Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 03 November 2025

Perbaiki Psikologis Masyarakat

Redaksi - Senin, 01 Februari 2021 10:47 WIB
428 view
Perbaiki Psikologis Masyarakat
istockphoto/damircudic
Ilustrasi. Laporan terbaru Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menemukan 6 masalah psikologis yang paling banyak dialami masyarakat selama pandemi.
Indonesia kembali mencatat angka tertinggi penambahan harian kasus positif Covid-19, Sabtu (30/1). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, ada penambahan 14.518 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut merupakan penambahan paling tinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 1.066.313 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Sebelumnya berdasarkan catatan harian ini, jumlah penambahan pasien harian tertinggi terjadi pada 16 Januari dengan 14.224 orang.

Kondisi ini mengharuskan masyarakat semakin berhati-hati agar tidak terpapar virus mematikan ini. Karena meski program vaksinasi sudah dijalankan, belum ada jaminan seseorang kebal terhadap virus. Malah dikhawatirkan, dengan vaksinasi masyarakat jadi sepele dengan keberadaan pandemi ini.

Terbukti sejak dimulainya program vaksinasi yang belum sebulan berjalan, namun sudah dua kali terjadi angka tertinggi kasus. Itu menandakan adanya faktor psikologis di masyarakat yang perlu diperbaiki. Bisa saja masyarakat menjadi sepele dengan prokes, karena sudah ada vaksin.

Ini sebagai tugas baru lagi bagi Tim Satgas untuk menyosialisasikan kepada masyarakat supaya tetap hati-hati menjaga kesehatan dan tetap melaksanakan prokes. Karena masyarakat kita sangat mudah mengasumsi suatu masalah tanpa mempelajari atau mencari informasi yang tepat dengan persoalan yang baru.

Lihat saja di lingkungan kita masing-masing, saat ini sebagian besar masyarakat beraktifitas sudah seperti saat situasi normal. Seolah tidak ada lagi yang takut terpapar Covid. Kafe-kafe penuh dengan warga nongkrong, termasuk kehidupan malam di sepanjang jalan dan lainnya. Mereka semua hampir tak melakukan prokes.

Di sisi lainnya kamar-kamar rumah sakit penuh dengan pasien Covid, tenaga medis kewalahan dan keluarga pasien sangat cemas dengan kondisi keluarganya antara hidup dan mati. Suasana sangat kondraktif antara penderita dengan masyarakat yang tak sadar.

Ini bukan hanya tugas Tim Satgas untuk memberi kesadaran, tetapi semua lapisan masyarakat. Setiap orang memiliki kewajiban kepada lingkungan maupun dirinya sendiri. Karena masalah pandemi bukan main-main, menyangkut kelangsungan hidup manusia.

Soal kesadaran kita bisa ambil contoh Selandia Baru yang dianggap sebagai negara paling berhasil menangani pandemi Covid-19. Negara kiwi itu juga diketahui sebagai negara lingkungan tersehat dan tingkat kualitas hidup warganya termasuk yang terbaik di dunia.

Korelasi keduanya sangat terkait. Sehingga kita harus bisa mengambil contoh dan belajar dari mereka.

Tidak akan ada yang mampu untuk memperbaiki hidup bila diri sendiri tidak mau melakukannya. Setelah siap dengan diri sendiri, barulah kita bisa memperbaiki lingkungan. Sehingga lagi-lagi persoalan kesadaran sangat terkait dengan kualitas sumber daya manusianya. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru