Medan (SIB)
Walaupun telah lama berkecimpung dalam dunia politik dan merasakan permasalahan kemasyarakatan, namun mengikuti pendidikan di Lemhamnas bagi Parlindungan Purba banyak hal yang baru diserapnya.
"Bersyukur kita hidup di Indonesia dengan berbagai suku dan tetap dalam bingkai NKRI. Ini yang saya rasakan setelah menjalani pendidikan selama 6 bulan (14 April-14 Oktober) di Lemhamnas," kata Parlindungan Purba yang baru mengakhiri pendidikan PPSA (Program Pendidikan Singkat Angkatan) ke-23 kepada harianSIB.com via telephone, Selasa (19/10/2021) dari Jakarta.
Dalam pendidikan Lemhamnas ini, kata mantan anggota DPD RI itu, kepada peserta ditunjukkan bagaimana sebenarnya Indonesia dalam 4 pilar kehidupan berbangsa yakni UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Juga dibahas tentang ketahanan nasional, ketatanegaraan, perkembangan ekononi, sosial dan politik. Dalam interaksi dengan peserta dari berbagai latar belakang seperti TNI, Polri, ASN, KPK, tokoh masyarakat dan lainnya dibahas bagaimana keputusan yang diambil dalam mengatasi masalah. Jadi yang dibahas itu bukan teori tapi kenyataan yang terjadi di lapangan. Bagaimana menjaga ketahanan nasional agar ketika "diserang" bisa bertahan dan penyerangnya terpental. Untuk ketahanan nasional, perlu ditunjukkan dalam sikap cinta tanah air, seperti tidak korupsi. Walau tidak turun ke lapangan langsung akibat pandemi Covid-19, dikatakan Parlindungan, berinteraksi dalam kelompok kecil dan terkadang Zoom dengan 60 peserta, namun terasa nyata karena yang dipaparkan adalah realita di lapangan.yang terjadi.
Menurut Parlindungan, dirinya semakin termotivasi, untuk ikut serta menjaga keutuhan bangsa dan menyosialisasikannya ke masyarakat. "Jangan jadi pemecah persatuan bangsa dengan menunjukkan ego kesukuan dan lainnya yang memicu terjadinya disintegrasi. Kita harus bersatu, memberdayakan aset negara Indonesia yang sangat kaya," katanya.
Menjadi peserta pendidikan di Lemhamnas menurut Parlindungan yang lulus dengan predikat sangat baik, juga menambah banyak jaringan yang bisa saling berkoordinasi. Salah satu yang langsung dirasakan manfaatnya adalah upaya pemulangan 10 nelayan dari Deliserdang, Sumatera Utara yang ditangkap pihak berwenang Malaysia. Berkoordinasi dengan pejabat terkait yang ikut pendidikan di Lemhamnas membuat upaya pemulangan nelayan lebih mudah.
"Selain menambah sahabat, kita juga bisa menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam mengatasi suatu masalah. Karena peserta pendidikan Lemhamnas ini bisa dari semua kalangan namun harus ada rekomendasi," kata Parlindungan yang masuk melalui jalur Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia).
Dalam kelompok Parlindungan yang beranggotakan 60 orang, dikatakannya terdiri dari Pati TNI, Polri, ASN yang eselon I dan tokoh masyarakat
Mereka juga membahas penanganan Covid dan sitem belajar daring dan tatap muka langsung.
Parlindungan juga merasa semakin ditempa selama mengikuti pendidikan karena harus disiplin dan mengerjakan sendiri beban tugas yang diberikan setiap hari. (SS2/a)