INDEF : Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Harus Perhatikan Sektor yang Belum Pulih


319 view
INDEF : Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Harus Perhatikan Sektor yang Belum Pulih
Foto Dok/Humas
Jokowi didampingi Kapolri, Panglima TNI dan Airlangga Hartarto 
Jakarta (harianSIB.com)


Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho mengatakan pemerintah bisa memberikan insentif bagi industri yang terdampak karena pandemi dan pelemahan ekonomi dunia.


“Kalau ditanya terkait dengan bagaimana kita bisa menjaga sektor manufaktur maka perlu dilihat kembali sektor mana yang cukup terdampak akibat Covid-19 lalu dan sampai dengan sekarang belum terlihat pemulihannya dan inilah yang harus dipetakan oleh Kemenperin,” tegas Andry, Kamis (19/1/2023).


Sejak pandemi sampai dengan masa pemulihan sekarang ini, masih ada industri yang belum pulih. “Kalau kita lihat justru pemetaan dari sub sector yang masih terdampak dan masih belum cukup pulih tersebut itu stimulus yang diberikan masih belum ada menurut saya gitu ya, masih belum ada kebaruan, nah ini yang menurut saya perlu kembali diingatkan gitu ya kepada pemerintah,” jelas Andry.


Misalnya saja industri tekstil dan alas kaki. Mereka sangat terdampak dan belum pulih sampai dengan sekarang. Mereka digempur produk impor dan juga menurunnya permintaan dari luar negeri.


“Selain itu tingginya inflasi ini masih belum bisa memulihkan kinerja subsektor industri dalam negeri yang sudah berbasis ekspor. Mungkin kalau saya bisa bilang mayoritas ekspor seperti tekstil pakaian jadi, alas kaki dan sebagainya,” kata Andry.


Alhasil, ketika pemerintah mengetahui industri mana yang bisa diselamatkan, maka extra effort mesti diberikan ke sana. Dia menilai sejauh ini banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran.


“Salah satunya mungkin kalau bisa kita sebutkan seperti mobil listrik, fasilitasi subsidi dari mobil dan motor listrik itu kan semata-mata bukan menguntungkan industry, tapi justru menguntungkan dealer-dealer dan juga pedagang mobil dan motor,” ungkap Andry.


Pemerintah pun diminta untuk memberi perhatian khusus pada industri yang terdampak, selain tentunya menggali potensi ekspor dan hilirisasi. ”Kembali lagi yang dikejar itu sebetulnya apa, dan apa yang diprioritaskan di tahun ini,” tandas Andry.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tetap optimis, waspada, dan antisipatif. Pemerintah juga menyiapkan berbagai strategi dan kebijakan agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% (yoy) di tahun 2023 dapat tercapai.
Editor
: Bantors
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com