Kasus Covid-19 di Sumut 31.105, Medan-Deliserdang Sumbang 4 Meninggal

* Satgas Lakukan Pemeriksaan 3T Sampai 3 Ribu Orang Setiap Hari

294 view
Kasus Covid-19 di Sumut 31.105, Medan-Deliserdang Sumbang 4 Meninggal
Foto Dok/Leo Bukit
dr Aris Yudhariansyah MM

Medan (SIB)

Kasus penyebaran Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kembali bertambah. Kasus baru, Jumat, 21 Mei 2021, bertambah 97 orang, sembuh bertambah 109 orang dan mirisnya meninggal bertambah 4 orang.


"Total kasus Covid-19 mencapai 31.105 orang, sembuh 27.707 orang dan meninggal 1.017 orang," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah MM, Jumat (21/5).


Ia menyebutkan kasus baru didapatkan dari Medan 33 orang, Deliserdang 23 orang, Simalungun 15 orang, Karo 13 orang, Tapanuli Utara dan Mandailing Natal masing-masing 4 orang, Dairi 3 orang, Padangsidimpuan 2 orang.


Kemudian, angka kesembuhan dari Deliserdang 46 orang, Karo 37 orang, dan Medan 26 orang. Kasus meninggal didapatkan dari Deliserdang 3 orang dan Medan 1 orang.


"Kasus suspek 1.101 orang setelah bertambah 12 orang. Sedangkan, pasien Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit se Sumut mulai menurun," ungkapnya.


Ia mengatakan pasien per 21 Mei 2021, mencapai 1.237 orang, sehari sebelumnya 1.247 orang. "Pasien positif dirawat sebanyak 948 orang, suspek 289 orang dan isolasi mandiri 1.433 orang," tambahnya.


Ia menyampaikan kasus Covid-19 di Medan mencapai 16.115 orang setelah bertambah 26 orang, angka kesembuhan 14.794 orang setelah bertambah 26 orang, meninggal 485 orang setelah bertambah 1 orang.


"Kasus di Deliserdang mencapai 4.796 orang setelah bertambah 23 orang, angka kesembuhan 4.000 orang setelah bertambah 46 orang, meninggal 164 orang setelah bertambah 3 orang," ungkapnya.


Sementara itu, Satuan tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut melakukan 3 testing (3T) atau pemeriksaan sampai 3.000 orang setiap harinya.


Aris mengatakan 3T tersebut dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19. 3T yaitu dengan bersedia melakukan testing atau pengecekan kesehatan melalui rapid test dan tes swab jika diperlukan.


"Kemudian, membuka diri terhadap proses tracing atau penelusuran kontak kasus positif, serta segera menjalani treatment atau perawatan dengan benar apabila merasakan gejala Covid-19," katanya di Kantor Dinas Kesehatan Sumut.


Proses 3T penting untuk memutus rantai penularan Covid-19. Dengan 3T, orang yang tertular Covid-19, baik mengalami gejala maupun tidak, bisa segera diisolasi. Lalu, perawatan akan dilakukan apabila seseorang positif Covid-19.


Bila ditemukan tidak ada gejala, maka harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah. "Jika orang tersebut menunjukkan gejala, maka para petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah," imbuhnya.


Apalagi, kata Aris, saat ini, banyaknya TKI yang masuk ke Sumut, per harinya bisa sampai ratusan. "Jadi, itu saja yang kita lakukan testing sudah banyak juga di tempat-tempat lain seperti tempat keramaian, tetap ada pengambilan swab masal jadi angkanya ada di rata rata 2000-3000 per hari," jelasnya.


Dari hasil itu, lanjutnya, yang tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri, yang memiliki gejala didorong ke rumah sakit. Hal itu juga menyebabkan angka Bed Okupansi Ratr (BOR) di beberapa rumah sakit jadi naik karena tingginya testing yang dilakukan.


Begitupun, kata Aris lagi, sekarang ini pihaknya tetap fokus tetap di 3T, tapi ada beberapa titik-titik entri poin yang dijadikan prioritas. Pertama testing, kedua dengan situasi sekarang ini sebagai implementasi testing untuk yang bergejala harus ditreat, rumah sakit sudah disiapkan. "Dari 89 RS se Sumut yang merawat pasien terpapar dari Covid-19, BOR kita 60.89 persen saat ini" ucapnya.


Ia juga menyampaikan mengenai penambahan perawat. "Penambahan perawat sudah jelas, sesuai instruksi Gubsu setiap RS wajib memiliki 30 persen ruang isolasi dari jumlah bed yang ada. Tentu itu berefek pada kekurangan SDM. Tapi SDM kita sampai sekarang masih cukup. Kita kan salah satu provinsi yang paling banyak menghasilkan SDM kesehatan, baik dokter, perawat, dan nakes lain," tutupnya. (SS6/d)

Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com