Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Ujian dan Pertolongan Allah

Staf Media Centre Gerakan Islam Pengawal NKRI
- Jumat, 20 Desember 2019 23:05 WIB
3.496 view
Ujian dan Pertolongan Allah
SIB/Dok
Oleh Islahuddin Panggabean SPd
Hidup di dunia ini persis seperti sekolah. Ada pelajaran yang harus dipahami dan dipraktikkan, lalu ada ujian yang harus dilalui. Bila dapat lulus dari ujian itu, ada kenaikan kelas dan hadiah yang besar. Di sekolah atau universitas kehidupan ini, ujian adalah keniscayaan. Melalui ujian, dapat diketahui siapa yang terbaik dalam menjalankan kehendak Allah.

Allah berfirman, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan digoncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS Al-Baqarah : 214).

Dalam tafsir Maraghi mengenai ayat di atas dijelaskan, umat terdahulu telah dianugerahi kitabullah. Dengan kitab itu, mereka ditugaskan untuk menyeru dan mengajak umat manusia kepada kebenaran. Akibatnya, mereka mendapatkan perlakuan yang menyakitkan. Mereka merasakan kesengsaraan dan mengalami marabahaya dari pihak musuh. Sebagian di antara mereka mati dibunuh dan sebagian lagi disiksa dengan berbagai cara. Ada yang tubuhnya dibelah menjadi dua dengan gergaji dalam keadaan hidup. Ada yang dibakar hidup-hidup sebagaimana yang dialami oleh ashab al-ukhdud. Namun, mereka tetap sabar dan teguh dalam melaksanakan tugas dari Allah tersebut.

Demikian juga umat Nabi Muhammad Saw generasi awal. Mereka diwariskan Al-Quran dan memiliki kewajiban untuk mengamalkan serta mengajarkannya kepada umat manusia. Karena melaksanakan kewajiban inilah, umat Muslim generasi awal bernasib sama dengan umat-umat sebelumnya yang memperjuangkan kebenaran. Pada saat di Mekkah, mereka terutama sahabat-sahabat Nabi yang status sosialnya berada di bawah, seperti Bilal bin Rabah atau Zaid bin Haritsah mengalami berbagai intimidasi dan kekerasan dari kaum musyrik. Namun, mereka telah membuktikan sanggup bertahan untuk tetap memeluk Islam.

Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap perjuangan melaksanakan kebenaran selalu harus menghadapi berbagai cobaan dan tantangan. Tidak ada satu kaum yang mendapatkan rahmat Allah tanpa sebelumnya mengalami berbagai kesulitan.

Umat-umat terdahulu telah membuktikan bahwa mereka berhasil melewati masa-masa ujian itu. Pertanyaannya bagi kita sekarang, apakah kita mampu bertahan seperti mereka? Apakah kita mampu bersabar dalam menghadapi kesengsaraan? Apakah kita mengira akan mendapatkan keridaan Allah tanpa terlebih dahulu harus mengalami berbagai cobaan dan kesulitan? Demikian al-Maraghi.

Ayat di atas menginformasikan bahwa tatkala kondisi ujian dan fitnah sangat dahsyat sampai-sampai seorang Rasulpun bertanya "kapan pertolongan Allah datang" karena seluruh kemampuan dan usaha sebagai manusia untuk menghadapi fitnah dahsyat itu telah dilakukan, pada detik-detik seperti ini, Allah memberikan kabar gembira, bahwa kemenangan sebenarnya sudah sangat dekat, Allah sengaja ingin melihat puncak kesabaran hambaNya sehingga layak mendapat kemenangan dariNya.

Dahsyatnya penderitaan juga digambarkan oleh Allah dalam surat Yusuf ayat 110 "Sehingga para Rasul itu berputus asa dan mengira mereka akan didustakan.." Ibnu Zubair bertanya kepada Aisyah ra, apa maksud ayat ini? Aisyah ra menjawab, "Para Rasul itu tidak berputus asa, tapi karena cobaan dan goncangan penderitaan dan siksaan yang dihadapi umat saat itu luar biasa hebatnya, maka para Rasul itu takut para pengikutnya tidak sabar dan berbalik mendustakannya" (HR: Bukhari)

Allah juga memperlihatkan kehebatan musuh ataupun ujian pada umat Islam, seakan mereka tidak terkalahkan ataupun tidak teratasi bahkan bisa melahirkan keputusasaan, memiliki hikmah agar manusia tidak lagi mengandalkan kemampuan diri sendiri dan semua yang dimiliki di dunia ini kecuali hanya bergantung pada Allah swt. Segala ikhtiar harus dibarengi bahwa tiada daya dan kekuatan kecuali dari-Nya serta berakhir pada tawakkal pada-Nya.

Kemenangan dan kesuksesan bagi Allah swt, bukanlah sesuatu yang sulit dan jauh untuk diberikan pada manusia. Allah bisa memberikan kesuksesan dan kemenangan umat kapan saja, namun karena ujian yang berat goncangan penderitaan yg hebat, maka seakan-akan kemenangan dan pertolongan Allah swt itu menjadi lama, bahkan menimbulkan keputusasaan.

Pertolongan dari Allah adalah suatu kepastian, namun seiring dengan itu manusia harus berikhtiar memenuhi syarat pertolongan Allah itu. Sesuai janji-Nya syarat itu tidak pernah melampaui kemampuan dan kekuatan manusia memikulnya, "Allah tidak membebani jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya". Tatkala syarat-syarat itu tercapai, saat itu pula pertolongan Allah dan kemenangan akan datang.

Penutup
Mengapa tidak mudah begitu saja memberikan kemenangan dan pertolongan kepada hambaNya, padahal mereka sudah disiksa, diusir, ditangkap dan dipenjara bahkan dibunuh? Karena surga yang Allah janjikan memang sesuatu yang tidak murah namun sangat mahal dan berharga. Begitupula setiap ujian dan perjuangan yang diiringi kesabaran, ikhtiar dan tawakkal akan berbuah manis. Wallahua'lam. (f)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru