Jakarta (SIB)- "Hai, baling-baling bambu!" Suara serak khas Doraemon yang keluar langsung dari mulut Nurhasanah membuat nostalgia penonton layar kaca kembali ke masa kecil. Suara tersebut ternyata milik seorang nenek-nenek yang sekarang berusia 58 tahun.
Selama 24 tahun, Nur mengisi suara robot kucing biru dari abad ke-22 yang punya segala macam benda ajaib itu. Awalnya banyak yang tidak menyangka pemilik suara serak khas Doraemon itu seorang perempuan paruh baya bercucu dua. "Memang banyak yang kaget, 'Lo, kirain laki-laki?'," kata Nurhasanah, Senin (10/4).
Nur menikmati peran itu dan menyukai karakter yang dia sulih suaranya. Kediamannya berhias aneka pernak-pernik Doraemon. Di teras rumahnya, ada ubin batu bergambar Doraemon yang ditempel di dinding. Suami Nur membeli ubin itu di salah satu toko pinggir jalan daerah Senayan.
Gantungan Doraemon menghiasi bagian dalam mobilnya. Beberapa boneka serta bantal Doraemon pun ada di dalam rumahnya. "Kalau ngasih-ngasih kado, biasanya ya Doraemon," kata Nur sambil mengatakan bahwa kecintaan pada sandiwara radio membuat dia kemudian terjun ke dunia sulih suara. "Saya suka dengar sandiwara radio, jadi ingin main di sandiwara radio," katanya.
Keinginannya tercapai. Nurhasanah akhirnya bekerja di bagian produksi sandiwara radio RRI selama 34 tahun sebelum pensiun pada 2016. Sebelum menjadi penyulih suara Doraemon, Nur mengisi suara untuk telenovela.
Beberapa temannya di RRI mengisi suara untuk kartun Doraemon. Prabawati Sukarta yang menyulih suara Shizuka adalah rekan Nurhasanah, sementara pengisi suara Suneo saat itu adalah atasannya.
Ketika ada rekaman Doraemon, para kolega kerjanya biasa berkumpul sebelum pergi bersama-sama ke studio. "Saya pikir 'Ih enak kali ya ngumpul ngisi film anak-anak?'"
Tawaran menjadi penyulih suara Doraemon kemudian datang dari Prabawati ketika penyulih suara si robot kucing saat itu, Anita Riyadi akan diganti. Saat itu Nurhasanah justru bertanya balik seperti apa suara Doraemon, karena ia belum pernah menonton kartun tersebut. "Prabawati bilang, 'Lo nonton dulu deh hari Minggu pagi. Lo pasti bisa'," kata Nur mengenang.
Nurhasanah resmi menjadi pengisi suara Doraemon sejak 1993. Setelah 13 tahun, Nurhasanah sempat vakum dari Doraemon, karena diganti dengan orang lain. "Mungkin karena mau cari variasi baru," kata Nurhasanah. Namun pergantian itu menuai banyak protes dari penonton setia yang terbiasa mendengarkan suara serak Nur. "Ada mahasiswa-mahasiswa yang ke RRI, terus tahu saya ngisi Doraemon, mereka minta saya balik lagi karena suara yang sekarang berbeda," kata Nurhasanah. Selama kira-kira setahun vakum dari Doraemon, Nur mendapat tawaran baru untuk mengisi suara anak kecil dalam cerita anak-anak berbarengan dengan dua rekannya di RRI. Saat episode pertama keluar, rupanya klien tidak puas dengan suara anak kecil versinya.
Pendek kata, Nurhasanah batal mengisi suara anak-anak dalam cerita itu. Nurhasanah memilih berpikir positif, mungkin saja rezekinya memang bukan di tempat itu. Optimismenya terbukti. Tak berapa lama Nurhasanah mendapat tawaran untuk kembali mengisi suara Doraemon sekaligus mengikuti tur keliling Indonesia selama tiga bulan. "Saya sempat ragu mau balik lagi atau enggak, takutnya nanti begitu (diganti) lagi."
Keraguannya terkikis oleh dorongan anak, yang meyakinkan Nurhasanah kembali menyuarakan karakter ikonik yang sudah puluhan tahun ada di layar kaca. Beruntung pekerjaannya tergolong fleksibel sehingga bisa beriringan dengan kegiatannya di bidang sulih suara.
Selama tur keliling Doraemon, Nurhasanah pergi menemui penggemar kartun itu di berbagai kota tiap Jumat-Senin. "Dapat izin dari kantor, kalau pesawatnya sore ya pagi ke kantor dulu, baru berangkat ke bandara dari situ," kata Nurhasanah.
Pada masa awal menjadi penyulih suara Doraemon, ibu beranak tiga itu tak pernah lupa menonton kartun tersebut untuk mengetahui hasil kerjanya. Belakangan, Nurhasanah tak sempat lagi menontonnya. "Sibuk, kadang pas mau nonton ternyata tayangan sudah habis," kata Nur yang hobi menjahit. (T/Ant/R9/h)