Rabu, 09 Oktober 2024

Hassan Nasrallah Tewas, Hizbullah Janji Lanjutkan Perang

Wilfred Manullang - Minggu, 29 September 2024 13:47 WIB
188 view
Hassan Nasrallah Tewas, Hizbullah Janji Lanjutkan Perang
Foto: AFP/ANWAR AMRO
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah tewas di tangan Israel.
Tripoli (harianSIB.com)
Kelompok Hizbullah berjanji tetap melanjutkan perang dan melawan Israel meski pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah meninggal dunia di tangan Israel. Nasrullah meninggal dunia dalam serangan di Kota Lebanon, Beirut yang dilakukan Israel.

"Melanjutkan perjuangan untuk menghadapi musuh," kata mereka dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Minggu (29/9/2024).

"Hizbullah akan melanjutkan perjuangan untuk menghadapi musuh dalam mendukung Gaza dan Palestina dan dalam membela Lebanon dan rakyatnya yang teguh dan terhormat," kata mereka.

Baca Juga:

Hizbullah meluncurkan roket jarak jauh dari Lebanon ke Yerusalem, Sabtu (28/9). Hal itu sebagai balasan dari serangan udara bertubi-tubi militer Israel (IDF) ke Lebanon, termasuk Beirut yang salah satunya menewaskan Hassan Nasrallah.

Di Yerusalem terdengar raungan sirine sebagai tanda peringatan peluncuran roket menuju kota tua tersebut.

Baca Juga:

"Beberapa waktu lalu, sirine berbunyi di area Yerusalem menyusul peluncuran [roket] dari Lebanon ke teritorial Israel," demikian pernyataan IDF.

Beberapa waktu kemudian, Israel menyatakan ada proyektil yang diluncurkan dari Lebanon berhasil dihalau dan jatuh di Tepi Barat.

Proyektil itu jatuh di area teritori pendudukan Israel, Mitzpe Hagit. IDF mengatakan tim damkar segera bergerak untuk mencegah kebakaran meluas.

Petugas gawat darurat Israel, Magen David Adom, mengatakan tim dikirim ke tiga lokasi. Dan sejauh ini tak ada laporan jatuh korban.

Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu yang pulang lebih awal dari Amerika Serikat (AS), terpantau sudah menggelar sidang kabinet perang darurat dan mendatangi markas besar IDF di Tel Aviv, Sabtu lalu.

Netanyahu mengatakan keberhasilan IDF menewaskan Nasallah itu adalah konsekuensi bagi mereka 'yang bertanggung jawab atas pembunuhan banyak warga Israel dan banyak warga negara lain, termasuk ratusan warga Amerika dan puluhan warga Prancis'.

"[Menewaskan Nasrallah] adalah kondisi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah kita tetapkan," ujar Netanyahu.

IDF juga melaporkan telah menewaskan pemimpin intelijen senior Hizbullah, Hassan Khalil Yassin, dalam serangan udara ke area Dahiyeh di Beirut. Sejauh ini belum ada konfirmasi dari Hizbullah soal kematian Yassin tersebut.

Sementara itu di Lebanon, Kemenkes negara itu mencatat setidaknya ada 33 orang tewas dan 195 terluka akibat serangan udara Israel pada Sabtu lalu. Secara keseluruhan sejak sepekan lalu, Kemenkes menyatakan ada 1.000 orang tewas di Lebanon akibat serangan udara bertubi-tubi Israel.

Serangan udara Israel ke target yang diklaim sebagai basis Hizbullah itu menyasar juga ke daerah-daerah padat populasi, dan permukiman di Beirut selatan.

Israel mengklaim milisi Hizbullah menyimpan senjata-senjata mereka di bangunan permukiman sipil. Israel juga menuding Hizbullah menggunakan warga sebagai 'tameng manusia'. Dua hal itu disanggah Hizbullah.

Gempuran Israel ke Lebanon, seperti juga yang dilakukannya ke Gaza sejak Oktober tahun lalu, itu pun mendapatkan kritik keras dari dunia.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, lewat akun X-nya mengkritisi langkah Israel melahirkan 'bencana' di Lebanon.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mendeklarasikan tiga hari berkabung nasional atas tewasnya Nasrallah secara jihad. Masa tiga hari berkabung itu akan digelar Senin hingga Rabu mendatang. Mikati mengatakan saat pemakaman almarhum nanti, semua kegiatan baik pelayanan publik dan swasta akan disetop sementara.

Pemimpin-pemimpin negara barat---walau belum mengecam Israel--mereka mendesak untuk menggelar gencatan senjata segera. Para pemimpin negara barat yang mendesak gencatan senjata dengan segera itu adalah Presiden AS Joe Biden, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, dan dari Kanada.

Kanada bahkan menyatakan akan mengirimkan bantuan kemanusiaan senilai US$7,4 juta bagi warga sipil di Lebanon. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
komentar
beritaTerbaru