Jalan Menuju Lima Desa di Lau Garut Mardinding Karo Sejak Zaman Batu “Hancur-lebur”

* Bupati Karo Didesak Segera Mengaspal Jalan untuk Hindari Terisolirnya Lima Desa

250 view
Jalan Menuju Lima Desa di Lau Garut Mardinding Karo Sejak Zaman Batu “Hancur-lebur”
Foto: Ist/harianSIB.com
Salmon Sumihar Sagala

Medan (SIB)

Anggota Komisi A DPRD Sumut Salmon Sumihar Sagala menemukan, jalan menuju lima desa di Lau Garut (Kampung Baru, Pintu Angin, Desa Simpang Telu, Banjar Silaban dan Desa Lau Garut) Kecamatan Mardinding Karo, sejak "zaman batu" tetap dalam kondisi hancur lebur, sehingga sangat menyulitkan warga memasarkan hasil pertaniannya ke ibukota kecamatan.

"Sejak zaman batu atau Indonesia belum merdeka hingga Indonesia Merdeka saat ini, infrastruktur jalan di lima desa (Kampung Baru, Pintu Angin, Desa Simpang Telu, Banjar Silaban menuju Desa Lau Garut) tetap dalam kondisi hancur," kata Salmon Sumihar Sagala kepada wartawan, Kamis (21/9) melalui telepon saat melintas di lima desa tersebut.

Yang paling parah, tambah anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, infrastruktur jalan menuju lima desa yang melintasi areal perkebunan warga tersebut, penuh lubang dan batu-batu berserakan. Jika hujan turun, jalan banjir dan berlumpur tidak bisa dilintasi kendaraan biasa, tapi harus Jeep gardan dua.

TERISOLIR

Menurut mantan anggota DPRD Karo ini, masyarakat sudah berulang-kali menyampaikan keluhannya kepada Pemkab Karo, tapi hingga kini belum ada realisasi, sehingga desa penghasil jagung, kemiri, sawit dan buah-buahan ini tetap mengalami kesulitan saat memasarkan hasil pertanian.

"Untuk ongkos pupuk saja dari Kecamatan Mardinding ke lima desa tersebut, masyarakat sering kewalahan, selain ongkosnya mahal, kendaraan yang masuk juga tertentu," kata Salmon Sagala seraya berharap agar aspirasi masyarakat segera disahuti Bupati Karo Cory Br Sebayang, dengan secepatnya melakukan pengaspalan, demi menghindari terisolirnya lima desa tersebut.

Ditambahkan Salmon, selain infrastruktur jalan mengalami kehancuran, lima desa yang berada di bawah pegunungan tersebut juga mengalami keterisoliran jaringan telekomunikasi maupun internet, sehingga sangat menyulitkan pelajar melaksanakan tugas atau kegiatan proses belajar-mengajar menggunakan jaringan internet.

Menurut Salmon, terisolirnya jaringan telekomunikasi ini, sangat berdampak pada berbagai lini, terutama informasi, pendidikan hingga teknologi, sehingga Pemkab Karo perlu gerak cepat membangun jaringan, agar masyarakat bisa menikmati informasi dengan lancar dan para pelajar juga bisa mengerjakan tugas-tugas pendidikannya.(A4/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com