Binjai (SIB)
Jemaat Gereja Mawar Sharon (GMS) di Kelurahan Setia, Kota Binjai, dibubarkan paksa oleh masyarakat saat tengah beribadah. Usai insiden tersebut, jemaat gereja tetap beribadah di tempat yang sama dengan pengawalan dari polisi.
Pdt Janes Q Padang yang merupakan perwakilan Kristen di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Binjai mengatakan, peristiwa pembubaran paksa itu terjadi pada 19 Mei 2023. Saat itu puluhan warga lingkungan 1 datang berunjuk rasa saat jemaat GMS sedang beribadah.
Saat warga unjuk rasa, Janes dipanggil oleh pihak Kesbangpol Binjai untuk datang ke lokasi. Saat itu, warga mempersoalkan tentang keputusan bersama menteri mengenai rumah ibadah.
"Kebetulan kita dipanggil oleh Kesbangpol Binjai, ada pihak kepolisian, ada lurah, jadi ketika kita di sana utamanya tuntutan mereka kenapa tidak sesuai dengan keputusan bersama menteri 90 pengguna 60 tanda tangan lingkungan," kata Pdt Janes Q Padang dilansir detikSumut, Kamis (1/6).
Jemaat GMS juga tetap melaksanakan ibadah di lokasi yang didemo oleh warga sekitar. Selama ibadah, kepolisian menjaga lokasi tersebut.
"Tetap di situ (beribadah pasca kejadian), sejauh ini kita dengar pihak kepolisian mengamankan biar tidak ada keributan," tutupnya.
DEMO
Terpisah, kurang lebih seratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam (AUI) Kota Medan, menggelar aksi unjuk rasa damai di Jalan Marelan Raya, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, persisnya di sekitar areal pintu utama keluar masuk, Mall Suzuya Marelan, Jumat sore (2/6).
Dalam kegiatan tersebut, pengunjukrasa menolak salah satu ruangan di Suzuya Marelan dijadikan sebagai tempat kebaktian Gereja Elim Kristen Indonesia (GEKI).
Selain itu, sejumlah perwakilan pengunjukrasa di antaranya Ustad Nur Suyanto dalam orasinya menuntut agar pihak pengelola kembali memfungsikan Suzuya Marelan sebagai pusat perbelanjaan dan permainan.
Dalam pernyataan sikapnya, pihak pengunjukrasa juga meminta Pemko Medan untuk mengakomodir jemaat GEKI untuk dapat beribadah dengan tenang di tempat mereka yakni Jalan Platina Raya atau pada tempat lain, bukan di tengah komunitas umat Islam.
Meski sempat menimbulkan gangguan arus lalu lintas, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung tertib dan aman, dengan pengawalan petugas kepolisian, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpo PP), dipimpin langsung Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Josua Tampubolon SH MH.
Setelah melakukan aksi kurang lebih selama satu jam, para pengunjukrasa membubarkan diri dengan tertib sekira pukul 15.10 WIB.
Sementara itu, pihak pengelola Suzuya Marelan, Agus W yang berulang kali dihubungi wartawan melalui telepon selulernya belum bersedia dikonfirmasi wartawan terkait tuntutan para pengunjuk rasa.(detikcom/A6/c)