Minggu, 19 Januari 2025

Imbas Perang Iran-Israel, Rupiah Tembus Rp 16.000

Redaksi - Rabu, 17 April 2024 09:46 WIB
565 view
Imbas Perang Iran-Israel, Rupiah Tembus Rp 16.000
Foto: Ist/harianSIB.com
Ilustrasi. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (16/4/2024) dibuka 'meriang' usai libur Lebaran 2024 akibat konflik Iran dan Israel.
Jakarta (SIB)
Dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami penguatan terhadap rupiah. Nilai tukar dolar AS sempat tembus Rp 16.200 pada Selasa (16/4).
Dikutip dari Google Finance, Selasa (16/4) dolar AS sempat tembus Rp 16.229. Angka itu terjadi ketika pukul 02.26 UTC Kemudian menurun saat ini tercatat berada di level Rp 16.166.
Kemudian dikutip dari RTI, dolar AS naik 60 poin atau 0,37% menjadi Rp 16.143. Dolar AS sendiri dibuka pada level Rp 15.839, harga tertinggi Rp 16.189 dan terendah Rp 15.839.
Sedangkan dikutip dari Reuters, berada pada level Rp 16.160 atau naik 73,1 poin (0.45%). Pergerakan hari ini pada kisaran Rp 15.850 sampai Rp 16.200.
Sebagai informasi, rupiah keok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan, Selasa (16/4). Saat pembukaan nilai tukar sentuh level Rp 16.000-an, tepatnya Rp 16.169 yang merupakan rekor sejak Maret 2020.
Terkait hal itu, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan terdapat perkembangan di global yang membuat pelemahan rupiah pasca libur Lebaran. Salah satunya yakni memanasnya konflik Iran-Israel.
“Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar. Selain itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh memanasnya konflik di timur tengah khususnya konflik Iran-Israel,” kata Edi dalam keterangannya, Selasa (16/4).



Intervensi Pasar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara soal melemahnya nilai tukar Rupiah ke level Rp 16.000 lebih. Pelemahan ini terjadi di tengah memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah setelah Iran dan Israel saling serang.
Perry menyatakan, Bank Indonesia akan melakukan intervensi secara pembelian tunai ataupun non delivery forward.
“BI selalu ada di pasar dan kami akan memastikan nilai tukar akan terjaga. Kita lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward,” ungkap Perry di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).
Selanjutnya, pihaknya akan tetap menjaga koordinasi dengan pemerintah sebagai pengelola fiskal. Dia kembali menegaskan Bank Indonesia akan melakukan langkah stabilisasi nilai tukar.
“Kami jajakkan koordinasi dengan pemerintah dengan fiskal bagaimana jaga moneter dan fiskal. Kami pastikan kami di pasar untuk melakukan langkah stabilisasi,” kata Perry.
Dolar AS Selasa (16/4) memang kompak menguat terhadap mata uang lainnya. Seperti pada Dolar Australia yang menguat 2,51%, terhadap Euro menguat 2,11%, terhadap Poundsterling menguat 1,69%, terhadap Yuan menguat 0,2%, terhadap Yen menguat 1,79%, dan terhadap Dolar Singapura, menguat 1,31%.


Baca Juga:


Lebih Baik
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara terkait melemahnya Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Airlangga mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah lebih baik dibandingkan dengan beberapa mata uang negara lain, di antaranya Malaysia dan China. Banyak negara yang diklaim lebih terdampak.
“Terkait indeks Rupiah, kita lihat kalau kita bandingkan dengan berbagai negara lain, relatif tentunya kita sedikit lebih baik dari Malaysia juga China,” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).
Airlangga mengakui pelemahan kurs Rupiah lebih dalam dibandingkan won Korea Selatan (Korsel) dan baht Thailand.
“Yang lebih baik dari kita salah satunya Korsel dan Thailand. Jadi kita tidak yang terdampak tinggi, tapi banyak negara yang lebih terdampak dari kita karena fundamental ekonomi kita relatif baik,” ucapnya. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru