Minggu, 08 September 2024

MPG - Pendawa Sepakat Tolak Politik Identitas, Prioritas Politik Kebangsaan

Redaksi - Rabu, 10 Mei 2023 17:23 WIB
196 view
MPG - Pendawa Sepakat Tolak Politik Identitas, Prioritas Politik Kebangsaan
MPG - Pendawa: Ketua Masyarakat Pendukung Ganjar (MPG) SU Budiman Nadapdap dan Ketua PB Pendawa Ruslan SE (d
Medan (SIB)
Masyarakat Pendukung Ganjar (MPG) Sumatera Utara (SU) dan Pengurus Besar (PB) Pemuda Jawa (Pendawa) mengadakan pertemuan kenegaraan di Medan, Selasa (9/5).
Silaturahim menghasilkan kesepakatan bahwa dua organisasi kemasyarakatan itu menolak politik identitas tapi memrioritaskan politik kebangsaan.
Pada pernyataan bersama yang dilakukan Ketua MPG SU, Budiman Nadapdap dan Ketua PB Pendawa Ruslan SE pihaknya berharap kontestasi partai politik untuk pemilihan legislatif dan pemilihan presiden berlangsung secara fair berlandas kebangsaan, bukan kompetisi mencari kemenangan tanpa berlandaskan kebersamaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tegasnya, MPG mendukung Ganjar Pranowo menjadi presiden karena melihat sosok dan pengabdiannya sebagai pimpinan. Baik saat menjadi anggota DPR RI maupun Gubernur Jawa Tengah dengan gaya membangun bangsa. MPG mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai presiden jauh sebelum PDI Perjuangan memublikasinya,” tegas Budiman Nadapdap.
Ia mengatakan, bersilaturahim ke Pendawa sebab memerhatikan sepak terjang ormas kedaerahan berbasis nasionalisme tersebut.
“Pendawa adalah ormas yang menunjukkan identitas sebagai Jawa tapi mengutamakan nasionalisme keindonesiaan. Itu bagian dari politik kebangsaan,” tambahnya.
Ia mengatakan, MPG berisi warga lintas etnis, lintas agama, lintas latar belakang tapi memiiki visi misi satu: NKRI adalah prioritas.
“MPG bermitra dengan Pendawa untuk menyosialisasikan program kebangsaan berdasar Pancasila dan UUD 1945 yang sudah disepakati sebagai dasar negara. Itu bagian dari politik kebangsaan,” tambah Wakil Ketua Ridwan Manurung. “MPG sudah merasakan derap langkah Pendawa yang sudah hampir setengah abad,” tambah pegiat seni dan pengurus PAPPRI Sumut tersebut.
Ruslan mengurai, Pendawa sudah berkiprah 23 tahun dan terus mengedepankan politik kebangsaan.
“Ini prestasi kami, Mengibarkan nama Jawa karena memang identitas tapi tetap komit pada NKRI dan politik kebangsaan,” tambahnya. “Sama dengan PMG, Pendawa pun mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden sebab visi dan misinya memrioritaskan politik kebangsaan.
Politik kebangsaan penjabaran dan amanat UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” tambah pekerja sosial itu.
Menurutnya, ‘prestasi’ Pendawa adalah mendukung dan mengantar pribadi seseorang menjadi Presiden dan Gubernur serta Wali Kota dan Bupati.
“Pada 2014, Pendawa mendukung dan memerjuangkan Joko Widodo sebagai pimpinan negara. Di 2019 pun demikian. Sama halnya saat pemilihan gubernur, serupa. Yang kami dukung dan perjuangkan berhasil. Tetapi Pendawa tidak merasa berjasa, tidak jumawa. Itu bagian dari politik kebangsaan. Setelah yang didukung menjadi pimpinan, Pendawa mengawal dengan kekritisan agar tidak melenceng,” sebutnya.
Ia menyambut baik tawaran kerja sama MGP dan ke depan terus bergandengan. “Di SU ada 51 persen suku Jawa. Belum termasuk yang ada hubungan emosional dengan Jawa. Misalnya istrinya Jawa dan seterusnya. Kami tetap bersilaturahim erat meski warna politik beda,” sebutnya. “Tetapi, untuk pimpinan nasional, Pendawa tetap sama pilihan dan keinginan,” tegas Ruslan
Sesuai pemetaannya, ada ragam Jawa sesuai wilayah dan hadir di Sumatera khususnya SU dengan massa berbeda.
“Pendawa akan kerjsa sama dengan MPG yang membentuk basis. Pendawa pun ingin berkolaborasi dengan Srikandi MPG sebab perempuan lebih solid dalam hal emosional,” tambahnya.
Di pertemuan itu hadir sejumlah tokoh Jawa serta tokoh Batak yang menjadi penasihat serta pembina Pendawa dan MPG. “Ternyata, Pendawa dan MPG memang punya gen serupa, seratus persen NKRI,” tutup Ridwan Manurung. (R10/c)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
komentar
beritaTerbaru