Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 08 Desember 2025

Proyek Trotoar Distakot di Sepanjang Jalan Juanda Kisaran Dinilai Mubazir

*Kadis Tata Kota : Nanti Pasti Bermanfaat
- Rabu, 05 Februari 2014 14:28 WIB
1.868 view
Proyek Trotoar Distakot di Sepanjang Jalan Juanda Kisaran Dinilai Mubazir
SIB/Mangihut Simamora
Salah satu ruas Jalan Imam Bonjol simpang Jalan Sutomo Kisaran rusak akibat galian pihak Telkom yang tidak melakukan perbaikan seperti semula usai penggalian, Jumat (31/1/2014)
Kisaran (SIB)- Proyek pembangunan trotoar (jalur pejalan kaki) di sepanjang Jalan Ir H Juanda Kelurahan Gambir Baru, Kecamatan Kisaran Timur dianggap mubazir dan sia-sia, karena dibangun di pinggiran perkebunan karet PT Bakrie Sumatera Plantation (BSP) yang tingkat volume pejalan kaki belum memadai sehingga trotoar belum diperlukan.

Data diperoleh diperoleh SIB menyebutkan, proyek tersebut baru selesai dikerjakan di bulan Desember 2013 berbiaya kurang lebih Rp 2,6 miliar bersumber dari Bantuan Daerah Bawahan (BDB) 2013. Masyarakat menilai proyek ini sangat memiriskan hati. Dana sebegitu besar dibuat hanya untuk trotoar padahal masih banyak jalan di Kisaran berlubang seperti Jalan FL Tobing, Wahidin, Khairil Anwar, Merak, Panglima Polim, Teuku Umar dan Jalan Ir H Juanda.

Terkait ini, Kepala Dinas Tatakota (Kadis Takot) Asahan Drs Witoyo MM ketika dikonfirmasi SIB Kamis (30/12014) mengatakan, pembangunan trotoar memenuhi permintaan masyarakat khususnya pejalan kaki. Disinggung kenapa dibangun di pinggiran perkebunan sehingga tidak bermanfaat bagi warga disebabkan tidak ada rumah warga maupun pejalan kaki, Kadis menyebut.

“Saat ini tidak, tapi nanti pasti bermanfaat karena trotoar nantinya akan dibangun menyatu hingga ke stadion Mutiara.

Ditanya mengapa trotoar, kenapa tidak jalan-jalan berlubang dahulu dibangun?, Ia menjawab semua dinas punya tugas masing-masing.

“Mungkin karena dana terbatas sehingga hanya bisa mengerjakan apa yang dikerjakan sekarang,” terangnya.
    
Ketua DPP LSM Fokus Asahan M Syihabuddin kepada SIB mengaku sangat kecewa terhadap Distakot. Hal ini dikarenakan, pembangunan trotoar tanpa perencanaan matang. Sebab, perlu atau tidaknya trotoar dilihat dari para pejalan kaki, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan masyarakat.

“Sementara di pinggiran perkebunan PT BSP tidak ada pejalan kaki, jadi mengapa dibangun trotoar?, ini sudah jelas pemborosan uang Negara!,” tegas Said panggilan akrab Syihabuddin.

Ditegaskannya lagi, dalam hal ini Distakot hanya mengejar target penataan kota tetapi tidak pernah menertibkan orang berjualan di atas trotoar sehingga trotoar beralih fungsi tidak lagi jadi jalur pejalan kaki. 

“Karena itu kita berharap kepada Distakot, jangan hanya bisa membangun tetapi tidak tepat sasaran,” ucapnya.

Seharusnya, tambah Said, dalam pembangunan trotoar ada poin-poin, karena setahu dia fasilitas pejalan kaki berupa trotoar di tempatkan di daerah  perkotaan secara umum yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi, jalan memiliki rute angkutan umum yang tetap, daerah memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya jalan-jalan di pasar dan pusat perkotaan, lokasi memiliki kebutuhan/permintaan tinggi dengan periode yang pendek, seperti misalnya stasiun-stasiun bis dan kereta api, sekolah, rumah sakit, lapangan olah raga, lokasi yang mempunyai permintaan tinggi untuk hari-hari tertentu, misalnya lapangan/gelanggang olah raga. (MS/BR4/x)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru