Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 08 Desember 2025

Asap Pembakaran Lahan dan Hutan di Riau Sampai ke Kota Sibolga

*Tarutung Diselimuti Kabut, Simalungun Dilamda Cuaca Ekstrim
- Kamis, 13 Februari 2014 14:06 WIB
1.670 view
 Asap Pembakaran Lahan dan Hutan di Riau Sampai ke Kota Sibolga
SIB/Marlon
TELUK TAPIAN NAULI: Teluk Tapian Nauli berikut pulau-pulau di sekitar perairan laut Pantai Barat Sumatera sama sekali tidak terlihat lagi di pandang dari Jalinsum Sibolga - Tarutung Km 3 akibat asap yang "menyelimuti" wilayah Sibolga dan sekitarnya. Foto
Sibolga (SIB)- Asap dari pembakaran lahan dan hutan di Riau sampai ke Kota Sibolga sekitarnya. Jarak pandang warga terhalang asap.

Pantauan wartawan, Rabu (12/2/2014) siang sekitar pukul 12.30 WIB dari pegunungan Bukit Barisan tepatnya di Jalinsum Sibolga - Tarutung KM 3 memperlihatkan wilayah Kota Sibolga yang "diselimuti" asap, bahkan Teluk Tapian Nauli berikut pulau-pulau di sekitar perairan laut Pantai Barat Sumatera sama sekali tidak terlihat lagi.

"Asap ini sudah tiga hari bang, tapi terkadang hilang terbawa angin," kata warga setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sibolga DT Tamba yang dihubungi wartawan via telepon seluler membenarkan kondisi asap yang "menyelimuti" wilayah Kota Sibolga dan sekitarnya.

"Kita siaga dengan situasi ini, kita juga melakukan penyiraman badan jalan secara rutin di inti-inti kota," katanya.

Tarutung
Seminggu terakhir, kota wisata rohani Tarutung terlihat diselimuti kabut. Jarak pandang ke arah perbukitan Siatas Barita menjadi terganggu. Ikon wisata rohani berupa Salib Kasih dan patung Yesus yang belum rampung menjadi samar. Belum ada keterangan resmi instansi terkait, namun sebagian warga mulai merasa terganggu.

"Selain jarak pandang di jalan raya juga terganggu, kabut ini membuat mata perih. Jika berlangsung lama, dikuatirkan dapat mengganggu kesehatan," ujar Marolop Panggabean, warga Tarutung.

Selain masalah kabut, tiga hari terakhir warga Tarutung mengeluh dengan dinginnya cuaca di pagi hari. Salah seorang warga, P Hutasoit mengakui, berdasarkan alat pengukur suhu di rumahnya, suhu terdingin mencapai 13 derajat celcius.

"Dinginnya menusuk,” ujarnya.

Baik Kadis Kesehatan maupun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Taput, saat dicoba dihubungi melalui seluler tidak berhasil.

Di Simalungun
Cuaca “ekstrim” seperti kemarau panjang yang melanda Kabupaten Simalungun beberapa minggu terakhir ini berpotensi mengganggu kesehatan warga.
“Potensi penyakit yang timbul akibat cuaca ekstrim ini seperti penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA), penyakit kulit seperti gatal-gatal, kepala pusing,” kata Plt Kadis Kesehatan Simalungun dr Dame Saragih ketika dikonfirmasi melalui Kabid Pengendalian Masalah Penyakit  dr Binar Simangunsong di Pamatang Raya, Rabu (12/2).

Untuk menghindari pengaruh cuaca “ekstrim” pihak Dinas Kesehatan menganjurkan masyarakat memperbanyak minum air putih, memakan makanan yang bergizi.

Masyarakat yang berprofesi petani, pekerja bangunan yang bekerja di bawah sinar matahari disarankan agar tidak berlama-lama terkena sinar matahari karena bisa menyebabkan seseorang menderita kepala pusing atau sakit kepala,” ujarnya. (E3/C8/ASS/C17/f)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru