Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 03 November 2025

Jadikan Anak Muda Terdepan Hadapi Pandemi

Redaksi - Minggu, 17 Januari 2021 09:42 WIB
523 view
Jadikan Anak Muda Terdepan Hadapi Pandemi
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga menggunakan masker saat melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi
Program vaksinasi sudah bergulir, tetapi beberapa negara melaporkan kasus infeksi baru setiap harinya masih terjadi. Bahkan kasus Covid-19 saat ini meningkat paling cepat pada populasi orang-orang yang lebih muda.

Menurut data pada September 2020 di Jakarta, rentang usia 20-29 tahun dan 30-39 tahun sebagai dua kelompok usia yang paling banyak terpapar virus corona.

Fenomena yang sama juga terlihat di beberapa daerah dan secara global.

Sehingga muncul pertanyaan, mengapa lebih banyak milenial yang terdeteksi positif virus corona?
Para ahli medis memberikan beberapa alasan antara lain karena generasi muda yang paling banyak mendapatkan tes. Kemudian virus mungkin telah berubah.

Kepala petugas keperawatan Rumah Sakit Good Samaritan di San Jose, California, Mark Brown membeberkan bagaimana virus corona kemungkinan telah berubah.

Awalnya virus menempel pada inang dan melekat pada populasi yang lebih rentan diserang.

Artinya, Covid-19 cenderung banyak menginfeksi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan orangtua.
Namun, seiring berjalannya waktu, virus harus bermutasi untuk mempertahankan dirinya sendiri dan bertahan hidup. Dan ada kemungkinan, virus menjadi lebih menular, sehingga dapat mereplikasi dirinya lebih mudah dan menyerang siapa pun dalam beberapa menit.

Namun hal yang paling memungkinkan anak muda terpapar Covid-19 karena kurang berhati-hati. Mereka terlalu percaya diri kalau imun tubuhnya kuat, sehingga merasa tidak mudah terpapar virus corona.

Dengan begitu anak muda jarang mentaati aturan 3 M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Contoh kecil di Kota Medan, hampir setiap malam di sepanjang Jalan Kesawan anak muda nongkrong, makan dan minum berbaur tanpa batas. Bahkan ada yang mengadakan pertunjukan musik. Penyanyi, pemain musik dan penonton tidak menggunakan masker. Apalagi Sabtu malam, keadaan "hingar bingar" bagai tak ada pandemi. Lalulintas di kawasan itu pun macet.

Pandangan hampir serupa juga terjadi di hampir semua punjuru kota. Anak muda nongkrong di kafe-kafe dan tempat hiburan malam lainnya, mereka juga tidak mengenakan masker dan menjaga jarak.

Apalagi ketika mengetahui vaksinasi nasional sudah dimulai, para anak muda semakin merasa dirinya jauh dari virus.
Lihat saja bagaimana selebritis muda Raffi Ahmad yang langsung nongkrong dengan banyak temannya tanpa melaksanakan protokol kesehatan, beberapa saat setelah divaksinasi perdana bareng Presiden Jokowi.

Artis papan atas itu memang sudah minta maaf, namun perilakunya bisa jadi pembelajaran bahwa anak muda perlu terus diberi pemahaman bahwa mereka juga sangat rentan terpapar virus.

Pihak yang berwenang termasuk Satgas Covid juga harus mengevaluasi kinerjanya agar lebih baik dalam upaya memutus mata rantai virus corona. Berlakukan tindakan tegas dengan mereka yang abai dengan prokes. Jangan hangat di awal melakukan razia, tetapi harus secara terus-menerus melakukannya tanpa sedikit pun kendur.

Ada baiknya juga anak muda dilibatkan dalam sosialisasi prokes. Di samping mereka bisa menjadi contoh dan duta prokes, anak muda yang ikut sosialisasi tentu akan merasakan langsung betapa pentingnya hidup sehat, menjaga imun dan melakukan prokes.
Bila ada anak muda yang melanggar prokes seperti Raffi Ahmad, hendaknya diberikan hukuman sosial dengan direkrut menjadi Satgas Covid yang tugasnya di bagian sosialisasi. Hal begini diyakini bisa berdampak positif dalam mengkampanyekan prokes dan pencegahan penulan virus secara menyeluruh.

Sebagai masyarakat yang jumlahnya paling besar, anak muda harus jadi perhatian utama dalam mencegah virus. Agar bisa mengambil hati anak muda, harus dilakukan dengan cara-cara muda dan berlogika. Sehingga mulai sekarang saatnya kita menempatkan anak muda sebagai garda terdepan dalam menghadapi sekaligus mengakhiri pandemi Covid-19. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru