Selasa, 10 Desember 2024

Banjir Seatap Rumah di Gang Pelita, Banyak Anak Terjebak

Redaksi - Rabu, 27 November 2024 10:04 WIB
511 view
Banjir Seatap Rumah di Gang Pelita, Banyak Anak Terjebak
Dok. Kartika/detikSumut
Banjir seatap rumah terjadi di Medan
Medan (harianSIB.com)

Banjir dengan ketinggian air hingga mencapai atap rumah terjadi di Gang Pelita II, Jalan Brigjen Katamso, Medan. Warga berdiri di pinggir jalan untuk meminta pertolongan.

Dikutip dari detikSumut, Rabu (27/11/2024), ketinggian air sudah sampai atap rumah warga. Warga berteriak mengatakan banyak anak-anak terjebak di rumah yang terendam banjir.

Baca Juga:

"Tolong, tolong, banyak anak anak kejebak di dalam," teriak warga.

Warga Gang Pelita II Pipit mengatakan banjir mulai terjadi pukul 02.00 WIB. Dia mengatakan air terus naik hingga seatap rumah.

Baca Juga:

"Air udah mulai masuk tadi jam 2 pagi dan terus masuk sampai sekarang, udah setinggi atap ini," kata Pipit.

Banjir juga terjadi di kawasan Jalan Klambir 5, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia. Warga mengeluhkan banjir yang diduga berasal dari luapan sungai dan menyebut banjir yang terjadi hari ini yang terburuk.

Banjir merendam rumah-rumah warga dengan ketinggian mencapai selutut orang dewasa.

Kondisi jalan utama sudah mulai surut. Namun, di gang-gang sekitar Jalan Klambir 5, air masih menggenang dengan kedalaman mencapai betis orang dewasa.

Seorang warga, Budi menceritakan kondisi banjir yang dirasakannya. Ia mengatakan air mulai naik sekitar pukul setengah empat pagi.

"Air mulai tinggi dari jam tiga atau setengah empat pagi, dan puncaknya sekitar jam lima," katanya.

Budi menyebut banyak rumah warga terendam sejak pagi, terutama rumah-rumah warga yang belum ditinggikan.

"Banyak, banyak juga korban kebanjiran, terutama pada rumah-rumah yang belum ditinggikan seperti rumah orang tua saya," ujarnya.

Dia mengatakan, banjir yang terjadi hari ini merupakan yang terburuk yang ia rasakan sejak beberapa waktu terakhir.

"Ini yang terburuk, biasanya tidak sampai seperti ini," tutupnya.

Warga lainnya, Edi mengatakan, bahwa banjir mulai dirasakan pada dini hari. Air perlahan masuk ke gang-gang hingga puncaknya terjadi sekitar subuh.

"Kondisi banjirnya sekitar setengah lima subuh. Saat itu air mulai masuk ke gang-gang, dan puncaknya sekitar pukul setengah enam pagi," ungkapnya.

Edi menyebutkan beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab banjir. Menurutnya, kondisi sungai dan penumpukan sampah turut memperparah situasi.

"Mungkin ini banjir bandang dari gunung, atau karena sampah-sampah di pinggir sungai dan sungai yang dangkal," tambahnya.

Edi menjelaskan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa dan mengganggu aktivitas warga.

"Ketinggian air tadi pagi kurang lebih selutut orang dewasa," ujarnya.

Dia berharap pemerintah dapat mencegah terulangnya banjir serupa dengan melakukan pendalaman sungai dan pembersihan sampah.

"Harapannya, sungai ini diperdalam, sampah di pinggir sungai dibersihkan, dan parit-parit juga dirawat," katanya. "Semua itu berdampak pada banjir yang terjadi selama ini," tambahnya lagi. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru