Senin, 09 September 2024

Dinkes Catat Sumut KLB Pertusis dan Difteri

Redaksi - Rabu, 24 April 2024 20:29 WIB
344 view
Dinkes Catat Sumut KLB Pertusis dan Difteri
ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/aww
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes kepada balita di Sub Posyandu Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (14/2/2023). Ilustrasi
Medan (harianSIB.com)
Dinas Kesehatan Sumatra Utara (Sumut) mencatat ada delapan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di Sumut.
PD3I merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Untuk penyakit yang disebabkan virus, di antaranya cacar, campak-rubela, pertusis (batuk 100 hari), difteri, tetanus neonatorum, dan polio.
"Untuk KLB PD3I tercatat ada empat kasus kejadian pertusis dan empat kasus kejadian difteri di Sumut," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumut, dr Nora Nasution, Rabu (24/4/2024).
Ia merincikan, untuk kasus kejadian pertusis tercatat terjadi di Kabupaten Deliserdang, Kota Medan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Madina. Sedangkan untuk kasus kejadian difteri ada di Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Simalungun dan Padangsidimpuan.
Terpisah, saat ini untuk vaksin DPT yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus di semua Puskesmas sedang kosong. Warga yang memiliki bayi di bawah usia satu tahun berharap pemerintah segera menyuplai vaksin untuk meningkatkan daya tahan bayi terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Saat ditanyakan mengenai kekosongan vaksin ini ke Dinas Kesehatan Medan, Kabid Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Medan, dr Pocut Fatimah menuturkan kekosongan ini lantaran distribusi dari Dinkes Sumut terbatas.
"Kekosongan ini mungkin dari pusat juga. Tapi, Alhamdulillah vaksin lainnya tersedia dan cukup. Selain itu, kekosongan vaksin DPT ini disebabkan jalur distribusi pusat yang tersendat," katanya.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Sumut Novita Saragih juga menuturkan kekosongan vaksin DPT memang secara nasional sedang tidak mencukupi.
"Untuk kebutuhan nasional tidak cukup. Selama ini kita pakai produksi dalam negeri tapi vaksinnya sedang tidak ada. Jadi sekarang sedang menunggu impor dari India. Vaksin ini sedang dalam perjalanan dalam waktu dekat ini. Saat ini kalau Kota Medan buat permintaan untuk vaksin DPT di kita masih ada dikit lagi," kata Novi.
Menanggapi keadaan ini, pengamat kesehatan Provinsi Sumut, Destanul Aulia menuturkan, ini menunjukkan sistem surveilensi di Indonesia khususnya di Sumut tidak berjalan dengan baik.
"Karena seharusnya Dinas Kesehatan sudah bisa memperkirakan penyakit yang muncul secara musiman, siklusnya dipelajari kemudian fenomenanya dikaji. Sehingga bisa membuat perencanaan yang baik," tutupnya. (*)


Editor
:
SHARE:
komentar
beritaTerbaru