Senin, 09 September 2024

Dialog di Perguruan Kristen Immanuel Medan, Ketua Walubi: Moderasi Beragama Adalah Ajaran Buddha

Redaksi - Sabtu, 20 April 2024 12:00 WIB
325 view
Dialog di Perguruan Kristen Immanuel Medan, Ketua Walubi: Moderasi Beragama Adalah Ajaran Buddha
Istimewa
Dialog interaktif moderasi beragama dengan nara sumber pimpinan agama dan akademisi di Perguruan Kristen Immanuel Medan, Jumat
Medan (SIB)
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sumatera Utara (Sumut), Brilian Moktar SE MM MH, mengatakan moderasi beragama adalah implementasi dan bagian serta perkembangan agama Buddha.
“Itu sebabnya pemeluk agama Buddha menjadi bagian terdepan dalam upaya moderasi beragama dan harus menjadi pendorong timbulnya sikap moderat dalam beragama,” tegasnya saat menjadi pembicara dalam dialog interaktif moderasi beragama dengan nara sumber pimpinan agama dan akademisi di Perguruan Kristen Immanuel Medan, Jumat (19/4).
Menurutnya, moderasi beragama dalam agama Buddha merupakan sikap batin yang seimbang, didasari oleh cinta kasih, belas kasih serta rasa simpati dalam memahami dan mempraktikkan Dhamma.
“Sang Buddha mengajarkan tentang toleransi dalam beragama. Seperti tuntunanya mengenai Brahmavihara yakni empat sifat luhur: Metta (cinta kasih), Karuna (welas asih), Mudita (simpati), dan Uppekha (keseimbangan batin). Keempat sifat luhur tersebut merupakan hal yang mendasari toleransi dalam Buddhisme,” tegasnya.
Dalam kehidupan beragama di lingkungan Buddha, menurutnya, moderasi beragama sama seperti konsep “jalan tengah” sebagai prinsip dasar yang mendorong pengikut Buddha untuk menjauhi ekstremisme dan fanatisme dalam segala hal, terutama dalam beragama. Dia menunjuk perkembangan agama Buddha yang dilakukan Raja Asoka telah mencanangkan maklumat tentang sikap moderasi, toleransi dan kerukunan hidup umat beragama yang diukir dalam Prasasti Batu Kalinga XXII.
“Dalam ajaran agama Buddha tidak hanya menghormati agama sendiri dan tak boleh mencela agama orang lain, tanpa dasar dan alasan yang kuat,” tambahnya sambil mengatakan dengan mengikuti dan mengamalkan ajaran tersebut umat Buddha di Indonesia berperan dalam membangun masyarakat yang damai, harmonis dan maju.
“Itulah sebabnya umat Buddha selalu dan tetap berkolaborasi dengan umat beragama lainnya dalam mendukung keragaman yang sehat, menghormati hak individu dalam mencapai tujuan bersama yang lebih besar,” tutup Brilian Moktar.
Sementara itu, tokoh Kristen Erikson Lumbantobing mengatakan, saling menghormati antar umat beragama dan sekarang ditingkatkan dalam moderasi beragama, tak dapat dipaksakan tapi harus bergerak dari kesadaran hakiki. “Mulailah sejak dini. Terus dilakukan pembauran dan biasakan mau memahami pihak lain di luar agamanya dalam menjalankan anjuran dan ajaran yang diyakininya,” ujarnya.
Dia menunjuk kemauan Gen-Z Kristen yang ikut melayani warga Muslim, misalnya, dalam ibadah puasa Ramadan. “Orang muda Kristen kan sudah terbiasa berbagi takjil. Itu bibit yang baik dalam moderasi beragama,” tambah tokoh konstruksi Indonesia tersebut.
Ketua Panitia Ir Ronald Naibaho MSc melaporkan, kegiatan adalah bagian utuh dari Tahun Oikumene Inklusif 2024 Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik X Medan Aceh. “Perguruan Kristen Immanuel Medan menjadi lokasi dialog atau sebagai tuan rumah sebab dasar moderasi telah tertanam pada pengelola dan keluarga besarnya,” tambahnya didampingi sejumlah panitia, orang muda lintas denominasi gereja. “Yang membanggakan, panitia kegiatan terdiri dari lintas angkatan. Mulai dari Gen-Z hingga sesepuh warga Kristen dan pinisepuh. (**)



Baca Juga:
SHARE:
komentar
beritaTerbaru