Jelang Data Inflasi AS, Pasar Keuangan dan Harga Emas Bergerak Stabil
Medan (harianSIB.com)Kinerja mata uang Rupiah ditutup melemah di level Rp16.695 per dolar AS, seiring tekanan yang juga dialami mata uang As
Sebuah ironi menyelimuti Tentara Nasional Indonesia (TNI). Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo, seorang prajurit muda berusia 23 tahun, gugur bukan karena peluru musuh di medan perang, melainkan diduga tewas setelah dianiaya secara brutal oleh para seniornya di Batalyon Infanteri 834/Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Kasus ini memicu amarah publik dan seruan keras agar TNI melakukan evaluasi total terhadap sistem pembinaan prajuritnya.
Peristiwa tragis ini terjadi pada akhir Juli 2025. Lucky, yang baru bertugas sejak Juni 2025, diduga disiksa selama berhari-hari oleh sekitar 20 seniornya. Pihak Polisi Militer (PM) telah bergerak cepat dan menetapkan empat prajurit sebagai tersangka, yaitu Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, dan Pratu ARR. Keempatnya kini ditahan di Ende.
"Kami berkomitmen untuk jujur dan transparan dalam menangani kasus ini. Jika terbukti bersalah, siapa pun akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku," ujar Kolonel Infanteri Candra dari Kodam IX/Udayana dalam keterangannya.
Jeritan Seorang Ibu dan Kronologi Penyiksaan
Kisah pilu ini terungkap dari penuturan keluarga. Ibu Lucky, Sepriana, menceritakan percakapan terakhirnya dengan sang anak. "Dia telepon dan bilang, 'Mama, saya disiksa'," ungkap Sepriana dengan suara bergetar.
Saat tiba di rumah sakit, ia mendapati tubuh putranya dalam kondisi yang mengenaskan. "Tubuhnya penuh luka bakar, ada sayatan, dan lebam membiru di sekujur badan," lanjutnya.
Menurut informasi yang dihimpun, penyiksaan diawali dengan tuduhan bahwa Lucky "malas kerja". Ia dicambuk dengan selang hingga babak belur. Lucky sempat melarikan diri ke rumah keluarga angkatnya, namun para senior menjemputnya secara paksa dan membawanya kembali ke markas, di mana siksaan diduga berlanjut.
Keluarga dengan tegas membantah motif "malas kerja" tersebut. Rekan-rekannya mengenal Lucky sebagai sosok pendiam, rendah hati, dan merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Ironisnya, Lucky adalah anak dari seorang prajurit TNI, Serma Kristian Namo, dan butuh delapan kali percobaan untuk bisa mewujudkan cita-citanya menjadi abdi negara.
Fitnah dan Tuntutan Keadilan
Di tengah proses penyidikan, muncul isu yang menambah luka keluarga. Sebuah bocoran laporan internal yang beredar menyebutkan bahwa Lucky diduga "melakukan penyimpangan seksual".
Tuduhan ini memicu kemarahan aktivis. "Orang sudah disiksa sampai mati, sekarang martabatnya coba diinjak-injak dengan fitnah! Ini adalah upaya pembunuhan karakter yang keji," seru Gabriel Goa, seorang aktivis lokal.
Suasana haru dan amarah meledak saat prosesi pemakaman. Ribuan pelayat yang hadir bergemuruh ketika keluarga meneriakkan tuntutan mereka.
"Mereka itu bukan prajurit, mereka preman berseragam! Usut tuntas!" pekik salah satu kerabat. Otniel Fau, kerabat lainnya, menyebut para pelaku sebagai "duri dalam daging TNI". Saking terpukulnya, keluarga besar menyatakan melarang keturunan mereka untuk menjadi anggota TNI di masa depan.
"Tolong, Bapak Presiden, Bapak Panglima TNI, usut kasus ini secara transparan! Nyawa adik saya tidak akan pernah bisa tergantikan," seru Novilda, kakak kandung Lucky.
Desakan Evaluasi Sistemik
Hingga Minggu (10/8/2025), total 24 prajurit telah diperiksa. Hasilnya, empat orang ditetapkan sebagai tersangka utama dan 16 lainnya berstatus sebagai saksi. Kasus ini mendapat sorotan tajam dari parlemen. Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, mendesak Panglima TNI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan dan pengawasan di tubuh TNI.
"Kekerasan senior terhadap junior adalah penyakit lama yang harus diberantas sampai ke akarnya. TNI harus membuktikan ketegasannya tanpa pandang bulu. Jangan sampai ada kesan melindungi pelaku," tegas Oleh.
Gugurnya Prada Lucky bukan sekadar catatan kriminal, melainkan cermin kegagalan sistem yang membiarkan kekerasan dinormalisasi di balik dinding barak. Publik kini menanti apakah keadilan akan benar-benar ditegakkan dan apakah tragedi ini akan menjadi titik balik reformasi di tubuh TNI.(**)
Medan (harianSIB.com)Kinerja mata uang Rupiah ditutup melemah di level Rp16.695 per dolar AS, seiring tekanan yang juga dialami mata uang As
Medan (harianSIB.com)Rumah Sakit (RS) Adam Malik Medan memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke61 dengan berbagai kegiatan yang meliba
Medan (harianSIB.com)Polsek Patumbak terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui langkah cepa
Jakarta (harianSIB)Tim Penyidik Kejati Sumut melakukan tindakan penggeledahan di 3 (tiga) lokasi di wilayah DK Jakarta, terkait kasus dugaan
Medan (harianSIB.com)Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Tembung mengungkap peristiwa penganiayaan berat yang berujung kematian yang ter
Tapteng (harianSIB.com)Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Tengah melaksanakan Aksi 2 Penyampaian Indikator Stunting Pengumpulan Data Ren
Labuhanbatu (harianSIB.com)Tim Unit Reskrim Polsek NA IXX Polres Labuhanbatu meringkus seorang terduga pengedar Narkoba di Dusun IIB, Des
Tanjungbalai (harianSIB.com) Kepolisian Resor (Polres) Tanjungbalai menggelar kegiatan Safari Kebangsaan Polda Sumut Tahun 2025 dengan tema
Medan (harianSIB.com)Personel gabungan Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Sumatera Utara, kembali merazia sebuah Tempat Hiburan Ma
Lubukpakam (harianSIB.com)Polresta Deliserdang memusnahkan barang bukti Narkotika jenis sabu seberat 1.962,11 gram atau 1 Kg lebih, dan ganj
Batubara (harianSIB.com)Warga Dusun Melati Desa Tanjung Gading Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara geger dengan ditemukannya jenazah seor
Medan (harianSIB.com)Pameran dan kontes tanaman bonsai tingkat nasional digelar di Medan, Rabu (12/11/2025). Gelaran ini dilaksanakan di lap