Senin, 09 September 2024

DPPKB Simalungun Ajak Lintas Sektoral Atasi Stunting

Redaksi - Selasa, 30 Mei 2023 20:45 WIB
500 view
DPPKB Simalungun Ajak Lintas Sektoral Atasi Stunting
Foto: harianSIB.com/Jheslin M Girsang
Plt Kepala DPPKB Simalungun, Gimrood Sinaga. 
Simalungun (harianSIB.com)

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Simalungun mengajak para pemangku lintas sektoral untuk bersama-sama mengatasi stunting atau kekurangan asupan gizi pada anak.

Ajakan itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPPKB Simalungun, Gimrood Sinaga kepada harianSIB.com, Selasa (30/5/2023).

"Kita berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari 28 persen menjadi 17,4 persen atau turun 10,6 persen. Meski demikian, kita berupaya terus untuk menurunkan stunting hingga 14 persen sesuai Perpres No 72 tahun 2021," urainya.

Menurut Gimrood, Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang mengatur tentang percepatan penurunan stunting yang holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengurangi angka stunting.

Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Simalungun diharapkan juga aktif bersinergi. DPPKB menggelorakan gerakan 2 buah telur setiap hari untuk satu orang yang beresiko stunting.

Dalam mengatasi stunting, sebanyak 2.088 orang ditugaskan sebagai Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Simalungun. Tugasnya adalah untuk mendampingi keluarga terutama ibu hamil, pemeriksaan anemia dan pengaturan pola makan.

Selain itu, diminta peran serta para pangulu (kepala desa) untuk bersama-sama menangani masalah kekurangan asupan gizi anak. Dana desa dinilai bisa diperuntukkan dalam penanganan stunting seperti pemberian makanan tambahan.[br]


"Kegiatan di kecamatan sekarang sedang melaksanakan rembuk stunting tingkat desa dan rembuk stunting tingkat kecamatan di 32 kecamatan," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Simalungun juga sudah memprogramkan penyaluran berbagai bantuan seperti IUD, implant, suntik KB, pil, kondom, MOW dan MOP, untuk menekan angka kelahiran.

"Bantuan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)," pungkasnya. (*)





Editor
:
SHARE:
komentar
beritaTerbaru