Aksi Massa di Patung Kuda Tolak Harga BBM Naik-Minta IKN Ditunda

* Menantu HRS di Demo 1209 Serukan Kawal Kasus Brigadir J dan KM 50

362 view
Aksi Massa di Patung Kuda Tolak Harga BBM Naik-Minta IKN Ditunda
(Foto : Antara/Galih Pradipa)
UNJUK RASA : Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta, Senin (12/9). 

Jakarta (SIB)

Sejumlah mahasiswa menggelar demo di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat (Jakpus).


Massa membawa sejumlah tuntutan yang disampaikan.


Pantauan di lokasi, Senin (12/9), mahasiswa tiba sekitar pukul 15.50 WIB. Mereka terlihat berjalan dari arah Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakpus.


Sebelum menyampaikan tuntutannya, massa menginginkan agar demo bisa digelar secara kondusif.


Tuntutan yang pertama adalah menolak dengan tegas kenaikan harga BBM bersubsidi. Kedua, menunda pembangunan ibu kota negara (IKN) untuk memprioritaskan anggaran.


"Menunda pembangunan IKN untuk memprioritaskan anggaran pada upaya stabilisasi kondisi sosial ekonomi masyarakat," demikian salah satu poin tuntutan mahasiswa.


Tuntutan ketiga, mahasiswa menuntut ada realokasi anggaran belanja kementerian atau lembaga yang tidak produktif.


Tuntutan terakhir, mendorong pemerintah memastikan energi berbasis minyak dan gas bumi di dalam negeri terpenuhi secara mandiri.


Mahasiswa Demo

Dalam orasinya, orator mahasiswa menyinggung soal Ketua DPR RI Puan Maharani.


"Ke mana tangisan Ibu Puan, Kawan-kawan? Ke mana tangisan Ibu Puan? Seolah hilang ketika Joko Widodo menaikkan harga BBM, Kawan-kawan," kata orator dari atas mobil komando, Senin (12/9).


Selain menyinggung Puan, mahasiswa menyinggung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Orator mempertanyakan sikap Megawati terkait kenaikan harga BBM.


"Tangisan-tangisan dari Ibu Megawati, mana hari ini? Kita selalu mahasiswa mempertanyakan tangisan-tangisan tersebut kawan kawan," ujarnya.


Demo Buruh

Massa buruh juga datang membawa replika keranda dengan spanduk tuntutan demo.


"Turut berduka matinya hati nurani Presiden dan DPR menaikkan harga BBM disa'at rakyat menderita," demikian tertulis dalam spanduk.


Bersama dengan itu, orator menyampaikan sejumlah tuntutan dari atas mobil komando. Tuntutan pertama adalah menolak kenaikan harga BBM.


"Kedua, kita menolak UU Cipta Kerja. Tuntutan kita dari tahun ke tahun UU Cipta Kerja akan terus kita suarakan, sampai dengan pemerintah mencabut klaster ketenagakerjaan. Ketiga, meminta kenaikan upah. Kita tahu tahun 2021, 2022, naik upah nggak?

Dengan PP 36 maka dapat dipastikan maka 5-10 tahun ke depan, khususnya yang wilayah Kabupaten itu nggak akan naik," ujar orator.


Massa dari Konfederensi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mengutus sebanyak 7 orang menyampaikan petisi penolakan kenaikan BBM ke Istana Presiden.


"Saya sudah mengutus tujuh utusan ke Istana sekarang," kata Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea.


Salah satu utusan yang ke Istana ialah Sekjen KSPSI Hermanto Ahmad, Wakil Presiden KSPSI R Abdullah, Wakil Sekjen Afif Johan, dan Wakil Sekjen Akmani. Tuntutan tersebut diberikan dalam bentuk surat.

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com