Jokowi Warning:

Antisipasi Kasus Covid Naik Saat Natal dan Tahun Baru

* Masih Ada yang Tolak PPKM Level 3 Saat Nataru

274 view
Antisipasi Kasus Covid Naik Saat Natal dan Tahun Baru
Foto: Humas Setkab/Rahmat
RATAS: Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma’ruf Amin memberi arahan saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), di Kantor Presiden, Jakarta Senin (22/11).

Jakarta (SIB)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan terkait persiapan penanganan Corona menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jokowi meminta semua Kementerian tidak terjebak ego sektoral, melainkan harus bersinergi.


Hal ini disampaikan Jokowi dalam pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Mengenai Evaluasi PPKM, Senin (22/11) yang ditayangkan Channel Youtube Sekretariat Presiden. Jokowi meminta semua Kementerian menyamakan frekuensi.


"Saya minta seluruh kementerian dan lembaga frekuensinya sama. Dalam menghadapi bulan Desember 2021 ini," kata Jokowi dalam siaran persnya, Senin (22/11).


"Sekali lagi, memiliki frekuensi yang sama," sambungnya.


Jokowi meminta semua Kementerian dan lembaga tidak terjebak dalam ego sektoral. Ia ingin semuanya berkoordinasi dan bersinergi dalam melakukan penanganan Nataru, khususnya terkait pandemi Covid-19. Dia mewanti-wanti agar jangan sampai terjadi lonjakan kasus usai Nataru.


"Jangan terjebak pada ego sektoral. Utamakan kerja sama, utamakan koordinasi. Sehingga kelihatan kita memiliki frekuensi yang sama," tegas Jokowi.


Wanti-wanti Vaksinasi Turun

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin melaporkan laju suntikan vaksinasi di Indonesia menurun dalam beberapa pekan terakhir. Salah satu penyebabnya adalah keraguan masyarakat terhadap vaksin.


Hal itu disampaikan Budi dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (22/11). Budi menyebut keraguan masyarakat itu karena merek vaksin yang dianggap baru.


"Kami juga melaporkan bahwa tiga minggu terakhir ini terjadi penurunan laju suntikan yang tadinya konsisten di atas 2 juta sudah ada penurunan. Ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah karena memang Sinovac vaksinnya sudah mulai menurun diganti oleh AstraZeneca dan Pfizer. Dua vaksin ini sama amannya efikasinya lebih tinggi tapi karena baru masyarakat masih ragu untuk menggunakannya," kata Budi.


Budi meminta semua pihak untuk mendorong masyarakat segera vaksinasi, terutama lansia. Dia memastikan apa pun jenis vaksinnya tetap aman.


"Yang AstraZeneca, Pfizer atau Moderna memang ada demam sama seperti waktu kita kecil divaksin cacar juga ada demam. Tidak usah khawatir vaksin-vaksin ini sudah terbukti aman. Tidak usah ragu-ragu untuk segera divaksin jangan sampai terjadi apa yang di Eropa bisa terjadi di Indonesia," ujar Budi.


Tolak PPKM Level 3

Jokowi juga memberi arahan terkait rencana Indonesia menerapkan PPKM level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru. Jokowi meminta hal ini disampaikan secara baik kepada masyarakat dengan menyertakan data-data kenaikan kasus Corona di Eropa.


"Rencana penerapan PPKM level 3 di Indonesia pada saat Natal dan Tahun Baru ini agar dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat," kata Jokowi.


Jokowi menyebut penyampaikan kenaikan kasus Corona di Eropa sebagai latar belakang pengambilan keputusan PPKM level 3 penting karena masih ada yang menolak kebijakan ini. Jokowi menegaskan, PPKM level 3 saat Natal dan Tahun Baru penting karena bisa mencegah ekonomi bangsa terpukul lagi.


"Sampaikan mengenai perkembangan kasus-kasus, kenaikan kasus yang ada di Eropa ini penting sekali sebagai sebuah background keputusan yang akan kita ambil karena memang ada beberapa yang menolak pemberlakuan PPKM level 3 ini karena memang menginginkan situasi menjadi normal kembali," kata Jokowi.


"Tetapi kita harus ingat bahwa apa pun, utamanya ini pariwisata di Bali terdampak paling dalam, tetapi perlu dijelaskan bahwa apabila situasi tidak terkendali justru akan memukul balik ekonomi dan pariwsata kita," ujar Jokowi.


Jokowi mengingatkan Indonesia yang bakal jadi tuan rumah G20 selanjutnya. Jokowi ingin penegakan disiplin protokol kesehatan benar-benar dijalankan secara tegas.


"Apalagi sekali lagi kita akan menjadi tuan rumah 150 meeting yang ada di G-20. Oleh sebab itu saya minta intervensi di lapangan ini benar-benar terus dilakukan oleh satgas terhadap event-event yang ada," kata Jokowi.


PPKM Desember 2021 akan berlaku saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kebijakan PPKM ini mulai dari 24 Desember 2021-2 Januari 2022.


PPKM Desember 2021 ditetapkan mengikuti protokol kesehatan PPKM level 3. Aturan ini masih menunggu putusan Instruksi Mendagri (Inmendagri) terbaru.


Target 70 Persen

Jokowi juga memberikan arahan agar target vaksinasi 70 persen tercapai di akhir tahun. Dia meminta agar pemerintah proaktif mewujudkan target tersebut.


"Vaksinasi betul-betul agar target yang telah kita berikan 70 persen di akhir tahun bisa tercapai," kata Jokowi.


"Saya minta proaktif jemput bola dan datangi masyarakat," katanya.


Jokowi pun meminta agar TNI dan Polri membantu pelaksanaan vaksinasi. Lansia menjadi target utama vaksinasi.


"Dan saya minta, backup dari TNI dan Polri, utamanya dari lansia betul-betul dilakukan dan saya lihat door to door yang dilakukan BIN juga baik karena yang divaksin adalah lansia," ucapnya.


Kemudian, Jokowi juga memberi perhatian bagi daerah yang masih rendah tingkat vaksinasinya. Daerah tersebut harus dibantu agar target vaksinasi nasional 70 persen bisa tercapai.


"Dan kita harapkan, untuk pemerintah daerah yang rendah vaksinasinya, diberikan bantuan secara khusus," ucapnya

Indikator


Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito pun mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap faktor yang dapat memicu penularan Covid-19.


Wiku mengungkapkan setidaknya ada 4 indikator yang mempengaruhi dan memicu peningkatan penyebaran Covid-19. Pertama adalah mobilitas penduduk yang meningkat dan membutuhkan peningkatan skrining/testing Covid-19.


"Lalu juga cakupan vaksinasi yang penting dipastikan bahwa tiap daerah segera mencapai 70% vaksinasi dosis kedua," ujar Wiku dikutip dari situs resmi covid19.go.id, Senin (22/11).


Ketiga, tingkat kepatuhan protokol kesehatan. Dalam hal ini, masyarakat perlu terus disiplin dalam menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.


"Kemudian tingkat kepatuhan protokol kesehatan yang harus dijaga, karena 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun) adalah modal dasar dan utama dalam menghadapi pandemi Covid-19," katanya.


Dan terakhir adalah indikator angka reproduksi efektif (Rt).Dalam mencegah penularan Covid-19, angka Rt di suatu daerah perlu dipastikan tetap rendah.


"Selain itu, penting untuk memastikan angka reproduksi efektif tetap rendah, karena semakin kecil angka Rt di satu daerah berarti semakin rendah potensi penularan virus penyebab Covid-19," jelasnya.(detikcom/d)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com