Senin, 14 Oktober 2024

Naslindo Sirait: Produksi Kopi Sigarar Utang Stabil, Konsumsi yang Meningkat

Nelly Hutabarat - Jumat, 13 September 2024 21:36 WIB
1.030 view
Naslindo Sirait: Produksi Kopi Sigarar Utang Stabil, Konsumsi yang Meningkat
(Foto: SNN/Danres Saragih)
FOTO BERSAMA: Kadiskop Sumut Naslindo Sirait, Ketua Dewan Kopi Indonesia Sumut Ujiana Sianturi SPd MP, pejabat Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut Dewiana foto bersama jurnalis SIB News Network (SNN), di Kantor SIB, Jalan Brigjend Katamso, Medan, Jumat
Medan (harianSIB.com)

Kepala Dinas Koperasi dan UKMSumatera Utara, Naslindo Sirait mengatakan, produksi kopi Sigarar Utang di Sumut tetap stabil, namun peningkatan konsumsi membuat stok terasa berkurang.

"Untuk meningkatkan produksi kopi di Sumut, petani perlu dilibatkan bersama stakeholder terkait," ujar Naslindo kepada jurnalis SIB News Network (SNN) sebelum melakukan tapping podcast, di Kantor SIB, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Jumat (13/9/2024).

Baca Juga:

Ia menjelaskan, keterlibatan Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Perdagangan dan SDM, perbankan, Dinas Koperasi dan UKM, BRIN, asosiasi, serta pemerintah pusat hingga kabupaten/kota sangat penting. Hal ini bertujuan agar para petani termotivasi untuk menanam kopi dan meningkatkan perekonomian mereka.

Baca Juga:
BERBINCANG: Kadiskop Sumut Naslindo Sirait berbincang-bincang dengan jurnalis SIB News Network (SNN), di Kantor SIB, Jalan Brigjend Katamso, Medan, Jumat (13/9/2024). (Foto: SNN/Danres Saragih)

Meskipun produktivitas kopi Sigarar Utang mengalami peningkatan, lanjutnya, hasil per hektar masih lebih rendah dibandingkan negara lain, yaitu sekitar 1,3 ton per hektar. Sebagai perbandingan, produksi kopi di Brasil dan Vietnam bisa mencapai lebih dari 2 ton per hektar.


Dikatakannya, ekspor kopi Sumut saat ini mencapai hampir Rp5,8 triliun hingga Rp6 triliun. Menurut Naslindo, angka tersebut menunjukkan peningkatan produksi, baik dari segi luas lahan maupun produktivitas.

Naslindo juga mengusulkan penggunaan bibit hibrida untuk menggantikan Kopi Sigarar Utang dan menekankan pentingnya peremajaan tanaman, pengendalian hama, serta standarisasi proses pascapanen.

"Para petani kopi sering kali hanya menjual kopi dalam bentuk buah, yang harganya jauh lebih rendah. Mereka perlu diberikan bibit unggul, penyuluhan, modal, serta dukungan peralatan dan teknologi," ujarnya.

Ia mengatakan, perbaikan harus dilakukan dari hulu hingga hilir agar petani dapat lebih sejahtera dan termotivasi.

Dalam hal kelembagaan, lanjutnya, koperasi petani kopi rata-rata memiliki lahan sekitar 1 hektar, yang dianggap usaha kecil. Oleh karena itu, Naslindo menyarankan pembukaan lahan baru, seperti pemanfaatan lahan perhutanan atau lahan tidur. Kelompok koperasi juga dapat mendirikan rumah produksi yang dapat menampung 20 hingga 100 petani kopi.

Sementara itu, Ujiana Sianturi, Ketua Dewan Kopi Indonesia Sumut, berharap, kejayaan Kopi Sigarar Utang bisa bangkit kembali seperti 10 tahun lalu. Ia menyebutkan, permintaan internasional terhadap kopi Sumut tinggi, namun sulit terpenuhi karena minimnya produksi.

"Kita berharap pemerintah dapat memperhatikan masalah ini. Bagaimana kita bisa mengekspor jika produksi Kopi Sigarar Utang di pasaran Sumut terus berkurang?" ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya karena Kopi Sigarar Utang kini sudah ditanam di Pulau Jawa.

"Mari kita kembalikan kejayaan kopi Sumut," tambahnya penuh harap.

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
komentar
beritaTerbaru