Jumat, 11 Oktober 2024

Dinkes Sumut Tidak Ada Lagi Catat Penambahan Petugas Pemilu 2024 yang Meninggal dan Sakit

Redaksi - Jumat, 01 Maret 2024 21:21 WIB
342 view
Dinkes Sumut Tidak Ada Lagi Catat Penambahan Petugas Pemilu 2024 yang Meninggal dan Sakit
(Foto: Dok/Leo Bukit)
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sumut, dr Nelly Fitriani MKes 
Medan (harianSIB.com)
Dinas Kesehatan Sumut tidak ada lagi mencatat penambahan jumlah petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal dan sakit di Provinsi Sumut.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut melalui Kepala Bidang Pelayanan Nelly Fitriani menyampaikan rumah sakit ataupun Puskesmas di kabupaten/kota se-Sumut sudah tidak ada melaporkan data penambahan yang meninggal dan sakit.
"Rumah sakit dan Puskesmas dari kabupaten/kota di Sumut sudah tidak melaporkan. Sebab, data yang terbaca data perhari ini jumlahnya tetap sama dari tiga hari yang lalu," katanya, saat dikonfirmasi harianSIB.com, Jumat (1/3/2024).
Menurutnya, sudah dua minggu pasca Pemilu 2024, rumah sakit dan Puskesmas tidak mendata.
"Kalau dilihat dari data yang kami terima, hanya tanggal-tanggalnya saja yang berubah karena laporannya online. Instruksi dari Kemenkes pendataan itu hanya sampai 15 hari setelah pemilihan saja," ujarnya.
Berdasarkan data yang diterima harianSIB.com dari Dinas Kesehatan Sumut pertanggal 1 Maret 2024, petugas penyelenggara yang mendapatkan perawatan di rumah sakit dan Puskesmas di kabupaten/kota di Sumut sebanyak 370 orang, dan meninggal tujuh orang.
Nelly Fitriani mengatakan dari jumlah tersebut, 80 orang harus dilarikan ke rumah sakit dengan rincian 47 orang dirawat, 32 orang sembuh dan satu orang meninggal. Sementara, 290 orang lainnya dibawa ke Puskesmas dengan rincian 155 orang dirawat, 130 orang sembuh dan enam orang meninggal.
Nelly menyampaikan, kelompok yang terkena dampak tersebut terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu. Yakni, 23 orang dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), 146 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), 12 orang Linmas, 25 pemilih, 79 petugas, 13 anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Kemudian, 43 orang Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 29 saksi.
"Dari sebaran geografis, terlihat kabupaten/kota dengan jumlah kasus tertinggi adalah Toba 155 orang, disusul Medan 44 orang, Tanjungbalai 41 orang, Deliserdang 24 orang, Simalungun 20 orang, Asahan 17 orang," sebutnya.
Ia menambahkan angka itu saat ini berhenti di posisi 370 orang dan tujuh meninggal dunia. Ketujuh orang yang meninggal dari Medan, Langkat, Pakpak Bharat, Dairi, Sergai, Tapanuli Utara dan Binjai.
Beberapa penyakit yang diderita petugas yakni kebanyakan kelelahan, hipertensi, sakit perut.
"Itu akibat kelelahan yang bekerja sampai tengah malam melakukan penghitungan suara. Hal ini juga disebabkan makan tidak teratur sehingga lemah dan dilarikan ke rumah sakit, yang paling banyak hipertensi," sebutnya. (*)


Editor
:
SHARE:
komentar
beritaTerbaru