* Di RI Bertambah 8.077, Kantor Kemensos Lockdown 3 Hari

Kasus Baru Covid-19 di Sumut 28 Orang

* 90 Sekolah di DKI Ditutup

322 view
Kasus Baru Covid-19 di Sumut 28 Orang
(ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Ilustrasi pasien Corona.

Medan (SIB)

Kasus harian Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kembali bertambah. Kasus baru pada 27 Januari 2022, tercatat 28 orang, sembuh satu orang dan meninggal nihil.


Kasus sehari sebelumnya 26 orang, sembuh tiga orang dan meninggal nihil. Sementara, total kasus corona di Sumut mencapai 106.291 orang, angka kesembuhan 103.235 orang, meninggal 2.899 orang.


Jumlah tersebut dilansir dari laporan media harian Covid-19 Kemenkes, Kamis (27/1). Kemudian, Sumut berada di posisi ketujuh sebagai daerah penyumbang kasus harian Covid-19 di Indonesia.


Posisi pertama diraih DKI Jakarta sebanyak 4.149 kasus, Jawa Barat posisi kedua sebanyak 1.744 kasus, Banten posisi ketiga sebanyak 1.291 kasus.


Jawa Timur posisi keempat sebanyak 255 kasus, Bali posisi kelima sebanyak 212 kasus, Jawa Tengah posisi keenam sebanyak 136 kasus.


Selanjutnya, Kalimantan Timur posisi ketujuh sebanyak 30 kasus, Sumatera Utara posisi kedelapan sebanyak 28 kasus.


Sementara itu, dua warga, Jalan Karya Jaya, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, positif Covid-19. Namun diduga, keduanya positif varian Omicron.


"Positif Covid-19 benar. Namun apakah Omicron atau tidak, belum tahu. Kan harus diuji lagi di laboratorium," kata Camat Medan Johor, Chandra Dalimunthe, Kamis (27/1).


Ia mengatakan, pada tanggal 26 Januari 2022, kedua warga yang merupakan pasangan suami isteri itu melakukab tes PCR. Hasilnya, pada hari itu juga, mereka dinyatakan positif Covid-19.


Saat ini, kedua warga Medan Johor itu diisolasi di RS Malahayati. Sementara, anak dan menantu mereka, lanjut camat, sudah dilakukan tracing.


Ia mengatakan hasil keduanya negatif. "Jadi, saat ini hanya ada dua saja yang positif, suami dan isteri yang tadi," pungkasnya.


Ia mengatakan, untuk hasil lebih lanjut Dinas Kesehatan Medan yang akan melakukan pemeriksaan selanjutnya serta mengetahui hasil laboratoriumnya nanti.


Bertambah

Terpisah, pemerintah pusat juga melaporkan tambahan kasus Corona kemarin sebanyak 8.077 kasus positif. Provinsi yang melaporkan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta dengan sumbangan 4.149 kasus.


Data penambahan kasus Corona ini dipublikasikan Humas BNPB, Kamis (27/1).


Adanya penambahan kasus baru sebanyak 8.077, sehingga total kasus positif Corona di Indonesia hingga kemarin sebanyak 4.309.270.


Pemerintah juga melaporkan pasien yang sembuh dari Corona dalam 24 jam terakhir sebanyak 1.643. Dengan demikian, total pasien Corona yang sembuh di Indonesia menjadi 4.129.305.


Ada pula penambahan kasus kematian akibat Corona sebanyak 7 kasus, sehingga total kasus kematian akibat Corona menjadi 144.261.


Dilihat berdasarkan sebaran kasus per provinsi, DKI Jakarta menyumbang kasus terbanyak dengan 4.149 kasus. Lalu diikuti Jawa Barat sebanyak 1.744 kasus dan Banten dengan 1.291 kasus.


Lockdown

Sementara itu, Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) di Salemba, Jakarta Pusat, ditutup tiga hari karena kasus virus Corona (Covid-19). Ada 60 pegawai yang positif Corona setelah menjalani tes PCR.


"Hasilnya 60 pegawai di Kemensos Pusat dinyatakan positif Covid-19. Seluruh pegawai di lingkungan Kemensos menjalani tes PCR, yang positif diberikan layanan kesehatan dan ruangan isolasi dengan pengawasan dokter dan tenaga kesehatan," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam keterangan pers tertulis, Kamis (27/1).


Risma menerangkan, kantor Kemensos akan dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan tanpa terkecuali. Kata Risma, pegawai Kemensos sementara ini bekerja di rumah terhitung mulai hari ini hingga Senin (31/1) mendatang.


"Untuk memastikan lingkungan kantor steril dari virus, dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan.

Penyemprotan dilakukan juga pada permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu, meja kursi, dan ramp tangga," ungkapnya.


"Selanjutnya dilakukan pengaturan hari kerja pegawai untuk bekerja di rumah mulai Kamis (27/2) hingga Senin (31/1)," tuturnya.


Risma menyatakan, meskipun ada pembatasan, tak menyurutkan Kemensos untuk melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Risma mengatakan pelaksanaan bantuan sosial akan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.


Pertimbangkan

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 meminta perkantoran nonesensial mempertimbangkan penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Satgas juga meminta masyarakat menahan diri untuk tak berkerumun.


"Mohon kepada perkantoran nonesensial dapat mempertimbangkan untuk menerapkan WFH kembali, sebagai bentuk antisipasi terus meningkatnya kasus Covid-19," kata juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers virtual, Kamis (27/1).


Wiku menekankan ancaman Covid-19 masih nyata. Dia meminta setiap masyarakat melakukan proteksi terhadap diri sendiri agar terhindar dari virus Corona.


"Saya ingin kembali menekankan Covid-19 adalah nyata dan masih ada di sekitar kita. Selama status pandemi belum berubah menjadi endemi, kita harus tetap waspada dan menerapkan proteksi penuh terhadap diri kita," kata dia.


Penyebaran virus Covid-19, kata Wiku, tidak pandang bulu. Covid-19 ini bisa menginfeksi siapa saja.


"Covid-19 tidak pandang bulu dan bisa menginfeksi siapa saja. Terlebih risikonya menjadi lebih besar kepada tenaga kesehatan yang bekerja langsung menangani pasien Covid serta pekerja pada sektor esensial yang bekerja di divisi penanganan Covid-19," tutur dia.


"Pun juga bagi mereka akibat tuntutan situasi maupun profesi memiliki intensitas mobilitas dan interaksi yang tinggi," lanjutnya.


Lebih lanjut Wiku juga meminta kepada masyarakat untuk menggunakan masker yang benar. Dia meminta warga menahan diri agar tak pergi ke tempat yang berkerumun.


"Pada masyarakat, penggunaan masker yang benar, pergi ke tempat kerumunan menjadi hal-hal kecil yang penting untuk ditahan, untuk tidak pergi ke kerumunan menjadi hal yang penting untuk membantu agar kasus segera turun," jelasnya.


PPKM

Sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta dilaporkan ditutup sementara imbas temuan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menjelaskan alasan masih diberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jakarta.


"Nah, untuk PTM itu kita memang sudah punya aturan-aturan, sehingga aturan itu sudah bisa diterapkan sesuai dengan levelnya, level satu, level dua, itu seperti itu, ya. Kemudian kalau naik, ke level tiga," kata Ma'ruf kepada wartawan di Great Western Resort, Tangerang, Banten, Kamis (27/1).


Ma'ruf kemudian menjelaskan kriteria sekolah yang akan ditutup sementara jika ditemukan kasus Corona. Kriteria itu adalah sebanyak 5 persen warga di lingkungan sekolah positif Corona.


"Kemudian jika terjadi yang terkena kalau sudah mencapai di atas 5 eprsen, itu ditutup. Karena itu, maka terjadi, walaupun PTM itu masih 100 persen, ketika dia sudah melampaui, nah itu," katanya.


Pengurangan kapasitas PTM di DKI Jakarta, kata Ma'ruf, akan terjadi jika PPKM naik ke level 3. Saat ini, diketahui DKI Jakarta masih menerapkan PPKM level 2.


"Nah, nanti kalau levelnya sudah bisa naik mungkin bukan 100 persen, tapi 50 persen, itu sudah automatically. Jadi sudah ada aturan-aturannya sehingga semua sudah disiapkan. Kalau (level PPKM) naik, dia turun (kapasitas PTM), kalau ada kenaikan di masing-masing sekolah, per sekolah itu 5 persen ke atas dilakukan penutupan. Jadi sudah ada aturannya," tutur dia.


Untuk diketahui, sekolah yang ditutup akibat kasus Covid-19 bertambah. Setidaknya ada 120 siswa positif Covid-19 sehingga 90 sekolah ditutup sementara.


"Total jumlah sekolah yang ditemukan kasus positif 90 sekolah," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam keterangan tertulis, Rabu (26/1).


Adapun data ini merupakan cut off per 22 Januari 2022. Durasi penutupan sekolah pun beragam, yakni 5-14 hari. Saat ini sekitar 80 sekolah sudah diizinkan buka kembali.


PTM Turun

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bicara soal nasib PTM di tengah lonjakan kasus Corona di Indonesia. Dia mengatakan, PTM dilakukan sesuai dengan level PPKM masing-masing daerah.


"Misalnya kalau level PPKM-nya itu naik, otomatis jumlah yang ikut PTM itu turun jadi 50%, seingat saya. Kalau level PPKM naik lagi harus 100% from home," ucap Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/1).


Dia mengatakan kebijakan PTM berubah tergantung level PPKM tiap daerah. Budi mengatakan pelaksanaan PTM 100% berada di bawah komando Kemendikbudristek.


"Kebijakan ini berubah tergantung levelnya. Begitu levelnya itu memburuk, otomatis dia turun ke 50%, memburuk lagi, dia 0%," tuturnya. (S6/detikcom/c)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com