Berdoa Ala Lazarus ‘Hidupkan’ Marangkup Simanullang dari Mati Suri karena Covid-19


1.189 view
Berdoa Ala Lazarus ‘Hidupkan’ Marangkup Simanullang dari Mati Suri karena Covid-19
Foto: Dok/FB
Marangkup Simanullang bersama istri, Susi Sinaga dan anak. 

Medan (SIB)

Marangkup Simanullang berada di bawah alam sadar. Saat itu di ruang ICU di satu rumah sakit di Medan, Sumatera Utara (SU). Semua alat dipasang di tubuhnya. Mulai selang untuk memasukkan makanan, oksigen, vitamin serta jenis obat membunuh virus corona. Termasuk ventilator.

Ia tak merespon. Tak bergerak sama sekali. Dalam ‘tidurnya’, pria kelahiran Bakkara, Humbang Hasundutan, pada 10 Desember 1962 didatangi orang-orang yang sudah meninggal. Orangtuanya, P Simanullang dan N Br Lubis (Op Lambok), mertuanya, R Sinaga dan Remmy Br Nainggolan (Op Nico) abang-abangnya dan entah siapa saja melintas di depannya.

Orang-orang yang sudah berada di alam lain, seperti mengajak. Ia langsung ingat pada Yesus Kristus. Ingat pada Lazarus. “Aku sepertinya dekat sekali dengan-Nya. ‘Yesus, Lazarus yang sudah mati Kaubangkitkan. Aku masih hidup. Sembuhkan aku, Yesus anak Allah’,” ujarnya di Medan, Kamis (14/1) didampingi sang istri, Susi Merry Junita Sinaga. Ia ingat betul isi nats Yohanes 11:41 tersebut.

Setelah berdoa ala St Lazarus tersebut, Marangkup Simanullang merasa ‘dikembalikan’ ke dunia. Perlahan-lahan kesadarannya datang. Hari ke-16 dalam perawatan, ia kembali kenal lingkungan.

Meski sudah diizinkan berkomunikasi via smartphone tapi tak bisa mengoperasikan karena masih terlalu lemah. Dokter dan perawat yang menuntunnya untuk berkomunikasi dengan dunia luar. “Nazarku, jika sembuh, waktuku untuk-Nya,” tambahnya.

Ia masuk rumah sakit tanggal 9 dan dinyatakan negatif Covid-19 pada 21 Nopember. Selama dalam perawatan, ragam hal aneh, datang. Yang paling diingat, ketika orang-orang yang sudah meninggal membezuk dengan ragam cara.

***

Ia merasa tak kenapa-kenapa. Sejak Oktober memang forsir. Kejar target. Menyiapkan 492 unit sertipikat untuk diserahkan Presiden Joko Widodo pada warga SU. Sejak 2 Nopember badannya meriang. Sedikit. Minum air jeruk hangat, sembuh. Apalagi dokter keluarga memastikan kondisi menurun karena keletihan.

Periksa darah di rumah sakit 4 Nopember, tapi tidak ada gejala. Pada 7 Nopember sakit lagi. Demam tinggi. Dokter mengharuskannya rawat inap. Oksigen tubuh di bawah 90. Sehari dirawat, keesokannya langsung dipindahkan ke ICU dan divonis Covid-19. Saat bersamaan gula darahnya naik.

Sejak saat itu Marangkup Simanullang terputus dari dunia luar. Masih berkomunikasi dengan keluarga via HP tapi semakin ke depan, kesadaran semakin hilang. Kekhawatiran keluarga menjadi-jadi karena orang yang dikasihi sama sekali sudah tak merespon. Denyut nadi hampir tak terdeteksi, seperti mati suri.

Dari bisik-bisik yang didengarnya, seluruh pasien dengan kondisi seperti itu, akan fatal. “Tapi kami punya Tuhan, Sang Penentu. Saya kumpulkan anak-anak dan berpegang tangan, berdoa,” kenang Susi Sinaga.

Sesungguhnya ia berontak. “Saya sampai marah. ‘Tuhan, Kau apakan suamiku? Anak-anakku masih kecil-kecil. Tuhan, apa salahku... Semua ajaran-Mu kulakukan?’ Tapi saya sadar dan minta maaf,” ucapnya.

Kekhawatiran baru datang. Finansialnya, menipis. Padahal masih diperlukan sangat banyak. Ketika sampai pada titik ketaksanggupan, Marangkup Simanullang dinyatakan sembuh. “Tuhan itu sungguh baik. Tak ada cobaan yang ditimpakan melebihi kemampuan umat-Nya,” tutup Susi Sinaga.

Dokter pun memastikan, pasiennya beroleh muzizat. Semua penderita dengan kondisi yang sama, hanya Marangkup Simanullang satu-satunya yang sembuh. “Saya berterima kasih pada semua pihak atas doa-doa dan bantuannya, khususnya Kakan BPN DS Fauzi,” paparnya.

Semula ia tak yakin dengan virus corona, kini mengimbau semua orang untuk patuh protokol kesehatan. Sang istri justru berkenan berbagi pengalaman sebagai penyintas Covid-19. (T/R10/d)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com