Rabu, 22 Januari 2025

Rumah Baca Pelita Bangsa Gelar Nobar "Tanah Surga Katanya"

Revado Marpaung - Minggu, 01 September 2024 15:15 WIB
585 view
Rumah Baca Pelita Bangsa Gelar Nobar "Tanah Surga Katanya"
Foto: Dok/Frans RBPB
NOBAR: Puluhan anak-anak sedang nonton bareng (nobar) film ‘Tanah Surga Katanya’ yang digelar Rumah Baca Pelita Bangsa, Simalungun, Sabtu (31/8/2024).
Simalungun (harianSIB.com)
Menutup bulan kemerdekaan Republik Indonesia, Rumah Baca Pelita Bangsa menggelar nonton bareng (nobar) bersama anak-anak sekolah dasar di sekretariat Rumah Baca Pelita Bangsa Kelurahan Panei Tongah, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, Sabtu (31/8/2024)

Film yang diputar pada nobar tersebut yakni 'Tanah Surga Katanya' yang dirilis pada tahun 2012. Film ini sarat dengan nilai-nilai nasionalisme. Film yang bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Salman yang duduk di kelas 4 SD tinggal di pedalaman Kalimantan Barat perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Serawak).

Ia dihadapkan dengan dua pilihan yakni ikut dengan ayahnya tinggal di Malaysia dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak atau menetap di Tanah Air bersama kakeknya yang merupakan mantan sukarelawan konfrontasi Indonesia Malaysia pada operasi Dwikora tahun 1965.

Baca Juga:

Frans Sipayung selaku Founder Rumah Baca Pelita Bangsa kepada Jurnalis SIB News Network (SNN) Minggu (1/9/2024), mengatakan, nonton bareng ini bertujuan untuk mengajarkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme anak-anak terhadap Tanah Air.

"Dari sudut positif kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaaan yang sehat," katanya.

Baca Juga:

Diakuinya, kurang lebih 60 anak-anak turut hadir dalam acara nonton bareng tersebut dan sangat antusias menonton tayangan film itu. Dikatakannya, nonton bareng ini akan dilakukan tiga bulan sekali dengan film-film yang bertema pendidikan agar memberikan stimulasi positif terhadap anak-anak bangsa.

Frans mengatakan, sebagai warga negara yang baik kita harus memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air, dan harus lebih giat belajar dan membaca buku, karena anak-anak dipedalaman sangat sulit mengakses pendidikan bahkan listrik dan jaringan pun sulit.

"Maka dari itu, kita yang bisa mengakses pendidikan dengan mudah harus memanfaatkanya agar ilmu yang kita dapatkan itu berguna untuk nusa dan bangsa. Apalagi Frans mengaku saat ini rasa nasionalisme sudah semakin terkikis," katanya.

Oleh karena itu, Dia berharap melalui kegiatan yang akan dilakukan kepada anak-anak sekolah dasar bisa membentuk dan semakin menumbuhkan rasa nasionalisme kecintaan kepada bangsa Indonesia sekaligus membimbing menjadi generasi emas di masa yang akan datang.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru