Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 03 November 2025

Cermati Peringatan BMKG

Redaksi - Kamis, 21 Januari 2021 11:16 WIB
403 view
Cermati Peringatan BMKG
Internet
Logo BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana banjir. Karena menurut BMKG, saat ini sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki puncak musim hujan dengan kemungkinan terjadi cuaca ekstrem.

"Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang kemungkinan bisa terjadi dalam waktu dekat," kata Deputi BMKG Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Peringatan BMKG ini selayaknya ditanggapi serius semua pihak dengan mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Apalagi geografi Sumatera Utara yang memiliki gunung, bebukitan, hutan luas dan banyaknya sungai memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi terjadi banjir dan tanah longsor.

Saat ini juga di seluruh wilayah Sumut, termasuk Kota Medan dan sekitarnya, hampir setiap hari diguyur hujan. Lalu apa yang seharusnya dilakukan?

Bagi masyarakat agar tetap melakukan pencegahan dan penanggulangan bencana banjir. Meski terkesan sepele, bagaimanapun banjir merupakan salah satu bencana yang bisa menimbulkan banyak kerugian.

Sebab itu masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan terjadinya banjir. Karena banjir sering terjadi akibat masalah sepele seperti membuang sampah sembarangan hingga menimbulkan penyumbatan di selokan rumah-rumah penduduk maupun sungai-sungai. Jangan jadikan selokan dan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Pengelolaan sampah yang tepat bisa membantu mencegah banjir.

Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Budayakan kembali gotong royong secara rutin di lingkungan tinggal yang dikomandoi kepala lingkungan. Ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Sehingga bila terjadi hujan deras, air tidak akan tersumbat dan mampu mencegah terjadinya banjir

Kemudian hindari membuat rumah di pinggiran sungai. Saat ini semakin banyak warga yang membangun rumah di pinggir sungai, ada baiknya pinggiran sungai jangan dijadikan rumah penduduk karena menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur. Untuk hal ini Pemko atau Pemkab harus bekerja dan tegas menertiban pembangunan rumah di bantaran atau daerah alur sungai (DAS).

Lalu melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi. Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian ditanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul. Dinas Kehutanan memang sangat berat mengemban tugas ini sendirian bila tidak didukung instansi terkait dan aparat penegak hukum untuk memberantas mafia hutan.

Jangan biarkan bencana banjir seolah sebagai kejadian yang biasa sehingga seperti tidak ada upaya melakukan perubahan perilaku di masyarakat. Lakukan sosialisasi secara terus menerus sehingga melekat di pikiran setiap individu untuk menjaga lingkungan yang baik dan merubah mindset tentang budaya bersih dan hidup sehat.

Sebagai langkah cepat mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya bencana banjir, pemerintah sebaiknya sudah menyiapkan segala perangkat untuk membabtu masyarakat yang terdampak. Baik kesiapan alat, tanaga manusia maupun dana.

Kesiagaan sangat perlu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi. Namun kebiasaan berperilaku menjadi kunci utama mencegah sesuatu yang buruk. Peringatan BMKG harus dicermati untuk menghindari dan mengantisipasi terjadinya bencana. Tidak ada yang akan mampu menolong, bila kita tidak melindungi diri sendiri. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru