BKKBN Temukan 110 Ribu Balita Stunting di DKI


147 view
BKKBN Temukan 110 Ribu Balita Stunting di DKI
(AP/Hani Mohammed)
Ilustrasi bayi kurang gizi 
Jakarta (SIB)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan sekitar 110 ribu anak di Jakarta mengalami stunting.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengatakan akan menelusuri penyebabnya.
"Saya akan cek ke Dinas Sosial dan lain-lain, penyebabnya apa," kata Heru, Rabu (25/1).
Rencananya, Heru akan mengumpulkan para pejabat eselon II dan instansi terkait untuk mencari solusi atas temuan BKKBN tersebut.
Meski begitu, dia mengatakan Pemprov DKI sudah membuat program Jakarta Sehat, Subsidi Pangan, dan Kartu Anak Jakarta sebagai program kesejahteraan rakyat.
"Pemprov DKI sudah banyak memberikan, ada kartu Jakarta Sehat, ada Subsidi Pangan, Kartu Anak Jakarta, itu dimanfaatkan. Saya akan teliti kenapa bisa ada tengkes," ucap Heru.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta per September 2022, ada 494 ribu orang penduduk miskin di DKI Jakarta. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan Maret 2022, yang mencapai 502 ribu orang.
Adapun persentase jumlah penduduk miskin itu di Jakarta sudah menurun menjadi 4,61 persen dari total penduduk di Jakarta yang mencapai sekitar 10,6 juta orang.
Sebelumnya, BKKBN menyatakan anak-anak yang tumbuh di DKI Jakarta belum bisa dinyatakan bebas dari bahaya tengkes (stunting). BKKBN masih menemukan kasus stunting di Ibu Kota.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan setidaknya ada sekitar 790 ribu balita di Jakarta. Namun angka prevalensi kasus tengkes sampai saat ini masih menyentuh 14 persen atau sekitar 110 ribu balita.
"Bisa dibayangkan kalau stunting-nya 14 persen. Berarti masih ada sekitar 110 ribu balita stunting di DKI Jakarta. Wajar kalau di Pejaten masih ada 19 anak gizi buruk," kata Hasto di Jakarta, Kamis (12/1).
Sebanyak 19 anak dinyatakan menderita gizi buruk dan punya penyakit penyerta itu berada di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penemuan tersebut diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan puskesmas di Pejaten Barat pada September 2022.
BKKBN mengungkapkan Provinsi Bali menjadi daerah dengan kasus tengkes paling rendah di Indonesia, kemudian disusul DKI Jakarta menjadi daerah kedua dengan angka prevalensi rendah. (detikcom/a)
Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com