Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Gubsu: Perbedaan Budaya Bukan Penghalang Memupuk Kebersamaan dan Toleransi

* Pameran Budaya Jepang di Medan Meriah
- Sabtu, 29 April 2017 13:19 WIB
810 view
Gubsu: Perbedaan Budaya Bukan Penghalang Memupuk Kebersamaan dan Toleransi
SIB/Nelly Hutabarat
LEPAS BALON: Wakil Konsul Jepang di Medan Takashi Aoki (tengah) melepas balon ke udara bersama Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Dr Budi Agustono MS, Kepala UPT Taman Budaya Sumut Deni Elpriansyah SH, mewakili Konjen Turki Sudarmaji pada acara Pameran Kebuda
Medan (SIB) -Gubsu HT Erry Nuradi  mengatakan Sumatera Utara mempunyai keragaman budaya yang dapat memperkaya budaya nasional, salah satunya seni budaya Jepang. "Dengan diselenggarakannya Pameran Kebudayaan Jepang (Bukansai) ini menambah bukti Sumut merupakan daerah majemuk yang mampu memperlihatkan kesatuan dalam keanekaragaman budaya masyarakatnya," ujar Gubsu diwakili Kepala UPT Taman Budaya Sumut Deni Elpriansyah SH.

Pernyataan Gubsu itu disampaikan pada acara Pameran Kebudayaan Jepang (Bukansai) di Pendopo USU Jalan Universitas, Rabu (27/4) pagi.

Selanjutnya Gubsu menegaskan, perbedaan budaya tidak menghalangi kita untuk berinteraksi dan saling memahami antara satu sama lain. Untuk memupuk kebersamaan, harmonisasi dan toleransi. "Hal ini merupakan sabuk pengaman untuk meminimalisasi potensi konflik," kata Gubsu.

Gubsu Erry menambahkan harmonisasi di Sumut bukan bersifat semu atau inklusivisme, melainkan harmonisasi yang dinamis dan siap berinteraksi positip dengan siapapun. Sehingga kalangan wisatawan dari mancanegara kagum dengan gambaran harmonisasi budaya yang ada.

Acara pameran tersebut meriah dan mendapat sambutan hangat hadirin yang disuguhi pagelaran budaya, termasuk makanan dan minuman negeri Sakura tersebut.

Acara pameran kebudayaan Jepang (Bukansai) USU 2017 dibuka Rektor USU Prof Runtung SH MHum yang akan berlangsung hingga, Sabtu (29/4).

Hadir di sana Wakil Konsul Jepang di Medan Takashi Aoki, Konjen Turki diwakili Sudarmaji,  Ketua Departemen Sastra Jepang USU Prof Hamzon Situmorang PhD, Ketua Departemen Bahasa Jepang USU Diah Syafitri Handayani SS MLitt PhD dan ratusan mahasiswa khususnya Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya USU.

Rektor USU Runtung Sitepu mengatakan mahasiswa yang penuh kreatif cukup membanggakan dalam meningkatkan budaya Jepang.

"Kalau di Jepang ada pesta budaya yang selalu digelar anak muda dengan sebutan Bukansai, maka di Karo ada Guro-guro Aron," katanya.

Ikut menyosialisasikan budaya anak-anak Jepang, mahasiswa Prodi Sastra Jepang cukup membanggakan karena sejalan dengan peningkatan strata di fakultas tersebut.

"Tapi mahasiswa jangan hanya menyosialisasikan budaya Jepang, tapi budaya Sumut yang kaya etnis juga perlu dikembangkan. Sebab Sumut ini miniatur Indonesia," katanya.

Sementara itu, Konjen Jepang Takashi Aoki menyatakan kaget, karena Bukansai di Medan sudah 9 kali digelar dengan ribuan peserta. Setiap tahun Konsulat Jenderal Jepang selalu bekerjasama memberi dukungan terhadap pagelaran Bukansai.

"Bukansai merupakan salah satu motivasi untuk jatuh cinta pada Jepang," kata Aoki.

Banyak budaya dan makanan Jepang yang dicintai seperti Anime, Manga, Sushi, Tempura, AKB48 yang cantik, pokoknya apa saja yang berkaitan dengan Jepang.
Pada Bukansai ini, jelas Aoki, ada semua budaya Jepang seperti makanan Jepang, Manga, Cosplay, Shodo, Mochitsuki hingga informasi belajar di Jepang.

"Orang-orang yang belum berminat pada Jepang diharapkan akan menjadi peminat pada Jepang mulai hari ini," ungkapnya.

Tahun 2018 jelasnya, merupakan tahun ke-60 hubungan diplomatik Jepang-Indonesia. Momen tersebut merupakan momen yang tepat di dalam membuat gebrakan terbaru.

"Semoga Nihon Bukansai ini dapat memperat hubungan Jepang dan Indonesia," katanya.

Konsul Jepang di Medan Aoki bersama pejabat di sana menggunting pita pelepasan balon ke udara, membuka konvoi Bukansai USU 2017 dan Omikoshi yang merupakan paham agama Sinto di Jepang.

"Artinya kendaraan bagi Tuhan. Masyarakat Jepang beranggapan Tuhan di atas Omikoshi itu," kata Konsul Aoki.

Omikoshi merupakan rumah mini yang ditandu saat konvoi. Di Jepang Omikoshi sering tampil saat musim gugur, pesta rakyat untuk dapat berkah padi.

Acara itu menampilkan tarian, aneka jajanan ala Jepang dan pameran produk lainnya. (A2/h)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru