkan kepala mereka untuk seorang pria yang bertanggung jawab atas kematian ribuan orang di Iran, di Israel, dan di seluruh dunia," sebutnya.


Dalam pernyataannya mengkritik Dewan Keamanan PBB, Erdan juga menyinggung soal diktator Nazi Adolf Hitler.


"Apa selanjutnya? Mengheningkan cipta selama satu menit untuk peringatan kematian Hitler?" sindir Erdan dalam pernyataan yang disampaikan via video.
"Dewan Keamanan telah menjadi ancaman bagi perdamaian dunia," tudingnya. (**)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru