Komisi I DPR Minta RI Tak Tergesa-gesa Tentukan Sikap ke Taliban


416 view
Komisi I DPR Minta RI Tak Tergesa-gesa Tentukan Sikap ke Taliban
(Foto: Grandyos Zafna)
Meutya Hafid 

Jakarta (SIB)

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mempertimbangkan banyak hal sebelum RI menentukan sikap terhadap Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan. Memutuskan sikap politik, kata Meutya perlu waktu dan kematangan diplomasi.


"Kemlu perlu mengambil waktu dan berfikir matang-matang terkait dinamika di Afghanistan, sebelum memutuskan apapun di luar hal-hal kemanusiaan," kata Meutya kepada wartawan, Sabtu (21/8).


Meutya mengatakan butuh kematangan diplomasi mengenai sikap RI terhadap Afghanistan yang dikuasai Taliban. Komisi I meminta Kemlu mempertimbangkan berbagai aspek.


"Ya, keputusan politik terkait posisi di Afghanistan perlu waktu dan kematangan diplomasi. prinsipnya komisi 1 meminta Kemlu menimbang berbagai aspek terlebih dahulu,” katanya.


Tak Tergesa-gesa

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Golkar, Dave Laksono meminta pemerintah tak tergesa-gesa untuk mengakui Taliban. Sebab pemerintahan Afghanistan sebelumnya masih ada.


"Sebaiknya menunggu dulu, jangan tergesa-gesa mengakui, dikarenakan pemerintah sebelumnya masih ada. Walaupun defacto sudah tidak berkuasa," kata Dave saat dihubungi terpisah.


Selain itu, Dave juga merespons langkah Kemlu dan TNI AU yang mengevakuasi WNI yang ada di Afghanistan. Dave menyebut evakuasi perlu dilakukan karena masalah keamanan di Afghanistan.


"Tentunya ini sudah direncanakan sejak awal tentara AS menarik mundur, mengingat betapa rapuhnya keamanan dan pemerintah Afghanistan sebelumnya," jelasnya.


Menurut Dave, Kemlu sengaja tak melibatkan pemberitaan saat melakukan perencanaan evakuasi. Sebab situasi yang tidak kondusif di Afghanistan usai Taliban berkuasa.


"Dan dilakukan tanpa melibatkan pemberitaan dikarenakan situasi yang bahaya di sana," tutur Dave.


Respons Kemlu

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia berharap agar perdamaian dan stabilitas di Afghanistan dapat tercipta. Indonesia berharap kaum perempuan di Afghanistan dihormati hak-haknya.


"Sebagai penutup, dapat saya sampaikan bahwa Indonesia terus berharap agar perdamaian dan stabilitas dapat tercipta di Afghanistan," kata Retno dalam konferensi persnya di akun YouTube MoFA Indonesia, Sabtu (21/8).


Retno mewakili Indonesia berharap agar Afghanistan bisa bebas konflik melalui 'Afghan-Led' dan 'Afghan-Owned'. Hal itu, menurutnya, demi kebaikan rakyat Afghanistan.


"Indonesia juga berharap agar kaum perempuan Afghanistan dihormati hak-haknya. Dan Indonesia terus berkomitmen untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan, terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan," katanya. (detikcom/a)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com