Medan (SIB)- Spectrum Club is coming back. Bagi remaja era 70-an mungkin mendengar nama Klub Spectrum sudah tidak asing lagi. Lewat visi dan misinya bersahabat dan bersaudara sampai akhir hakyat, kini klub yang terbentuk tahun 1975 itu kembali lewat rangkaian kegiatan sebagai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 Spectrum Club pada Oktober kemarin.
Ketua Spectrum Club HM Oya Mahmud mengemukakan, momentum ulang tahun yang digelar tahun ini juga sebagai ajang meningkatkan silahturami antar anggota. Pihaknya pun sudah menggelar beberapa kegiatan lewat bakti sosial, Sabtu (5/12) malam.
"Tadi sudah ke Panti Asuhan Putri Daerah Aisyiyah dan juga Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) "Evangeline Booth" Bala Keselamatan. Barulah puncak acara bertajuk gala dinner di Wisma Benteng dengan mengundang kerabat-kerabat maupun klub-klub lainnya, seperti GAP Club, Straight BOM Club, serta klub-klub softball dan motorcross lainnya yang pernah eksis di era 70-80an," kata Ketua Spectrum tersebut di sela makan siang bersama Spectrum di Lembur Kuring Medan, Sabtu (5/12). Acara makan siang kala itu juga tidak biasa, karena diselingi canda-tawa antara anggota yang begitu kental aroma kekerabatan lewat rasa persaudaraan.
"Sebelumnya juga kita buat welcome party di cafe yang ada di Polonia, itu khusus buat Spectrum saja. Baru lah yang di Wisma Benteng kita turut undang kurang lebih 10 klub lainnya," ujarnya.
Lanjutnya, Spectrum menegaskan rangkaian kegiatan tahun ini sebagai lanjutan rutinitas apa yang sudah dilakukan klub tersebut dalam 4 tahun terakhir. Diharapkan keberadaan Spectrum bermanfaat untuk masyarakat luas. Karena kepengurusan yang baru memiliki semangat aktif kembali, bukan hanya sebagai kumpul antar anggota saja, tapi juga lewat kegiatan positif. Berturut di reunian pertama tahun 2012 diadakan di Medan, selanjutnya tahun 2013 di Bandung serta tahun 2014 di Bali.
"Tahun ini kurang lebih yang hadir 80 orang, bukan hanya Medan ada juga Jakarta, Semarang, Bandung dan Bali. Semua kita bersatu. Kalau sudah ngumpul semua menjadi biasa, meskipun beberapa dari kita ada yang calon profesor, dokter, pengusaha hingga pejabat," tambahnya.
Sementara, Fiza Faurika yang merupakan pendiri Spectrum menjelaskan, klub itu awalnya dibentuk oleh 13 orang. Berangkat dari pergaulan masa-masa sekolah yang cukup tenar kala itu, klub tersebut menjelma menjadi kekuatan baru. Dari segi musik serta olahraga, semua dilakoni sebagai proses mencari jati diri layaknya anak ABG hingga mantap berdiri dengan total anggota mencapai 400 orang.
"Dan memang yang tergabung di klub ini termasuk dari sekolah-sekolah tenar, termasuk SMAN 1 Medan, Budi Murni, Immanuel, Harapan dan ada juga lainnya," sambungnya.
Berbagai kegiatan dilakukan, perkumpulannya juga diambil dari macam aliran, seperti diskotik, radio, rumah produksi, modeling hingga olahraga softball, sepak bola, bersepeda dan juga motorcross. Untuk olahraga, Spectrum dikatakan cukup menonjol dengan berbagai prestasi yang pernah diraih. Semisal di era Tahun 1978-1983, Spectrum begitu merajai Sumatera bahkan ikut bermain hingga Pulau Jawa lewat pemain terbaiknya Tengku Kelana Aziz. Ada juga basket dan juga bowling, di mana perwakilan Spectrum menjuarai junior Asia di tahun 1977.
"Kalau dulu diskotik beda, masih pindah dari panggung ke panggung. Udah gitu gak identik dengan alkohol, lebih ke coca-cola," katanya.
Kini Spectrum telah berusia 40 tahun. Sebuah proses perjalanan yang tidak gampang sehingga eksis hingga kini. Media sosial seperti facebook juga turut handil dalam mempersatukan mereka kembali dalam ajang reunian. "Dulu belum facebook seperti sekarang ini. Komunikasi paling sebatas telepon itu pun banyak yang tidak tahu nomornya. Barulah awal 2000, kita bertemu di facebook dan dari sana lah diadakan reunian pertama di tahun 2012 berkat ide dari Helman Herdadi dan Ibu Carmen," kata Fiza. (Dik-CN/ r)