Ma'ruf Amin Tegaskan Pembakaran Al-Quran Bukan Kebebasan Berekspresi

* Menag Kutuk Pembakaran Al-Quran: Itu Jelas Teror

207 view
Ma'ruf Amin Tegaskan Pembakaran Al-Quran Bukan Kebebasan Berekspresi
Grandyos Zafna
Wapres Ma'ruf Amin 
Jakarta (SIB)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan peristiwa pembakaran dan penyobekan Al-Quran seperti di Swedia dan Belanda, bukan merupakan bentuk kebebasan berekspresi. Dia mengatakan bahwa aksi ini tidak mempedulikan orang lain.
"Jadi, saya kira ini tidak betul kalau ini merupakan kebebasan berekspresi, kemudian orang boleh seenaknya tanpa memedulikan hak orang lain, pihak lain," kata Ma'ruf Amin di Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (26/1).
Ma'ruf mengatakan Pemerintah Indonesia mengambil sikap untuk meredam konflik, dengan memanggil duta besar kedua negara tersebut guna mencegah masalah menjadi lebih luas.
"Indonesia selalu mengambil sikap untuk meredam yang namanya terjadi potensi konflik. Ini Pemerintah sudah membuat nota diplomatik tentang peristiwa ini dan akan memanggil duta besarnya, karena memang peristiwa itu bisa memicu konflik," tegas Ma'ruf.
Apabila dua kejadian tersebut tidak segera diredam, katanya, maka dapat berpotensi untuk melebar atau bahkan terjadi konflik di berbagai negara lain.
"Oleh karena itu, ini yang tidak disadari, potensi ini bisa membawa sikap permusuhan. Apalagi itu tindakan, ucapan pun, seharusnya harus dijaga," tambahnya.
Guna menghindari konflik serupa, Ma'ruf Amin menyebut perlu adanya penerapan teologi kerukunan.
"Teologi kerukunan itu narasi-narasinya juga tidak boleh dalam menyampaikan paham keagamaan yang menimbulkan konflik, harus dijaga; bukan saja di negara kita, tapi juga di negara lain," jelasnya.
Ma'ruf Amin menyebut Pemerintah Indonesia sudah berusaha untuk menjaga agar tidak terjadi konflik dari sikap-sikap menodai agama apa pun.
"Kita cegah penodaan agama itu. Harus kita beri sanksi supaya tidak terjadi dan menimbulkan konflik," tegasnya.
Dia berharap kejadian seperti di Swedia dan Belanda itu tidak berdampak pada kerukunan masyarakat Indonesia.
"Kita ini bangsa paling toleran di dunia ini, dianggapnya. Karena itu, kita harap apa yang terjadi di Swedia atau Belanda tidak berpengaruh kepada kita. Artinya, kita sebagai bangsa sudah punya landasan, semangat, karakter yang kita bina selama ini sebagai bangsa toleran. Jangan sampai ada unsur-unsur intoleran masuk ke sini," ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Kutuk Keras
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengutuk keras aksi pembakaran dan penyobekan mushaf Al Quran di Swedia dan Belanda. Dia menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk teror yang mengancam harmoni umat beragama.
"Itu jelas teror dan tindakan ekstrem yang tidak bisa dibenarkan, dan bisa merusak harmoni umat beragama. Saya jelas mengutuk tindakan ekstrem semacam itu," katanya.
Rasmus Paludan, pemimpin partai Stram Kurs yang berhaluan ekstrem sayap kanan Denmark, melakukan aksi pembakaran Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023.
Sehari kemudian, aksi menyobek mushaf Al Quran dilakukan dalam demonstrasi anti-Turki di Den Haag, Belanda.
Menag menegaskan bahwa semua tindakan yang menghinakan simbol keagamaan, apalagi kitab suci, tidak bisa dibenarkan dengan dalih apapun, termasuk dalih kebebasan berekspresi.
"Silakan sampaikan aspirasi dan ekspresi, tapi jangan dengan perbuatan ekstrem, provokatif, apalagi sampai menghinakan simbol-simbol keagamaan dan kitab suci. Itu bisa mengganggu harmoni sosial dan memecah belah umat," katanya.
Dia menyampaikan bahwa semasa diberi amanah Presidensi G20 pada tahun 2022, Pemerintah Indonesia berusaha untuk membangun kebersamaan dengan moto "Pulih Bersama, Bangkit Lebih Kuat".
Moto tersebut, dia melanjutkan, mencakup pesan kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam memajukan dunia dan melakukan pemulihan pasca-pandemi Covid-19.
Aksi-aksi penghinaan terhadap simbol agama sebagaimana pembakaran dan penyobekan Al Quran, menurut dia, akan merusak upaya untuk mewujudkan kebersamaan dan kedamaian.
"Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan. Protes dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan itu semacam mencederai perasan dan merusak semangat kerukunan umat," kata dia.
Namun demikian, Yaqut mengimbau warga Muslim di Indonesia mengedepankan cara yang santun dan menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam dalam merespons aksi-aksi yang demikian.
"Umat wajar jika marah melihat kejadian ini. Namun, bentuk respons harus dalam koridor hukum dan dengan adab yang mulia," kata dia.
Menteri Agama juga mendorong para pemuka agama untuk bersama-sama berusaha mencegah dampak dari aksi tersebut meluas, antara lain dengan memberikan pencerahan kepada umat beragama mengenai upaya mewujudkan kehidupan beragama yang damai. (detikcom/a)
Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com

    wrong sql query