Kamis, 05 Desember 2024

Anies: Kita di Persimpangan Jalan, Apakah Jadi Negeri Hukum atau Kekuasaan?

* Kampanye Akbar di Tangerang, Anies: Yang Datang Bukan Orang-orang Bayaran
Redaksi - Senin, 22 Januari 2024 09:29 WIB
217 view
Anies: Kita di Persimpangan Jalan, Apakah Jadi Negeri Hukum atau Kekuasaan?
(Foto: Tim Media AMIN)
Anies Baswedan dalam acara silahturahmi akbar masyarakat Minang pendukung Anies-Muhaimin (AMIN) di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024). 
Jakarta (SIB)
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menghadiri acara silahturahmi akbar masyarakat Minang pendukung AMIN (Anies-Muhaimin) di Kemayoran, Jakarta Pusat. Anies mengklaim selama ini masyarakat Minang selalu memilih adanya perubahan.
"Masyarakat Minang selalu memilih perubahan, tahun lalu juga selalu memilih perubahan, bukan pilih orangnya, tapi milih perubahan bukan. Mau perubahan? Lima tahun, 10 tahun lalu? Perubahan. Tahun ini? yang dulu dan sekarang mau perubahan bukan?" kata Anies dalam sambutannya di Hotel Nam Center, Jakarta Pusat, Minggu (21/1).
Anies mengatakan, negara ini berada di persimpangan jalan. Dia pun mempertanyakan apakah akan menjadi negara hukum atau negara kekuasaan.
"Kita ingin perubahan dan tadi disampaikan, kita ingin menjaga, sekarang kita di persimpangan jalan apakah negeri ini menjadi negeri hukum atau negara kekuasaan? Kalau ini jadi negara kekuasaan maka penguasa bisa mengubah-ubah hukum sesuai kepentingan dirinya, kepentingan keluarganya, betul?" kata Anies.
"Sudah menyaksikan bukan ada aturan diubah-ubah?" sambungnya.
Anies mengatakan semua pihak ingin menjaga negara Indonesia menjadi negara hukum. Ia menyinggung banyak putra Minang yang berkontribusi dalam kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Kita ingin menjaga negeri ini tetap menjadi negara hukum. Sebagaimana para pendiri republik ini yang begitu banyak adalah putra-putra Minang yang mendirikan republik ini. Begitu keren, begitu melihat nama pahlawan pendiri republik, maka berderet itu," katanya.
Ia mengatakan pahlawan dari tanah Minang berkontribusi untuk kepentingan negara. Anies menyebut mereka tak mendirikan Republik Indonesia untuk anak, keponakan bahkan diri sendiri.
"Nama-nama anak-anak Minang yang membawa Indonesia menuju kemerdekaan, kita harus menjaga, karena mereka mendirikan republik tidak untuk dirinya, tidak untuk anaknya, bukan untuk keponakannya, tapi untuk semua anak bangsa dengan prinsip kesetaraan, Insyaallah nanti kita bangun sama-sama," imbuhnya.
Bukan Bayaran
Sementara itu, pada kampanye Akbar perdana di Tangerang, Banten, Anies Baswedan memuji pendukungnya sebagai orang ikhlas dan bukan orang bayaran.
Anies mulanya memuji kinerja kader partai pendukung dan relawan Anies-Muhamin (AMIN). Dia menyebut kader partai dan relawan merupakan orang-orang yang bekerja di balik layar.
"Mana relawan di sini? Ayo relawan lambaikan tangan. Nah, relawan-relawan semua ini adalah orang-orang yang bekerja di belakang layar. Orang-orang yang menjangkau semua," kata Anies di Lapangan Batako Pinang, Kota Tangerang, Banten, Minggu (21/1).
"Apakah mereka terlihat di depan panggung? Apakah mereka berjasa? Iya. Mereka jasanya besar sekali. Nih yang pegang sound system nggak lihat kan semua di sini, tapi dia orang yang paling berkuasa. Coba sama dia dimatiin, selesai. Saya ngomong sekencang apapun nggak kedengeran, betul tidak?" sambungnya.
Dia mengatakan, hasil yang diraih dalam Pemilu bukan sekadar keberhasilan dari capres. Dia mengatakan ada kerja keras dari kader partai dan relawan.
"Itulah contoh relawan dan kader partai yang bekerja di belakang layar. Ketika kita meraih keberhasilan 14 Februari itu bukan keberhasilan yang pegang mikrofon, itu keberhasilan orang-orang yang bekerja di belakang layar seperti Ibu Bapak yang hadir di sini," ucapnya.
Anies kemudian mengatakan para pendukungnya bukan orang bayaran. Dia mengatakan pendukungnya datang dengan ikhlas.
"Dan semua yang datang di sini ada yang bayaran tidak? Ada yang bayaran tidak? Nggak ada yang bayaran. Bapak ibu sekalian, semua datang dengan keikhlasan dengan semangat datang dengan keyakinan," ucap Anies.
Dia menyebut masyarakat tak bisa dibohongi orang yang dikumpulkan dengan uang tak akan menunjukkan semangat.
"Bapak ibu, itu tidak bisa dibohongi, tidak bisa dibohongi. Kalau kita datang ke satu tempat, orangnya ada banyak, kita bisa merasakan mana yang datang orang bayaran dan tidak dibayar. Betul tidak?" kata Anies.
"Yang datang di sini adalah orang-orang yang tak ternilai harganya. Bukan orang-orang bayaran, orang-orang yang bekerja dengan keyakinan. Itu yang datang ke sini," sambungnya.
Dia mengatakan semangat tak bisa dibayar dengan uang. Semangat, kata dia, datang dari keyakinan di dalam hati.
"Memang rupiah bisa mengumpulkan orang , rupiah bisa mengumpulkan bis-bis untuk datang. Tapi rupiah tidak bisa membangkitkan semangat," kata Eks Gubernur DKI Jakarta ini.
"Ada, ada di sini orang-orang yang bersemangat dan semangat itu tidak bisa dibeli dengan rupiah. Semangat itu muncul dari keyakinan yang ada dalam hati. Jadi insyaallah semuanya siap untuk memenangkan?" imbuhnya. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru