Medan (SIB)
Warga Kwala Bekala dan Simalingkar B keluhkan penanaman pipa air proyek Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang sudah berjalan sebulan di daerah mereka.
“Setelah penggalian, pihak pemborong proyek hanya menimbun galian dengan tanah yang dikoreknya. Hasilnya, banyak kendaraan warga yang terperosok ke bekas galian itu,” ujar warga M Sembiring kepada SIB, Rabu (4/10) mengeluhkan kerja pemborong.
Bukan hanya itu, ujarnya, tanah bekas galian berserakan hingga ke jalan yang mengakibatkan jalanan menjadi licin. Apalagi saat curah hujan cukup tinggi, air membasahi jalanan yang terkena tanah galian. Akibatnya para pengendara menjadi kesulitan melintas karena jalan yang becek dan licin menimbulkan potensi kecelakaan.
Beberapa pengendara sempat ribut dengan pengendara lain akibat jalan yang semakin sempit saat proses penggalian dilakukan.
Warga lainnya, HI Bukit yang ditemui SIB mengatakan proyek itu sebenarnya tidak masalah bagi mereka. Namun karena proses pengerjaannya, apalagi saat penutupan lubang galian itu membuat warga mengeluh. “Bukan 1 atau 2 saja kendaraan yang terperosok ke bekas galian itu, sudah banyak yang masuk dan harus dibantu keluar dari dalam,” ujarnya.
Disebutkannya, dalam proses penutupan lubang galian, pemborong tampaknya tidak memperhatikan kenyamanan para pengendara yang melintas dan parkir. Makanya saat parkir di pinggir jalan, kendaraan mereka terperosok ke dalam lubang bekas galian. Karena para pengendara merasa tanah penutup lubang galian itu sudah padat dan keras, namun ternyata kendaraan mereka anjlok saat parkir di sana karena lembek.
Bahkan pernah, ujarnya, iring-iringan jenazah saat hendak ke TPU Simalingkar B sempat terperosok di bekas galian itu. Kemarin, mobil jenis Innova juga terperosok ban kirinya saat melintas di bekas galian itu.
Bukit merasa heran dengan cara kerja pemborong yang tidak memadatkan bekas galian itu setelah selesai menggali tanah dan memasukkan pipa besar ke dalamnya. Harusnya penutupan bekas galian itu dibuat dengan bahan yang bisa mengeraskan tanah agar nyaman dilalui.
Belum lagi warga yang rumahnya di pinggir jalan kerepotan dengan bekas tanah galian yang ditimbulkan. Mereka kesulitan membuat akses masuk ke rumahnya karena tanah yang ditimbunkan terlalu lembek, apalagi terkena air hujan yang hampir setiap hari turun.
Saat SIB mengkonfirmasi pihak proyek, S Situmeang yang mengaku sebagai wakil mandor, mengatakan pihaknya sudah sebulan bekerja sebagai penanam pipa. Proyek ini milik Pemprovsu dan progres yang dibuat adalah penggalian tanah pinggir jalan dan menanam pipa air di dalamnya.
Kedalaman pipa yang dibuat lebih 2 meter agar tidak mengganggu kabel yang lain yang sudah terlebih dahulu ditanam di sana. Setelah ditanam, pihaknya langsung menutup bekas galian dengan tanah bekas galian kembali dan nanti akan dikeraskan dengan tambahan bahan lain.
Selain itu, pihaknya akan menyemen beberapa lokasi persimpangan gang yang dilalui bekas galian. Tambahannya, untuk aspal yang terkena galian akan kembali diaspal.
Terkait terperosoknya beberapa mobil di bekas galian, Situmeang mengatakan pihaknya sebenarnya sudah memasang tanda peringatan di beberapa tempat. (A7/d)