Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 02 November 2025

Saleh Partaonan Daulay Desak Menkes Selesaikan Uji Klinis Ivermectin

Redaksi - Sabtu, 14 Agustus 2021 16:13 WIB
290 view
Saleh Partaonan Daulay Desak Menkes Selesaikan Uji Klinis Ivermectin
Foto Dok
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay
Jakarta (harianSIB.Com)

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mendesak Kementerian Kesehatan untuk segera menyelesaikan uji klinis terhadap ivermectin, karena diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan Covid-19. Apalagi manfaatnya telah diakui oleh beberapa ilmuwan di Jepang.

“ Hari ini saya membaca berita bahwa para ilmuwan Jepang telah memakai ivermectin untuk pengobatan awal bagi yang terpapar Covid. Hasilnya, dianggap sangat efektif untuk menyembuhkan orang yang terpapar" kata Saleh Partaonan Daulay, dalam rilisnya kepada Jurnalis Koran SIB Jamisa P Habeahan, di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).

Ketua Fraksi PAN DPR RI yang juga Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) ini berpendapat, setelah dilakukan uji klinis maka penggunaan ivermectin sebagai obat Covid dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Karena itu tidak bisa ditunda-tunda mengingat penyebaran virus Covid dengan berbagai variannya masih tinggi di Indonesia.

Menurut Saleh, kita tidak perlu melihat siapa produsennya, karena yang dituntut adalah bagaimana agar obat itu tersedia. Sebab, banyak masyarakat yang membutuhkan sehingga tidak boleh langka.

Jika ada produsen yang dinilai melanggar aturan dan mekanisme, segera diselesaikan oleh Badan Pegawas Obat dan Makanan ( BPOM).

Kalau tidak bisa ditertibkan, tinggalkan saja, silahkan dicari produsen yang bisa memenuhi semua ketentuan yang ada.

Politisi PAN dari Dapil Sumut II ini masih mengingat paparan Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX, bahwa ivermectin disebut sebagai salah satu obat yang dipakai untuk pengobatan Covid.

Paparan itu perlu didukung dengan uji klinis agar penggunaannya bisa lebih resmi. Apalagi, soal pengadaan obat Covid, tidak bisa berleha-leha. Harus dikejar agar upaya treatment bagi yang terpapar bisa maksimal.

"Saya melihat, belum ada niat sungguh-sungguh dalam urusan penanganan kelangkaan obat ini. Dan ini bisa menjadi pintu masuk untuk menunjukkan @@ pemerintah” ujar Saleh P Daulay. (*).

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru