Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Antisipasi Demo 1 September, 5 Daerah Putuskan Siswa Belajar Online

Redaksi - Minggu, 31 Agustus 2025 21:28 WIB
126 view
Antisipasi Demo 1 September, 5 Daerah Putuskan Siswa Belajar Online
Willy Kurniawan/REUTERS
Suasana demo tolak Omnibus Law, di Jakarta, Selasa (13/10). Ilustrasi

"Tanggal 1 sampai 4 September, kami harap orang tua bisa memantau putra-putrinya agar tetap mengikuti pembelajaran daring. Jika ada jam efektif yang diisi dengan lomba atau kegiatan klub, harus ada izin dari orang tua. Guru pun menyesuaikan, tidak semua kegiatan harus dilakukan di sekolah," jelas Yusuf, dilansir dari laman Tribun Jatim, Minggu, (31/8/2025).

Yusuf memastikan hingga saat ini tidak ada kerusakan pada sekolah-sekolah selama masa aksi.

"Tdak ada kerusakan di sekolah yang dilalui pendemo sejak Jumat lalu. Misalnya di SDN Kaliasin, semuanya masih aman. Sebagai antisipasi, PJJ diberlakukan agar anak-anak tetap merasa nyaman dan aman dalam belajar. Yang terpenting pembelajaran harus tetap berjalan," ujarnya.

3. Jakarta
Pada Kamis (27/8/2025) lalu, Kepala Disdik DKI Jakarta merilis instruksi tentang Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar di Satuan Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Dalam Instruksi Nomor 31 Tahun 2025 tersebut, setiap Kepala Satuan Pendidikan diminta menjamin kelancaran pembelajaran di satuan masing-masing agar tertib, aman, dan sesuai kurikulum.

Terdapat instruksi kepada Kepala Satuan Pendidikan untuk memberikan edukasi kepada murid dan orang tau/wali terkait pentingnya menjaga sikap tertib dan menjauhi kegiatan unjuk rasa atau demonstrasi.

Dalam instruksi tersebut juga terdapat panduan untuk Kepala Suku Dinas Pendidikan, Kepala Bidang, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis. Khusus yang terakhir, ada instruksi monitoring kepada Satuan Pendidikan yang berdekatan dengan lokasi unjuk rasa dan demonstrasi.

Sementara Kakanwil Kemenag DKI Jakarta memutuskan semua siswa madrasah belajar dari rumah.

Dalam surat yang ditandatangani Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Viola Cempaka, disebutkan keselamatan dan keamanan warga madrasah menjadi prioritas tapi proses pendidikan harus tetap berjalan.

"Dalam rangka menjamin keberlangsungan proses pendidikan sekaligus menjaga keselamatan dan keamanan seluruh warga madrasah, kami memandang perlu mengambil langkah strategis sebagai bentuk antisipasi situasi dan kondisi terkini yang tidak kondusif," tulis surat yang dikeluarkan pada 29 Agustus 2025 itu.

Kanwil Kemenag DKI Jakarta meminta agar seluruh Kepala Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Ibtidaiyah, hingga Raudhatul Athfal baik negeri maupun swasta melaksanakan pembelajaran secara online.

Para guru diminta tetap melakukan bimbingan dan pendampingan kepada siswa selama pembelajaran daring, guna memastikan mutu pembelajaran tetap terjaga.

"Mengimbau kepada orang tua atau wali murid agar turut serta mendukung pelaksanaan pembelajaran daring, khususnya dalam hal pengawasan dan pendampingan anak selama belajar di rumah," seperti dikutip dari surat tersebut. Isi lengkapnya, seperti ini:

Seluruh kegiatan belajar dilakukan daring memanfaatkan berbagai platform digital seperti Google Classroom, Zoom, Microsoft Teams, WhatsApp Group, atau media lain yang sesuai dengan kondisi masing-masing madrasah.

Guru tetap memberikan bimbingan dan pendampingan selama proses belajar daring, sehingga kualitas pembelajaran tidak menurun.

Orang tua atau wali murid diminta berperan aktif dalam mendukung pembelajaran dari rumah, terutama dalam hal pengawasan dan pendampingan anak.

4. Kendari
Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) meliburkan seluruh sekolah tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan madrasah negeri maupun swasta pada Senin (1/9/2025) untuk mengantisipasi dampak aksi demonstrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

"Iya, diliburkan siswanya," kata Wali Kota Kendari Siska Karina Imran, dilansir dari laman Antara, Minggu (31/8/2025).

Selain untuk para siswa, Pemkot juga meliburkan seluruh guru, dan staf di sekolah SD, SMP maupun madrasah dari aktivitas di sekolah.

Keputusan meliburkan para siswa juga untuk mengantisipasi agar pelajar SMP ikut bersama demonstran melakukan unjuk rasa.

Untuk itu pihaknya meminta kepada orangtua siswa khususnya pelajar SMP agar mengawasi anak mereka selama sekolah diliburkan.

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru