Mantan CEO Google Eric Schmidt Sebut AI Bahayakan Kehidupan Manusia


207 view
Mantan CEO Google Eric Schmidt Sebut AI Bahayakan Kehidupan Manusia
Net/harianSIB.com
Mantan CEO Google, Eric Schmidt
Jakarta (SIB)
Eric Schmidt menjadi salah satu tokoh teknologi yang juga menunjukkan kepeduliannya tentang bahaya kecerdasan buatan.
Mantan CEO Google ini menyoroti potensi penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
Dilansir Engadget, Jumat (26/5), Schmidt menyatakan bahwa AI memiliki “risiko eksistensial” yang mampu membuat banyak orang “terluka atau terbunuh”. Keterangan ini disampaikannya kepada para tamu yang hadir di CEO Council Summit The Wall Street Journal.
Meskipun ancaman tersebut belum terlalu terlihat sekarang, ia memperkirakan AI dapat membantu menemukan kelemahan keamanan perangkat lunak atau jenis biologi baru dalam waktu dekat.
"Maka dari itu, penting untuk memastikan sistem ini tidak 'disalahgunakan oleh orang jahat',” ungkapnya.
Sayangnya, saat ini Eric Schmidt belum menemukan solusi yang tegas untuk mengatur AI dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadapnya. Namun, ia bergabung dengan para tokoh terkenal yang menyarankan kehati-hatian dalam mengembangkan teknologi ini.
Schmidt juga berpartisipasi dalam Komisi Keamanan Nasional AI yang meninjau teknologi tersebut. Komisi ini menerbitkan laporan tahun 2021 yang menyatakan bahwa Amerika Serikat belum siap menghadapi dampak teknologi AI.
Karenanya, ia tidak yakin bahwa akan ada regulator khusus yang mengatur pendekatan AI di AS.
Sementara itu, sebelumnya pada bulan Maret, sejumlah pemimpin industri teknologi dan peneliti menandatangani surat terbuka yang meminta perusahaan untuk menghentikan eksperimen AI selama enam bulan.
Timbulkan Banyak Masalah
Gagasan yang juga disetujui Elon Musk dan Steve Wozniak ini bertujuan memberi waktu jeda pengembangan AI untuk memikirkan kembali implikasi keselamatan dan etika dari pekerjaan mereka.
Seiring dengan perkembangannya, saat ini AI sudah banyak menimbulkan berbagai masalah etika. Kini sekolah melarang penggunaan ChatGPT OpenAI untuk menghindari kecurangan, ketidakakuratan, misinformasi, dan akses ke data sensitif.
Bahkan, dalam waktu dekat teknologi ini dikhawatirkan akan menyebabkan otomatisasi besar-besaran yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan.
Beradaptasi
Kendati demikian, CEO Google saat ini, Sundar Pichai, telah memperingatKAN masyarakat untuk beradaptasi dengan AI.
Meski memiliki banyak resiko, tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan AI di berbagai aplikasi dan website telah banyak membantu aktivitas dan pekerjaan manusia.
Google pun mengembangkan penerapan teknologi ini di beberapa platform besutannya.
Pada Google I/O 2023, perusahaan mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan fitur berbasis AI yang hadir di sejumlah platformnya, termasuk Google Search, aplikasi Workspace seperti Docs dan Slide, serta alat Android seperti Photos dan Maps.
Meskipun banyak fitur AI masih dalam tahap percobaan, perusahaan berencana mendorong perilisan dalam beberapa bulan mendatang untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sekaligus mengejar ketertinggalan. (liputan6.com/r)
Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com