Jakarta (SIB)
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Yusmada Faizal mengatakan, kawasan Muara Baru, Jakarta Utara akan tenggelam sedalam 4,6 meter. Hal itu terjadi apabila pemerintah diam tanpa melakukan pencegahan banjir rob.
"Soal kedalaman, ini di Muara Baru tahun 2020 itu sudah minus 1 meter dibawah permukaan air laut. Kalau tidak melakukan sesuatu bisa jadi Muara Baru 2050 berada minus 4,6 meter dibawah permukaan air laut. Inilah ancaman itu kalau kita tidak melakukan sesuatu," kata Yusmada dalam webinar 'Jakarta the Sinking City?' , Minggu (5/9).
Yusmada melanjutkan, wilayah yang tenggelam tidak hanya kawasan Muara Baru, melainkan tujuh kawasan lainnya di pesisir Utara Jakarta juga mendapat ancaman yang sama yaitu tenggelam di tahun 2020 karena dibawah permukaan air laut.
"Kamal Muara diprediksi 3 meter dibawah permukaan air laut, Tanjunganom 2,10 meter, Pluit 4,35 meter, Gunung Sahari 2,90 meter, Ancol 1,70 meter, Marunda 1,30 meter dan Cilincing 1 meter," terangnya.
Adapun upaya pengendalian banjir rob di pesisir Utara Jakarta telah dimulai dengan penataan tanah timbul yang ada di sepanjang pesisir.
"Terus penataan kawasan mangrove pantai publik dan pembangunan deselerasi air sebagai subtitusi penyedotan air tanah," tuturnya.
Lebih lanjut, Dinas SDA telah berupaya membangun tanggul pantai sebagai bentuk mitigasi kenaikan muka air laut. Selain itu, Yusmada juga mengatakan sistem polder menjadi pilihan guna membuang air yang tergenang di permukaan yang berada di bawah permukaan air laut.
"Dan (upaya) non struktural sistem peringatan dini, kita berharap benar-benar penurunan tanah ini bisa terkontrol dengan cepat dengan akurat sehingga bisa membuat kebijakan-kebijakan yang lebih akurat," pungkasnya. (Okz/d)