Jokowi Minta Panglima TNI-Kepala BNPB Tangani Bencana di NTT dan NTB

* Korban Tewas Bertambah Jadi 68 Orang

350 view
Jokowi Minta Panglima TNI-Kepala BNPB Tangani Bencana di NTT dan NTB
(Istimewa)
Presiden Jokowi.

Jakarta (SIB)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mendapat laporan perihal bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Jokowi pun menyampaikan duka citanya kepada korban.


"Saya saya telah mendapatkan laporan dari kepala BNPB adanya bencana banjir bandang dan juga longsor yang terjadi di provinsi Nusa tenggara Timur dan provinsi Nusa Tenggara Barat. Pertama-tama atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut," kata Jokowi dalam keterangannya melalui kanal YouTube Setpres, Senin (5/4).


Jokowi mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan evakuasi dan penanganan terhadap korban. Selain itu, juga untuk segera menangani dampak akibat bencana tersebut.


"Saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini.

Untuk itu saya telah memerintahkan kepada Kepala BNPB, pada Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan secara cepat evakuasi dan penanganan korban bencana serta penanganannya dampak bencana," tutur dia.


Jokowi meminta agar penanganan bencana di NTT dan NTB dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik. Terutama terkait pelayanan kesehatan dan ketersediaan logistik untuk pengungsi.


"Saya minta agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik, seperti bantuan pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar bagi para pengungsi. Serta juga perbaikan infrastruktur," kata Jokowi.


BERTAMBAH

Bencana banjir, tanah longsor, hingga gelombang tinggi di NTT menyebabkan puluhan jiwa menjadi korban. Korban meninggal berasal dari empat kabupaten. Data terbaru, jumlah korban meninggal bertambah jadi 68 orang.


"Korban jiwa masih dalam pendataan. Sebanyak 68 orang meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan BNPB Raditya. Ke- 68 orang meninggal itu terdiri atas 44 orang di Kabupaten Flores Timur, 11 orang di Kabupaten Lembata, 2 orang di Kabupaten Ende, dan 11 orang di Kabupaten Alor. Sementara itu, 15 orang mengalami luka-luka dengan rincian 9 di Flores Timur, 1 di Kabupaten Ngada, dan 5 di Kabupaten Alor.


Selain itu, dilaporkan ada 70 orang hilang, yang terdiri atas 26 orang di Flores Timur, 16 orang di Kabupaten Lembata, dan 28 orang di Kabupaten Alor. BNPB mencatat ada 938 keluarga atau 2.655 jiwa terdampak akibat bencana.


Kapal motor penumpang (KMP) Jatra 1 juga tenggelam saat terjadi cuaca ekstrem di Pelabuhan Bolok, Kupang. Kapal tersebut diduga tenggelam akibat mengalami kebocoran pada bagian lambung.


"Terjadi kebocoran pada lambung kanan kapal sehingga masuknya air laut ke dalam mesin KMP Jatra 1 dan mengakibatkan KMP Jatra 1 tenggelam," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto dalam keterangannya.


KMP Jatra 1 tenggelam di Pelabuhan Bolok sekitar pukul 06.40 Wita. Sebelum kapal besar itu tenggelam, kru kapal telah mengamankan diri.


Kerahkan KRI

Sementara itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memerintahkan pengerahan kapal perang KRI 0WA-354 ke wilayah banjir di NTT. Selain itu, Hadi mengirim pesawat Hercules C-130.


Hadi menjelaskan, KRI OWA-354 akan membawa bantuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sementara pesawat akan membawa personel dan bantuan lainnya.


"Pagi hari ini sudah saya perintahkan KRI OWA-354 membawa bantuan dari Kemenkes ke NTT. Untuk armada pesawat terbang C-130 Herkules dan helikopter siap digerakan untuk membawa personel dan bahan bantuan," tutur Hadi.


Hadi menegaskan, selain ke NTT, TNI akan mengirimkan bantuan ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Hadi menuturkan bantuan yang dibawa armada-armada TNI berasal dari Kemenkes dan Kementerian Sosial.


"Kita optimalkan. Kita kerahkan untuk NTT dan NTB. Bantuannya dari Kemensos dan Kemenkes," ucap Hadi.


Sedangkan perjalanan Kepala BNPB Doni Monardo dan rombongan terhenti di Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, pada Senin siang. Penerbangan ke Bandar Udara Larantuka tak bisa dilaksanakan karena cuaca tidak memungkinkan.


"Kami dari BNPB semalam sudah merencanakan terbang kemari (Bandara Frans Seda, Maumere), ke Larantuka, tetapi dari penerbangan mengatakan tidak bisa karena cuaca sangat membahayakan sehingga baru bisa take off tadi pagi pukul 5," kata Doni Monardo dalam video yang diterima.


"Seharusnya sekarang akan terbang lari ke Larantuka setelah reviewing, namun cuaca di Larantuka tidak memungkinkan, sehingga kami putuskan untuk menggunakan rute jalur darat," kata dia.


Jalur darat yang akan ditempuh adalah dari Maumere menuju Larantuka hingga ke Adonara. Dalam penyeberangan menggunakan jalur laut, Doni dan rombongan akan menyesuaikan dengan kondisi cuaca. (detikcom/c)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Hariansib.com edisi cetak
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com