Dampak Kemarau, Harga Produksi Pertanian Naik di Saribudolok

Simalungun (SIB)- Kemarau yang terjadi satu bulan terakhir di Simalungun Atas meliputi Kecamatan Silimakuta, Purba, Dolok Silau dan Pematang Silimahuta mengakibatkan tingkat produksi  pertanian menurun. Dampaknya harga sejumlah produksi pertanian di Sub Terminal Agribisnis (STA) Saribudolok Kabupaten Simalungun mengalami kenaikan, Rabu (12/2/2014).

Diperoleh informasi dari penjual dan pembeli, harga tomat Rp 4.000/kg dari sebelumnya Rp 3.800/kg, kentang Rp 6.000-Rp 6.500/kg sebelumnya Rp 5.800/kg, kubis Rp 1.800-Rp 2.000/kg sebelumnya Rp 1.600/kg, cabai rawit Rp 35.000/kg dari sebelumnya Rp 32.000/kg dan sayur putih Rp 1.200/kg sebelumnya Rp 1.000/kg.

Komoditi lainnya juga mengalami hal sama seperti buncis Rp 3.000/kg dari Rp 2.800/kg, jagung Rp 2.400/kg sebelumnya Rp 2.300/kg, wortel Rp 3.500 kg sebelumnya Rp 3.200/kg, terong Rp 2.500/kg dari sebelumnya Rp 2.400/kg, jeruk Rp 7.000/kg, sayur paet Rp 1.000/kg dari Rp 800/kg. Sedangkan cabai merah mengalami penurunan dari Rp 25.000/kg menjadi Rp 16.000/kg.

Menurut beberapa petani ketika ditemui SIB di pajak STA, kenaikan harga tersebut dampak dari kemarau. Sebab, pertumbuhan sejumlah komoditi hortikultura tidak berkembang, sehingga pasokan ke STA menurun.

“Tingkat produksi pertanian menurun sehingga tidak sebanding permintaan dengan penawaran," kata petani Inang Br Saragih, Inang Br Purba dan Mak Siska Br Sipayung.

Naiknya harga komoditi hortikultura juga dinilai dampak erupsi Sinabung, sebab tingkat produksi pertanian di Karo menurun drastis sehingga supplai di pasaran menurun. (C11/f)